Mohon tunggu...
Depinaikiyo
Depinaikiyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Pendidikan di Indonesia

15 November 2023   23:43 Diperbarui: 15 November 2023   23:54 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Devina Anisa Try Yulianti

Pendidikan adalah salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Indonesia telah mengupayakan berbagai upaya agar kualitas pendidikan di Indonesia meningkat. Sayangnya, hasil survei PISA (Programme forInternational Student Assesment) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia ada di urutan ke-74 dari 79 alias peringkat keenam dari bawah. Hal tersebut sungguh memprihatinkan. Pada tahun kemarin, survei PISA diadakan kembali dan hasilnya akan muncul tahun ini. Nadiem mengimbau masyarakat agar tidak berekspektasi tinggi terhadap hasil survei PISA 2022. Hal ini dikarenakan Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun membuat murid-murid tidak masuk sekolah dan melakukan pembelajaran secara daring. Tentu saja pembelajaran tersebut tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. 

Terlepas dari faktor baru tersebut, dari dulu, pendidikan di Indonesia mengalami berbagai permasalahan, baik dari faktor eksternal maupun internal.

1. Faktor Eksternal

a. Pendidikan yang Kurang Merata

Masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan karena pembangunan fasilitas sekolah yang kurang merata di wilayah-wilayah tertentu, khususnya di luar Pulau Jawa. Mulai dari akses jalan yang masih terjal, jembatan yang tidak layak guna, sampai sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai.

b. Kemiskinan

Pernahkah kalian melihat seorang anak kecil yang sedang mengemis di lampu merah? Atau seorang ibu dan anak kecil yang mendatangi toko per toko di pinggir jalan sambil membawa gerobak berisi pengeras suara? Tidak jarang juga kita temui lulusan SMA/K lebih memilih bekerja dibanding meneruskan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh satu hal, yaitu kemiskinan. Orang yang tidak memiliki uang tidak akan berpikir untuk sekolah karena yang paling penting baginya ialah bertahan hidup dengan cara makan. Sebagian besar lulusan SMA/K memilih kerja dibanding kuliah karena tidak ingin membebani orang tua kembali dengan biaya kuliah.

2. Faktor Internal

a. Penempatan Guru yang Tidak Sesuai dengan Keahliannya

Sadarkah Anda saat duduk di bangku SD, seorang guru di satu kelas mengajar semua mata pelajaran? Atau pernahkah kalian menjumpai kasus seorang guru yang mengajar Bahasa Indonesia padahal bidang keahliannya adalah PPKn? Sebenarnya, ini adalah hal yang fatal karena guru yang tidak sesuai dengan spesialisasinya akan mengajar dengan pengetahuan seadanya/semampunya kepada muridnya. Jikalau ada pertanyaan kritis dari murid, guru tersebut hanya akan menjawab sesuai persepsinya, bukan sesuai bidang ilmunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun