Mohon tunggu...
Galih Satria H
Galih Satria H Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar menulis

ASN milineal yang sangat mendambakan proses kerja terbuka terhadap fleksibilitas,kreatifitas,dan inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harga Rokok Tinggi? Tenang, Ini Alternatifnya

22 Agustus 2016   11:12 Diperbarui: 22 Agustus 2016   12:51 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rokok merupakan kebutuhan primer para perokok aktif,mereka cenderung memilih untuk tidak beli makan daripada tidak bisa beli rokok.

Baru-baru ini muncul sebuah wacana yang tentu saja bisa sangat menyiksa perokok,apa itu?yap..harga rokok akan dinaikkan 50 ribu rupiah.

Sontak para smoker kalang kabut dan teriak-teriak dengan adanya sebuah wacana ini.Dengan naiknya harga rokok,mau tidak mau para smoker harus mengeluarkan uang lebih agar bisa membeli rokok kalau seandainya wacana ini benar-benar diputuskan.

Tapi,Jangan risau smokers semuanya..saya punya alternatifnya agar bisa tetap ngebul tapi sambil belajar berhenti untuk tidak merokok

Apa sih alternatif yang saya tawarkan?

1.Beralih ke Vaporizer atau rokok elektrik

Rokok elektrik memang masih menjadi kontroversi dalam pemakaiannya,banyak pakar yang melarang karena jaminan kesehatan yang belum pasti tapi ada banyak pakar juga yang memperbolehkan penggunaan rokok elektrik ini.Yap..apapun bentuk kontroversinya,rokok elektrik ini bisa menjadi salah satu alternatif apabila harga rokok jadi naik.Cukup beli alat dan liquidnya,para smokers tetap bisa ngebul.Yang pasti merokok dengan rokok elektrik ini tidak menyebabkan bau mulut dan bau asap di badan ataupun pakaian seperti rokok tembakau.

2.Membeli tembakau langsung dari petani tembakau kemudian membuat rokok sendiri

Sebetulnya membuat rokok sendiri (handmade) sudah ada sejak jaman dahulu,kalau di jogja diberinama rokok teng wee (Nglinting dewe) yang dalam bahasa indonesia artinya adalah rokok buatan sendiri.Cukup beli tembakau yang dijual di pasar atau bisa juga dari petani tembakaunya dan kertasnya.Biasanya di pasar ada yang jual secara paketan (tembaku+kertas+rempah-rempahnya).Diyakini rokok handmade ini lebih sehat dari rokok buatan pabrik karena berasal dari bahan alami.

3.Beralih ke permen mint

Untuk smoker yang ingin berhenti merokok tapi susah sekali,bisa dengan beralih ke permen mint.Jadi kalau smoker merasa ingin merokok bisa langsung mengunyah permen rasa mint (bisa permen karet atau permen bulat)kalau tidak suka dengan rasa mint bisa diganti dengan permen rasa buah atau lolipop.

4.Terapi berhenti merokok di Balai pengobatan paru-paru atau puskesmas

Alternatif ini akan efektif apabila smoker memang niat untuk berhenti merokok tetapi bingung bagaimana caranya,dengan mengikuti terapi berhenti merokok ini,smoker akan diberikan konsultasi dan cara untuk berhenti merokok yang baik.Tentu saja dengan niat dan tekad yang kuat untuk berhenti merokok,kalau hanya sekedar hangat-hangat tahi ayam,juga akan percuma.

5.Menabung Uang Rokok dan membelanjakannya untuk kepentingan lain

Alternatif terakhir,sudahlah daripada menghabiskan uang untuk merokok yang bisa merusak kesehatan,alangkah baiknya uang yang seharusnya untuk beli rokok ditabung saja.Siapa tahu dengan uang tabungan tersebut smokers bisa umroh atau mendaftar naik haji atau bisa berkurban hewan kurban.Atau bisa juga dengan mengalihkan uang  membeli rokok tersebut untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau beli sembako.

Demikian 5 alternatif yang aku tawarkan untuk smokers jika seandainya betul terjadi harga rokok naik 50 ribu.

Semoga bermanfaat (GSH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun