"I Have a Dream!"
Begitulah kata Martin Luther King Jr, seorang aktivis hak sipil kenamaan asal Amerika Serikat di hadapan pendukungnya pada tahun 1963. Hanya terdiri dari 4 kata namun memiliki makna lebih dari 4 kata. Setiap manusia memiliki definisinya sendiri ketika ditanya tentang mimpi.Â
Walau memiliki definisi sendiri namun kita semua meyakini bahwa mimpi adalah penjaga asa terbaik sepanjang masa. Semangat "I Have a Dream" menyala menerangi asa setiap insan melampaui dimensi ruang dan waktu bahkan jauh lebih tua dari usia kalimat itu sendiri ketika menjadi tenar diucapkan dari mulut Martin Luther King Jr. Â
Ada kalanya, mimpi yang tadinya bersifat individu dapat berubah menjadi mimpi kolektif. Mimpi kolektif terjadi ketika manusia berada dalam satu waktu, ruang, dan nasib atau dengan kata lain senasib sepenanggungan.Â
Berbekal mimpi dan semangat berjuang, para pendahulu ketika berhasil memerdekakan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Agar dapat terus terjaga, maka mimpi tersebut dikristalkan menjadi empat butir dan termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Â
Adapun ke-empat butir tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Â
Tujuh dekade berlalu pemerintahan negeri ini silih berganti namun butir-butir kristal mimpi itu masih abadi. Setiap pemerintahan memiliki caranya sendiri dalam menjaga kilau kristal tersebut. Pemerintahan saat ini dibawah Presiden Ir.H.Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H.Ma'ruf Amin membawa visi "Indonesia Maju".Â
Sejak digulirkan pada tahun 2020, visi Indonesia Maju mengajak seluruh Rakyat Indonesia tanpa terkecuali untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.Â
Jalan untuk mewujudkan mimpi bukanlah jalan mudah. Begitu pula dengan jalan ikhtiar Indonesia Maju. Dalam perjalanannya, berbagai tantangan ikut menghampiri. Salah satu dari tantangan tersebut adalah perubahan iklim.
Perubahan Iklim sebagai "Turning Point"
Sejenak, mari perhatikan sekeliling kita. Saat ini, berbagai istilah baru perlahan muncul dalam keseharian. Kita tidak asing lagi dengan istilah degredable, eco friendly, dan sustainable. Bermula dari istilah lalu turun menjadi kebiasaan. Sesederhana tidak menggunakan kantong plastik untuk belanja kecil demi menghemat Rp200.Â