(Sumber Google.com)
Cahaya di depanmu samar-samar menafkahi malam. Bagaimana jika tubuhmu adalah kegelapan alam semesta.
Bintang-bintang tentu bertanya, kenal kah kamu? di sini, diatas sini dahulu butir-butir doa adalah napas dan jejak.
Jika cinta bagimu adalah mata
dan rindu bagimu adalah kecupan, Maka jagat raya akan terbahak-bahak dalam tawa yang muluk-muluk.
Tidak, lagi lagi tidak sanggah Pluto yang paling kecil. Jupiter si tua bangka setuju, katanya kita adalah pukul delapan malam saat Saturnus meminta maaf pada rasa yang mengurungnya dengan cincin.
Kau takut jadi jalan buntu seperti Venus melayang-layang kehilangan bulan.
Gundah memang selalu bising, tiba-tiba kau sadar kaulah Merkurius itu, lalu kita menyala sebagai Mars memerah dan hampir saja gila.
Ternyata, Rindu adalah petarung yang pantang menepi, kata Bumi. Tidurlah, malam ini kau mabuk!
Sillu, 15/10/18