Mohon tunggu...
Waliudin Sidqi Rizkullah
Waliudin Sidqi Rizkullah Mohon Tunggu... Aktor - Operator Host Live

Saya adalah seorang live streamer dan juga pengguna sosial media

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Miris! Raihan Remaja SMP Mengalami Cyber Bullying di Live TikTok

6 Januari 2025   23:22 Diperbarui: 6 Januari 2025   23:22 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial yang digandrungi di seluruh dunia. Dengan konsepnya yang menghibur dan kreatif, TikTok menarik pengguna dari berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak. Fenomena anak-anak di bawah umur yang melakukan siaran langsung atau live streaming di TikTok kini kian marak. Meskipun syarat usia minimal untuk fitur ini adalah 18 tahun, banyak anak di bawah umur yang tetap bisa melakukannya, entah dengan memanipulasi data usia atau melalui akun keluarga. Salah satu nama yang mencuat adalah Muhammad Raihan, yang dikenal sebagai "Sanz Cuy" oleh para pengikutnya di TikTok.

Muhammad Raihan, seorang remaja berusia 14 tahun dari daerah pedesaan di Kalimantan Utara, dia adalah salah satu wajah dari tren ini. Dengan nama TikTok "Sanz Cuy," ia rutin melakukan live streaming dari kamar tidurnya. Apa yang membuat seorang anak seusianya begitu tertarik untuk tampil di depan ratusan hingga ribuan orang yang mungkin bahkan tidak dikenalnya? Ketika diwawancarai, Raihan mengungkapkan bahwa ia mulai live karena rasa ingin tahu dan ingin mencoba sesuatu hal yang baru. "Seru aja, bisa ngobrol sama banyak orang dan dapet teman baru," ujarnya dengan penuh semangat.
Setiap sepulang sekolah, Raihan biasanya melakukan live dengan konten yang sederhana, seperti bernyanyi, request lagu yang di putar, berbincang santai, dan membaca komentar-komentar dari penonton. Ia juga terkadang membahas cerita sehari-hari yang ringan. "Aku suka kalau ada yang ngasih gift atau bilang suka sama live aku. Rasanya dihargai banget," ujarnya
Namun, perjalanan Raihan di TikTok tidak selalu mulus. Ia kerap menerima komentar negatif dan juga bullyan dari penonton live nya. "Ada aja yang ngata-ngatain, kayak muka aku biasa aja atau gaya aku nggak keren terus ada juga yang ngatain bocil kematian karena bio aku nulis umur, tapi aku cuekin aja, nggak terlalu peduli," katanya. Meski demikian, Raihan mengaku ada saat-saat di mana komentar tersebut sempat mengganggu pikirannya.
Meski demikian aktivitas live streaming terlihat sebagai hiburan belaka, bagi anak-anak sederhana seperti Raihan, ada risiko besar yang mengintai. TikTok memang memiliki aturan ketat tentang usia pengguna untuk fitur tertentu, termasuk live streaming. "Aku juga sebenernya ga tau tentang ada pembatasan umur di live TikTok, aku buat akun nama mamah awalnya udah gitu aku ganti nama jadi "Raihan" terus sekarang aku ubah lagi jadi "Sanz Cuy," ujarnya.
Selain itu, fenomena ini juga menarik perhatian para pengguna media TikTok lainnya, Meldi Rethania seorang live stremer dan juga pengguna TikTok dari 2020, menyebutkan bahwa banyak orang tua yang masih belum aware dan belum memahami betul apa saja yang dilakukan anak mereka di media sosial. "Orang tua seharusnya tidak hanya memantau, tetapi juga mendampingi anak dalam memahami bagaimana menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab penuh atasnya, apalagi yang memberikan gadget kan orang tua mereka sendiri sudah seharusnya di pantau jangan sampai kena bully di kolom komentar," ujarnya
Reaksi dari pengguna TikTok lainnya terhadap anak-anak yang melakukan live streaming juga bervariasi. Beberapa pengguna merasa bahwa live streaming oleh anak di bawah umur ini bisa menjadi hiburan yang menyenangkan. "Kalau mereka kreatif dan nggak melakukan sesuatu yang buruk, ya aku sih enjoy aja nonton," komentar Asri, salah satu pengguna TikTok dan juga sebagai Live Streamer di TikTok.
Namun, ada juga yang merasa prihatin. Seorang Manajer di sebuah perusahaan live stremer di Tangerang bernama Tiara Wulandari mengatakan, "Kadang aku kasihan lihat anak-anak di bawah umur yang kena komentar jahat netizen. Mereka kayak belum tahu cara nanggepinnya, tapi sudah harus menghadapi kritikan seperti orang dewasa dan belum juga pembullyan yang mereka terima bisa-bisa kena mental apalagi mental anak remaja tidak sekuat orang dewasa soalnya aku khawatir juga kalo misalnya ada hate comment terus dia masukin ke hati yang ada bisa ganggu sekolah dan kehidupan tumbuh kembangnya," ungkapnya.
Di balik popularitasnya di Live TikTok, Raihan tetaplah seorang remaja biasa. Ia menjalani hari-harinya dengan pergi ke sekolah, bermain dengan teman-teman, dan membantu orang tuanya di rumah. Namun, sejak ia mulai aktif di TikTok, kehidupannya menjadi lebih dinamis. Ketika ditanya apakah ia ingin terus melanjutkan live streaming, Raihan dengan tegas mengatakan ya. "Aku tahu ada risikonya, di bully gitu tapi aku gapapa selama aku bisa bikin orang lain terhibur, aku bakal terus live dan ga bakal peduliin orang yang komentar jahat" ujarnya penuh percaya diri.
Fenomena ini seharusnya menjadi pengingat bagi semua pihak, mulai dari orang tua, sekolah, hingga platform media sosial, bahwa literasi digital adalah sesuatu yang sangat penting. TikTok sebagai platform besar juga harus lebih tegas dalam menegakkan kebijakan usia pengguna, terutama untuk fitur live streaming.
Pada akhirnya, kisah Raihan adalah cerminan dari generasi muda yang hidup di era digital. Dengan pengawasan yang tepat dan pemahaman yang mendalam dari orang tua tentang risiko yang dihadapi seperti cyber bullying seharusnya menjadi pembelajaran kedepannya untuk anak di bawah umur agar tidak melakukan live streaming sembarangan apalagi banyak netizen yang kata-katanya tidak bisa di filter di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun