Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Pesisir Malam

9 April 2018   22:33 Diperbarui: 9 April 2018   22:45 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pesisir malam ada sajak sajak tua. Juga urat nadi yang berdetak carut marut hampir terbelah. Dahulu kala manusia menyebutnya mata amarah.

Di pesisir malam ada sajak sajak tua. Pada setapak setapak kecil dalam hati yang hampir buta. Dahulu kala manusia menyebutnya mata sesal.

Keduanya itu pecah pecah lalu berserakan dalam akal yang letih. Tetiba suara suara yang terlupakan itu berbisik bahwa segala yang terbakar tak lebih dari debu debu hangus yang beterbangan tanpa cerita.

Itu bukan lagi sajak tapi doa doa yang pernah mereka bungkus dalam kehati hatian yang tak pernah mati. Manusia sadar bahwa cahaya yang hampir sempurna hanyalah cahaya sebelum menutup mata.

Jangan pernah pergi. Masuklah, pintu sudah terbuka..

Kupang, 9/4/18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun