Mohon tunggu...
Muntamah Cendani
Muntamah Cendani Mohon Tunggu... -

apa adanya dan terus berproses

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Udara

12 Maret 2011   08:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

udara

semakin penat dan panas
tetumbuhan meranggas
kering kerontang dan beringas

menyambar pada nurani buas
ketika tersuruk di jurang tanpa batas
terpental di bebatuan padas

udara semakin panas di muka bumi
tiada termakna apa yang telah terjadi
apakah masih ada yang peduli

bumi semakin tua
keserakahan tetap meraja
terbalut keegoisan tiada tara

udara semakin menyengat
apa saja seakan dilumat
nurani pun sekarat.

Yuen Long NT HK
09 March 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun