MENUMBUHKAN BUDAYA POSITIF MELALUI KEYAKINAN KELAS DAN PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI DI SEKOLAH
Oleh : Ariyati, S. Pd - SD Negeri Tumbukan BanyuÂ
CGP Angkatan 6 HSS
LATAR BELAKANG
Dalam menuntun peserta didik untuk menjadi pribadi yang memiliki karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila, maka membangun dan menumbuhkan budaya positf sangatlah penting. Dan dalam penerapannya diperlukan keyakinan kelas berupa kesepakatan kelas, karena kesepakatan kelas merupakan hasil komunikasi langsung antara guru dengan murid untuk membuat kesepakatan bersama berupa aturan dan tata tertib di sekolah / di kelas, dan masing-masinh  mempunya tanggung jawab untuk mematuhi dan melaksanakannya, sehingga budaya positif bisa diterapkan.
SD Negeri Tumbukan banyu merupakan sekolah yang berada di tengah padatnya perumahan penduduk dengan budaya masyarakat yang masih kurang memahami akan pentingnya kebersihan lingkungan, sehingga anak-anak pun ikut terbiasa dengan hal tersebut. Sehingga rendahnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama berkaitan dengan masalah sampah menjadi latar belakang intrinsik dalam permasalahan ini. Untuk itu diperlukan budaya-budaya positif melalui pembiasaan-pembiasaan positif untuk memperbaiki karakter dan kebiasaan dalam diri siswa dengan membuat kesepakatan kelas untuk dijadikan keyakinan kelas /sekolah. Penerapan keyakinan kelas yang mereka sepakati sebagai wujud perubahan ke hal yang baik dan belajar menghargai diri sendiri dengan motivasi intrinsik yang mereka miliki.
TUJUAN
Adapun tujuan yang dicapai pada aksi nyata ini adalah :
- Mewujudkan  disiplin positif  peserta didik untuk menjadi  budaya positif.
- Membentuk karakter positif pada peserta didik melalui kebiasaan positf  "tidak membuang sembarangan" sesuai dengan keyakinan kelas yang sudah disepakati
- Menumbuhkan motivasi intrinsic siswa terhadap penanaman nilai-nilai kebajikan.
TOLAK UKUR
Dalam melaksanakam aksi nyata ini  indicator / tolak ukur yang dijadikan acuan bahwa kegiatan  ini berjalan dengan baik adalah :
- Terbentuknya kemandirian dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bersih
- Peserta didik menjalankan keyakinan kelas tanpa paksaan atau tekanan
- Terjalinnya komunikasi yang baik antara  guru dan murid
- Murid-murid menjalankan keyakinan kelas secara menyeluruh /luas bukan hanya dalam kelas tapi di juga untuk lingkungan sekolah.
- KEGIATAN / TINDAKAN YANG DILAKUKAN
Calon Guru Penggerak melaksanakan aksi nyata yang diterapkan dalam kegiatan sehari -- hari di sekolah. Diawali dengan membuat keyakinan kelas, , menanamkan Budaya 10K dengan papan hias agar lebih menarik peserta didik untuk selalu membaca dan menerapkannya. Adapun langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan :
1. Meminta ijin dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah untuk melaksanakan aksi nyata.
2. Mengajak semua guru membuat keyakinan kelas sebagai dasar budaya positif yang akan selalu diyakini setiap peserta didik.
4. Melakukan kegiatan pembiasaan pada semua siswa setiap sebelum masuk kelas setiap siswa mencari sampah yang jika ada beterbaran dihalaman untuk dibuang ke tempatnya. Dan juga dilakukan di setiap kelas sebelum pulang
5. Bekerjasama dengan orangtua murid untuk mengingatkan dan membiasakan  anak -- anak agar mencintai lingkungan dan menyadari akan pentingnya kebersihan
5. Memberikan pemahaman tentang perbedaan sampah organik, non organik, sampah basah, dan sampah kering serta pemanfaatannya.
6. Melakukan refleksi.
TANTANGAN KEGIATAN
Masih ditemukan peserta didik yang belum paham tentang keyakinan kelas sehingga perlu perhatian dalam meningkatkan kesadaran.
Kondisi peserta didik yang terbiasa dengan lingkungan dan kebiasaan sehari-hari di rumah yang tidak memperhatikan tentang  sampah
Sering lupa mendokumentasikan kegiatan.
Lingkungan padat penduduk dengan lahan yang sempit juga berpengaruh pada tingkat kebersihan.
Belum adanya bimbingan secara khusus terhadap  pengelolaan sampah secara meneyeluruh.
DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
Untuk mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, maka Calon Guru Penggerak membutuhkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, antara lain:
Stakeholder
Calon Guru Penggerak dalam melaksanakan aksi nyata membutuhkan dukungan dari Kepala Sekolah maupun rekan sejawat melalui koordinasi dan kolaborasi supaya penerapan budaya positif dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Orang tua murid
Orang tua murid memberikan dukungan dalam pelaksanaan aksi nyata yang dilakukan guru di sekolah untuk memberikan contoh dan pemahaman akan kebersihan lingkungan yang terutama berkaitan masalah sampah
Tempat sampah yang digunakan
Penyediaan tempat sampah disetiap sudut yang sesuai  untuk memudahkan anak dalam mebuang samoah pada tempatnya.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H