Mohon tunggu...
Almanico Islamy Hasibuan
Almanico Islamy Hasibuan Mohon Tunggu... Bankir - Saya adalah Forever Blues.

Saya hobi menulis dan bermain sepak bola seperti Eden Hazard.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya-budaya Masyarakat yang Semakin Memudar

29 Agustus 2022   13:11 Diperbarui: 29 Agustus 2022   13:14 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Budaya Gotong Royong

Hal ini sering saya lihat waktu masih bocil di hari-hari libur. Bapak-bapak akan bekerja sama baik membersihkan got dan membantu pembangunan rumah, sedangkan ibu-ibu akan berkumpul dan membuat makanan beserta minuman untuk dinikmati oleh bapak-bapak. Anak-anak akan bermain bebas karena orang tuanya keluar rumah. 

Momen inilah yang membentuk kebersamaan, namun kebersamaan ini mulai memudar. Gampang, tinggal panggil dan sewa tukang atau pihak yang bertugas. Utamakan efisiensi. Ada sesuatu yang kita dapatkan jika dilaksanakan secara gotong royong. 

Kita seperti dimanjakan oleh pemikiran efisiensi ini, padahal mereka akan semakin sehat, dekat antar sesama tetangga, menyambung silaturahmi, saling membantu, dan banyak pelajaran lainnya yang sudah sulit kita dapatkan di masa sekarang. 

4. Budaya Mindset Keberlanjutan

Mengapa budaya ini juga memudar? Hal inilah yang paling crucial untuk keberlangsungan kehidupan kita, semakin lama semakin berkurang. Tidak ada lagi lubuk larangan, tidak ada lagi yang peduli terhadap hutan, laut, dan semua sumber kehidupan lainnya. 

Mengapa begitu? Mengapa masalah lingkungan semakin parah selain dari mindset keberlanjutan yang hilang tersebut? Mindset tersebut digantikan oleh mindset yang lebih buruk. Mindset ekonomi. 

Mereka lebih mengutamakan keuntungan daripada lingkungan. Tidak apa-apa rusak, yang penting untung. Mereka berebutan mencari keuntungan ini tanpa memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya, setelah terkena dampaknya langsung menyalahkan pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab. 

Pertumbuhan ekonomi memang identik dengan peningkatan kerusakan lingkungan, seperti pada zaman industrialisasi, asap pabrik di mana-mana. Kita juga bahkan pernah mengalami hujan asam akibat polusi pabrik tersebut, tapi bagaimana setelah pertumbuhan ekonomi kita sudah sangat bagus, namun lingkungan sudah mencapai kerusakan yang tidak bisa dipulihkan kembali? Apakah kita harus mencari planet baru?

Semua penyebab di atas bisa dijawab dengan satu jawaban. Semuanya sudah lebih mementingkan dirinya sendiri. Kita bahkan bisa mengatakan, hanya teknologi dan ilmu pengetahuan yang mengalami kemajuan. Moral, etika, kepedulian lingkungan, semuanya istirahat di tempat. 

Aku bahkan tidak terkejut jika kita sebentar lagi akan seperti di film-film fiksi, tumbuhan tidak dapat tumbuh lagi, dunia sudah ditutupi air, dan banyak kejadian kerusakan lingkungan lainnya. Bersiap-siaplah. Padahal, aku masih ingin memancing di masa pensiun nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun