Mohon tunggu...
Kuncoro Adi
Kuncoro Adi Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di semarang, tinggal di Jakarta. Penulis, editor buku dan pembicara publik. Tulisan tentang kerohanian, bisa di akses di blog pribadi http://kuncoroadi.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menuju Jakarta Baru: Head to Head Foke Vs. Jokowi

19 April 2012   08:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil survey terbaru tentang pemilukada DKI yang dilansir olehThe Cyrus Networksangat menarik untuk  dianalisa, walaupun bagi saya pribadi hasil survey tersebut tidak mengejutkan. Dari hasil survey yang dirilis di Pisa Cafe Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/4), mengerucutkan persaingan calon gubernur DKI tinggal pada 2 pasangan, yaitu Foke-Nachrowi dan Jokowi-Ahok. Dengan demikian akan terjadi head to head antara incumbent yang mengaku asli betawi (soalnya budayawan Betawi Ridwan Saidi tidak menganggap Foke asli betawi,namun berdarah campuran) dengan penantang yang notabene adalah  “pendatang”.

Lalu bagaimana kita melihat peta politik dan kans ke dua pasangan ini ? Saya mencoba membuat beberapa catatan.

Catatan pertama, Pasangan Incumbent Foke-Nachrowi tetap akan mengusung tema usang bahwa Jakarta hanya layak dipimpin oleh putra asli daerah, karena merekalah yang lebih tahu tentang seluk beluk Jakarta.

Lalu tema kampanye seperti, “kesuksesan” berbagai program yang sudah digulirkan selama 5 tahun oleh incumbent akan di over ekspos untuk menggenjot perolehan suara.

Sementara itu, sudah hampir pasti sebagai penantang – sama dengan 4 penantang lainnya –isu perubahan dan perbaikan akan digulirkan oleh pasangan Jokowi-Ahok.

Perubahan itu berarti 2 hal : pertama, memperbaiki yang sudah ada menjadi lebih baik dan sekaligus mengupayakan yang baru yang selama ini belum pernah digarap oleh incumbent.

Nah, sampai disini persaingan “jualan" program tetap sengit dan akan terus sengit memasuki putaran kedua (hampir pasti 2 putaran). Saya bahkan menduga kampanye hitam akan semakin seru di putaran ke dua. Sebab ini ibarat injury time bagi ke 2 pasangan. Mereka akan berprinsip do or die pada fase ini.

Pertanyaannya ? Jualan siapa yang akan lebih laku ? Kalau pengandaian 2 putaran benar, dan yang masuk adalah pasangan Foke-Nachrowi dan pasangan Jokowi-Ahok, maka pemilih yang berorientasi pada Kelompok primordial, PNS pemprov dan keluarga militer kemungkinan besar akan memilih Foke-Nachrowi. Berseberangan dengan itu pemilih yang lebih rasional, pemilih pemula dan para “pendatang” di Jakarta akan cenderung memilih Jokowi-Ahok.

Catatan kedua. Pada dasarnya saya percaya pada akhirnya yang akan memenangi pilkada DKI adalah calon yang lebih teruji integritas dan kinerjanya selama ini, berdasarkan “pekerjaan” mereka masing-masing.

Saya kira pemilih Jakarta yang setiap hari dibombandir jutaan informasi yang mengalir deras tanpa henti, tidak akanterpengaruh hanya karena janji-janji belaka. Juga tidak akan termakan provokasi murahan yang berbau SARA. Rekam jejak masing-masing pasangan akan sangat menentukan hasil akhir. Masyarakat Jakarta saya kira sebagian besar juga tidak akan mempan dengan politik uang. Nah, yang harus diwaspadai adalah suara siluman dan kecurangan dalam penghitungan suara. Bagaimanapun dalam hal ini incumbent lebih diuntungkan karena ialah yang menguasai birokrasi. Kita tentu berharap kecurangan tidak terjadi dalam pemilukada DKI kali ini (dan seterusnya… he…he…).

Kita tentu tidak ingin uang rakyat terhambur percuma hanya untuk pemilu ulangan karena ada indikasi penyelewangan dalam pemilu resminya.

Catatan ke tiga. Siapa yang akhirnya memenangi kontes ? Naluri saya kok sependapat dengan paparan analisa Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, "Jika membandingkan hasil perolehan 5 tahun Fauzi Bowo dengan 5 bulan Joko Widodo, maka selisih angka sebesar 11 persen ini justru akan menjadi momok menakutkan bagi incumbent," ujar Hasan.

Lebih lanjut Hasan menuturkan, “akselerasi dukungan terhadap Jokowi-Ahok terhitung cepat. Ia memprediksi bahwa dalam waktu 3 bulan ke depan popularitas Jokowi-Ahok akan terus bertambah.”

Nah, kalau sudah begini, “wahai penduduk Jakarta bersiaplah menyambut gubernur baru yang akan berjibaku membawa Jakarta menjadi kota yang nyaman, aman dan manusiawi untuk ditinggali.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun