Mohon tunggu...
I Luh Aqnez Sylvia
I Luh Aqnez Sylvia Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya adalah seorang guru di SMA Negeri 1 Ungaran yang gemar dalam menulis, baik itu fiksi ataupun non fiksi. Inteligi adalah komunitas saya dalam menulis dan saya terlibat langsung dalam kepengurusan penerbit INteligi .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Pembelajaran Sosial Emosional

22 September 2022   05:07 Diperbarui: 22 September 2022   05:24 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang sangat jelas dan harus diperjuangkan. Undang Undang no 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan putra putri bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. 

Secara implisit, pendidikan di Indonesia diharapkan dapat membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur dengan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang didasari dengan kepribadian yang berkarakter dan bertanggungjawab bagi masyarakat atauppun bangsa tercinta. Tujuan pendidikan nasional ini mengacu pada ketercapaian pendidikan yang berkualitas dalam berbagai kecerdasan manusia, terutama kecerdasan sosial emosional yang dapat membentuk pribadi yang berkarakter kuat.

Materi Modul 2.2. dalam program Pendidikan Guru Penggerak membukakan mata saya dalam melihat pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional bagi murid, pendidik dan tenaga kependidikan. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional hanya sebagai pelengkap dalam sebuah pembelajaran dan tidak terlalu perlu diperhatikan karena akan mengalir dengan sendirinya sesuai skenbario pembelajaran yang sudah kita nuat dalam RPP. 

Namun setelah mempelajari  PSE (Pembelajaran Sosial Emosional) ini saya mendapat pencerahan yang luar biasa yaitu betapa  pentingnya guru memperhatikan pembelajaran sosial emosional baik itu bagi guru sebagai pendidik ataupun bagi murid/peserta didik.  

Kompetensi sosial dan emosional yang  terus terbangun akan berdampak pada lingkungan belajar yang well being dan hasil belajar peserta didik yang optimal yaitu bukan hanya mencapai kecerdasan intelektual saja tetapi juga memiliki kecerdasan emosional yang akan membentuknya menjadi pribadi yang berkarakter kuat dalam menghadapi kehidupan nyata. 

Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas semakin menguatkan betapa pentingnya pengimplementasian Pembelajaran Sosial Emosional di kelas ataupun sekolah sebagai upaya mencapai pendidikan yang berkualitas.

Pembelajaran Sosial Emosional merupakan pembelajaran kolaboratif yang dibangun oleh seluruh warga sekolah dengan tujuan terciptanya lingkungan belajar dan lingkungan kerja yang "well being" (kesejahteraan psikologis)  serta upaya pemenuhan kebutuhan belajar murid.  Pencetus teori Pembelajaran Sosial Emosional ini adalah Daniel Goleman, co-founder CASEL pada tahun 2017 dalam (https://compassion.emory.edu/SEE-learning.pdf, p.3-4). 

Penerapan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif dalam aspek sosial dan emosional menjadi perhatian khusus dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yang terbagi dalam tiga hal penting yaitu Kompetensi Sosial Emosional, Ruang lingkup Pembelajaran Sosial Emosional dan Kesadaran penuh (Mindfulness).

            Lima Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang harus dikembangkan menuju pendidikan yang berkualitas adalah sebagai berikut

  • Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan, emosi dan nilai -- nilai yang ada dalam diri sendiri
  • Manajemen diri yaitu kemampuan untuk mengelola diri sendiri baik itu emosi, pikiran, perkataan dan perilaku yang baik dalam menghadapi berbagai situasi
  • Kesadaran sosial merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, respon dan tanggap terhadap keadaan orang lain dan sekitarnya sehingga mampu berempati dengan orang lain walau ada dalam perbedaan.
  • Keterampilan berelasi adalah kemampuan untuk menjalin komunikasi, membangun  hubungan yang baik dengan orang lain dan mempertahanakan hubungan tersebut.
  • Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab yaitu kemampuan untuk berpikir kritis, penuh pertimbangan dalam mengambil pilihan ataupun keputusan yang mendatangkan kesejahteraan psikologi (well being) bagi diri sendiri, komunitas dan masyarakat.

Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dapat diimplementasikan dalam ruang lingkup belajar sebagai berikut :

  • Pengajaran eksplisit yaitu penerapan Kompetensi sisial emosional tersebut diatas, yang dapat diterapkan melalui berbagai bentuk kegiatan/program dalam pembelajaran kokurikuler dan eksrrakurikuler
  • Integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik dengan memasukkan Kompetensi sosial emosional dalam proses pembelajaran yang sudah dipersiapkan melalui RPP ataupun Modul Ajar.
  • Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dapat diimplementasikan dengan adanya budaya positif, keharmonian dalam perbedaan dan relasi yang sehat antrara warga sekolah sehingga dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi murid untuk menggali potensinya secara optimal.
  • Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.  diawali dengan pemodelan / teladan bagi murid (peserta didik) yang terus dikembangkan dengan belajar untuk membangun serta menciptakan relasi yang sehat dan harmoni. Pendidik dan PTK dapat meningkatkan kolaborasi dalam komunitas belajar profesional, saling berbagi praktik baik dan menjalin relasi yang sehat sehingga terciptalah lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Pengembangan  Pembelajaran Sosial Emosional dilakukan melalui pendekatan yang disebut Kesadaran Diri Penuh (Mindfulness) yaitu kesadaran yang muncul ketika seseorang sengaja memberikan perhatian pada kondisi saat sekarang yang dilandasi dengan rasa ingin tahu dan kebaikan (Hawkins, 2017, hal. 15) Mindfulness dalam Pembelajaran Sosial Emosional bertujuan untuk menghadirkan rasa tenang, kesegaran pikiran dan kembali memiliki semangat dari setiap keletihannya. Mindfulness dapat dilatih dan terus dikembangkan melalui berbagai kegiatan seperti mindful movement, mindful walking mindful breathing dan sharpening the senses. Salah satu teknik kesadaran penuh yang populer adalah "STOP" yaitu :

 S = Stop ( Berhenti sejenak)

T = Take a breath ( ambil nafas dalam)

O = Observe ( sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan)

P = Proceed ( selesai dan lanjutkan)

Teknik STOP terbukti menjadi jurus jitu dalam mengatasi ketegangan otak dan emosi serta mengembalikan seseorang dalam situasi yang fresh dan nyaman. Hawkins berpendapat bahwa kesadaran penuh (mindfulness) dapat membangun keterhubungan diri sendiri (self-awareness) terhadap berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari -- hari.

Koneksi Antar Materi

Modul 2.2 yang membahas Pembelajaran Sosial Emosional tidak terpisahkan dari modul-modul sebelumnya atau ada saling keterkaitan. Modul 1.1 yang berbicara tentang Filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara, Pembelajaran sosial emosional merupakan pembelajaran yang berpihak kepada murid yaitu dengan menciptakan iklim kelas dan lingkungan belajar yang well being. Kompetensi sosial emosional yang dimiliki oleh guru dapat menjadikan teladan bagi muridnya yaitu guru dapat menerapkan sistem among dengan baik dalam menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.

Nilai dan peran guru penggerak dalam modul 1.2 akan menjadi realita bila didukung dengan adanya guru yang mau terus berupaya meningkatkan lima Kompetensi Sosial Emosional dalam dirinya.

Penguatan Kompetensi sosial emosional bagi murid sangat berdampak dalam pencapaian visi guru penggerak yaitu terwujudnya profil pelajar Pancasila dalam kehidupan murid (Modul 1.3).  Pembelajaran sosial dan emosional diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional murid yang sangat mendukung dalam pengimplementasian 6 dimensi profil pelajar  Pancasila sebagai visi guru penggerak.

Modul 1.4 membahas tentang budaya positif di kelas dan sekolah. Penerapan kompetensi sosial emosional dapat dilakukan dengan adanya pengimplementasian budaya positif dalam keseharian di kelas ataupun sekolah. Praktik baik dalam budaya positif mengakar kuat pada kompetensi sosial emosional Oleh sebab itu budaya positif yang dirancangkan harus diintegrasikan dengan lima kompetensi sosial emosional demi ketercapaian pendidikan yang berkualitas.

Pembelajaran berdiferensiasi yang dibahas dalam Modul 2.1 merupakan upaya memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam melalui diferensiasi dalam konten, proses dan produk. Murid -- murid bukan hanya memiliki keragaman dalam kebutuhan belajar mereka tetapi juga beragam dalam kecerdasan sosial dan emosionalnya. 

Guru harus tanggap dengan kondisi murid -muridnya yaitu dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional yang berdiferensiasi untuk ketercapaian lima kompetensi sosial emosional tersebut. Langkah tepat bagi seorang guru dalam zaman kurikulum merdeka ini yaitu menyusun skenario pembelajaran dalam bentuk RPP ataupun Modul berdiferensiasi dengan memberi penguatan  Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) melalui  penenaman beberapa kompetesi sosial emosional didalamnya. 

Seperti pepatah yang mengatakan Sekali dayung dua pulau terlamapui, demikian halnya dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bermuatan Kompetensi Sosial Emosional akan menciptakan generasi bangsa yang bukan hanya cerdas secara logika melainkan menjadi putra putri bangsa yang berkualitas yaitu cerdas, berkarakter, berakhlak mulia dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembelajaran sosial emosional dalam modul 2.2 ini membuat saya berkomitmen untuk mengadakan perubahan dan menerapkannya di kelas ataupun sekolah. Perubahan ini harus saya mulai dari diri saya sendiri sebelum saya menerapkan bagi murid ataupun teman sejawat dengan melakukan evaluasi diri bagian KSE mana yang masih lemah dan harus ditingkatkan, dengan harapan saya dapat menerapkan kompetensi sosial emosional tersebut dan menjadi teladan yang baik.

Pengimpelementasian pembelajaran sosial emosional yang akan saya terapkan bagi murid -- murid adalah sebagai berikut :

  • Saya akan menyusun skenario pembelajaran yang terintegrasi dalam praktik mengajar di kelas dan kurikulum akademik dalam bentuk Modul ajar ataupun RPP berdiferensiasi dengan memperhatikan Kompetensi Sosial Emosional yang akan diterapkan / dikuatkan melalui proses pembelajaran tersebut
  • Saya akan berusaha menciptakan iklim kelas dan lingkungan belajar yang well being sehingga mendukung murid dalam pemenuhan kebutuhan belajarnya. Komunikasi yang baik dan sehat  antara murid dengan pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan kolaboratif yang baik dalam menerapkan KSE tersebut. Hal ini dapat saya lakukan dengan merancangkan budaya positif dan melaksanakan budaya positif yang sudah ada di kelas ataupun sekolah.

Penerapan pembelajaran sosial emosional yang akan saya lakukan bagi rekan sejawat antara lain sebagai berikut :

  • Saya akan berupaya membangun komunikasi yang baik dengan semua rekan -- rekan pendidik ataupun tenaga kependidikan dengan lebih lagi mengelola emosi saya.
  • Berkolaborasi dengan Bapak Kepala Sekolah sebagai pemegang otoritas di sekolah untuk mensosialisasikan pentingnya KSE dalam pembelajaran bagi murid ataupun bagi seluruh warga sekolah.
  • Meningkatkan suasana lingkungan belajar yang well being di kalangan rekan- rekan  pendidik dan tenaga kependidikan melalui berbagai kegiatan yang meningkatkan  KSE, seperti : Outbond ataupun kegiatan kebersamaan lainnya dengan berkolaborasi dengan teman sejawat, sebagai upaya membangun lima kompetensi sosial emosional tersebut.

Pendidikan Indonesia semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang ada tanpa mengabaikan tujuan pendidikan nasional yang sesungguhnya. Sebuah perkembangan tentu diiringi dengan adanya perubahan, yang mungkin memang terasa sulit dan janggal di titik awal. Namun demikian bukan menjadi alasan bagi kita sebagai pendidik untuk tidak bergerak dan berjuang demi kemajuan pendidikan Indonesia. 

Strategi Pengimplementasian Pembelajaran Sosial Emosional menjadi hal yang sangat penting dalam merujudkan pendidikan Indonesia yang berkualitas yaitu bukan sekedar mencetak murid / peserta didik yang cerdas dan terampil saja tetapi juga menjadi generasi penerus bangsa yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia dan berkarakter kuat.

Tetap semangat untuk tergerak, bergerak dan menggerakkan dalam mencapai pendidikan Indonesia yang semakin berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun