Mohon tunggu...
Galih Satria H
Galih Satria H Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar menulis

ASN milineal yang sangat mendambakan proses kerja terbuka terhadap fleksibilitas,kreatifitas,dan inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satria Patah Hati, Lagi? Ketika Hati Bimbang

24 Juni 2019   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2019   15:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hisapanku ke alat vapor pun seperti lokomotif kereta api, apa yang harus aku lakukan? apakah aku harus jujur ke Tya kalau aku mulai sayang sama dia,tapi aku gak siap andaikata aku mengungkapkannya terus Tya menjauh dariku, tapi kalau aku hanya memendam rasa ini, aku bakalan terus merasakan hal yang seperti ini. " Ah...bodok amat... aku siaplah apabila Tya menjauh dariku setelah aku mengungkapkan hal yang sejujurnya." kataku dalam hati, dan aku mulai mengetikkan kalimat-kalimat kejujuran, apa yang aku rasakan aku ungkapkan lewat chat itu.

"Satria...ngelamunin apa hayooo?" tanya pak Cahyo, senior data lainnya. " Pusing pak.. dari tadi datanya selisih terus," jawabku ngeles sekenanya. " Udah,gak usah pusing-pusing... nanti ku ajarin." kata pak Cahyo sambil menghisap rokoknya. Tak lama kemudian, mbak Susi, mas Erizal, pak Sigit gabung ke ruangan merokok. Ternyata mereka semua juga pusing mikir data yang selisih, gerombolan Enumerator perokok pun jadi satu dan disitulah aku sedikit melupakan rasa sakitku tadi dengan guyonan-guyonan yang meluncur begitu saja dari mulut mereka hingga aku bisa tertawa terbahak-bahak.

Mungkin karena ketawa kami yang terlalu keras, teman-teman Enumerator lainnya pun mulai gabung ke ruangan merokok. Disitu,kami meluapkan rasa penat dan jenuh akan kerjaan dengan guyonan-guyonan yang renyah dan hangat.

Dibalik tertawaku yang terbahak-bahak, aku masih was-was menunggu respon chat dari Tya. Yap, aku takut jika Tya menjadi berbalik arah menjauhiku.

"Trintiiiing.." Hpku berbunyi pertanda ada chat masuk. Dengan sedikit takut, aku baca chat tersebut. Perasaanku yang tadinya down mendadak mulai bersemangat. Tya menanyakan apa yang membuatku suka dengan dia, dan mengapa aku suka dia. Intinya dia ingin tahu alasanku.

Aku jawab dengan jujur, kalau ada sesuatu hal yang membuatku suka dengan dia dan sampai detik ini pun aku belum tahu dimananya, yang jelas aku merasa nyaman ketika berada di dekatnya. Disisi lain, aku juga masih ragu andaikata Tya memutuskan untuk kembali menghubungi mantan pacarnya lagi. Yang jelas, aku sudah menyodorkan penawaran dan proposal kejujuran cinta. 

Bersyukur aku mendapatkan partner kerja yang bisa ku anggap sebagai keluargaku sendiri sehingga pikiranku terhadap pekerjaan bisa teratasi. Yap, keempat belas anggota Enumerator tim siap sedia membantu jika aku ada masalah dengan pekerjaan. Selain itu, aku juga bersyukur setelah aku mengajukan penawaran dan proposal kejujuran cinta ke Tya, Tya tidak berubah sikap denganku. Tapi tetap saja keraguan dan kebimbangan membayangiku. Buatku wajar, karena dulu pun aku pernah mengalaminya, mungkin karena terjeda lama jadi lupa rasanya patah hati, lupa rasanya cemburu. Mungkin Tuhan mendatangkan rasa itu agar aku selalu bersyukur masih ada orang yang menganggapku ada. Karena jujur saja, tidak banyak cewek yang dekat denganku secara tulus. Kebanyakan ada modus dan tujuan tertentu, tapi aku nikmati saja. Yang jelas aku sedikit paham tentang cinta, walaupun dari segi kepolosan aku termasuk orang yang masih polos.

Akan berakhir bagaimana kisahku dengan Tya, hanya Tuhan yang tahu. Yang jelas, Tuhan itu maha pembolak-balik perasaan manusia, tapi di setiap akhir doaku, aku selalu menyebutkan nama Tya, dan diakhiri dengan meminta yang terbaik.

Aku nikmatin saja step by step, pendekatan demi pendekatan untuk membuat Tya juga merasa nyaman saat bersamaku walaupun Tya masih cuek terhadap perasaanku padanya, entah cuek beneran atau pura-pura cuek.

Kini, aku juga memiliki keluarga yang luar biasa. Enumerator adalah keluarga baruku. Tempat dimana aku bisa berbagi suka dan duka, sedih dan tawa. Disaat aku galau akan cinta, Enumerator membuatku bisa kembali tertawa.

Cerita sebelumnya : Prologue , perasaan apa ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun