Mohon tunggu...
ACHMAD IRFANYULIANTO
ACHMAD IRFANYULIANTO Mohon Tunggu... Teknisi - Mold Engineering

Manusia dengan kegemaran Hiking, Adventure, dan Japanese Culture

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aktivasi Komposter Sebagai Sarana Pemanfaatan Limbah Ranting Pohon dan Batang Sebagai Bahan Sekam dan Membuka Peluang Usaha Warga Desa Kebonsari

19 Maret 2024   18:35 Diperbarui: 19 Maret 2024   18:44 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram kkna_kebonsari2024

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Misalnya saja di Kota Sidoarjo yang memproduksi sampah kuranglebih 900 m/hari. Dari total produksi 80% dapat ditampung di TPA dan 20% ada yang ditimbun, dibuang kesungai, dibakar. 

Dari jumlah sampah yang yang dihasilkan di kota Sidoarjo prosentase yang cukup besar dihasilkan atau bersumber dari pemukiman (perumahan) contohnya komplek Perumahan Kebonsari, yang lokasinya terletak kurang lebih 1km dari jalan antar kota Surabaya - Malang. Kelurahan Kebonsari Kota Sidoarjo ini mempunyai luas lahan sekitar 80.5435 Ha dan memiliki curah hujan 2,5 mm/th dan memiliki suhu udara ratarata 32 derajat Celsius / 35 derajat Celsius. 

Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. 

Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsii lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan. 

Jenis dan komposisi sampah di perkotaan terdiri dari sampah organik sebanyak 65%, sampah kertas dan plastik masing-masing 10%, kaca dan logam masing- masing 2% dari total sampah yang diproduksi setiap harinya. Sampah organik akan terdekomposisi dan dengan adanya limpasan air hujan berbentuk lindi (air sampah) yang akan mencemari sumber daya air baik air tanah maupun permukaan sehingga mungkin saja sumur-sumur penduduk disekitarnya ikut tercemar.

Di dalam program ini akan disertakan perangkat kelurahan, menganjurkan Rukun Warga (RW) yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini. Saran tersebut didasari oleh kurangnya kesadaran dan disiplin warga mengenai kebersihan, serta kondisi sampah yang menumpuk mengganggu pemandangan dan berpotensi mencemari lingkungan. Sebelum dilaksanakannya program penyuluhan terlebih dahulu kami mempersiapkan materi, alat dan bahan yang akan digunakan. 

Adapun materi yang kami siapkan adalah materi mengenai pengelolaan sampah yang meliputi cara pemilahan sampah, jenis-jenis sampah dan karakteristiknya , serta materi mengenai pengolahan sampah yang meliputi pengolahan sampah organic menjadi kompos cair, pengolahan sampah kemasan menjadi aneka kreasi kerajinan. Kami memperoleh materi dari berbagai macam sumber buku, hasil penelitian, tugas perkuliahan, materi perkuliahan, serta situs internet.  

Alat yang kami persiapkan adalah alat penunjang proses pengolahan sampah berupa komposer sederhana yang sudah jadi dan komposter yang belum jadi untuk pelatihan pembuatan komposer sendiri, alat dan bahan pembuatan komposer sederhana tersebut antara lain gergaji, bor, meteran, cutter, pensil, gunting, lem paralon dan bahan-bahannya yaitu tong plastik ukuran 20 liter, pipa paralon berdiameter 1 inch, sambungan pipa berbentuk T, keran plastik dan kasa plastik. Pada akhir kegiatan akan kami hibahkan sekitar tiga komposter sederhana berukuran 20 liter untuk kelurahan Podosugih agar dapat digunakan sebagai contoh dan sekaligus dalam pengolahan sampah yang berkelanjutan. 

Untuk menunjang penampilan komposter agar lebih menarik minat warga untuk belajar maka kita lakukan pengecatan yang dibantu oleh warga sekitar area balaidesa. kegiatan kami lakukan dengan berdasar pada sisi kerukunan dan sosialitas yang terbentuk serta satu kalimat dari warga desa Kebonsari yang akrap dipanggil Cak Su "yang muda yang menggerakkan dan yang tua yang mendampingi" yang sangat memotivasi kami 

Instagram kkna_kebonsari2024
Instagram kkna_kebonsari2024

Antusiasme para peserta pelatihan terhadap pengolahan sampah dengan menggunakan alat sederhana tersebut yang diajarkan memicu mereka berperan aktif dalam praktik pembuatan alat dan pengolahan sampah organik. Ada beberapa peserta mulai bertanya tentang jenis sampah-sampah organik apa saja yang dapat digunakan dan modifikasi alat yang digunakan serta apakah ada pencampuran obat dalam pengolahan sampah tersebut, apakah termasuk nasi, ikan dan limbah-limbah rumah tangga lainnya dapat digunakan. 

Source : 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun