Mohon tunggu...
Wahyu Bobi HandoKo Loebis
Wahyu Bobi HandoKo Loebis Mohon Tunggu... Etnomusicolog Consultan & Kolumnis -

Saya anak pertama dari dua bersaudara pendidikan terakhir saya SI,Lulusan USU&STIT MUSI Jurusan Etnomusicologi & PAI dengan IPK Terakhir 3,17 sewaktu saya kuliah saya suka menulis ,membaca, trveling ke tempat keramat atau yang memiliki nilai Historis Tinggi. Saat ini saya sedang berada di O Zero

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bela Negara

19 Oktober 2015   11:18 Diperbarui: 19 Oktober 2015   11:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Siasat TNI untuk mengimbangi kekuatan pemerintahahan Jokowi dengan Memiliterismekan sipil

Penulis; Wahyu Bobi Handoko Lubis

Penikmat Masalah Sosial Budaya

 

Masih segar dalam ingatan saya sewaktu Kapolri Bhd mengeluarkan statement untuk memberantas preman, namun gagal kemudian yang terbaru Jenderal TNI Moeldoko untuk membuat 100 ribu orang kader bela negara namun masih Gonjang_ganjing. Alasannya untuk membumikan nasionalisme yang saat ini dirasa sudah jauh dari tatanan kehidupan berbangsa diharapkan dengan itu pula akan menghambat lajur terosisme yang melanda dunia. Kalau itu jadi acuannya untuk apa siswa disekolah mempelajari Kewarganegaran, Agama, Seni yang didalamnya terdapat kandungan nilai moral. lalu apa embrio yang diajukan oleh Institusi TNI untuk mempola bela negara dalam kurikulum nasional kita, dan sejauh mana dampak sosialnya bagi kemajuan berbangsa dan bernegara?. juga tidak jelas intinya hanya bersifat normatif semata. Bela Negara sama saja dengan wajib militer namun beda sebutannya saja maklum saja negeri ini paling suka dengan istilah.

Terlepas dari alasan apapun itu saya melihat ada dua hal yang menarik dari kedua Institusi tersebut yang pertama ‘’Istilah’’, Kedua titik tolak bagi kemajuan komunikasi masyarakat dalam menciptakan harmonisasi sosial. Penulis akan menguraikan satu persatu terlebih dahulu dalam pemakaian bahasa atau istilah; kita umumnya negara rumpun Melayu dalam menyampaikan maksud sering kali not direct into the point yang selaras dengan makna yang terkandung,juga negeri ini paling suka jadi kolektor bahasa. Contoh kecil saja kata ‘’Pegawey’’; Gawey berasal dari bahasa jawa yang mengandung arti; kerja, lantas dari situlah asal kata PNS (*pegawey negeri sipil) kalau dilihat dari fungsi makna Konotatif Ambigu (multi fungsi) bisa merujuk pada kesemua pekerja yang bekerja dimana saja termasuklah Pelacur, Buruh serabutan, Kuli panggul, Seniman,

Penulis termasuk dalam jajaran Pegawai (Pekerja), komponen bahasa pastilah berkembang atas kehendak dari masyarakat yang mendiami suatu wilayah namun harus pula diiringi dengan kondisi dilapangan. Kemudian yang kedua komunikasi_iklim sosial hadirnya pesan kehidupan dalam suatu percakapan antar individu disebabkan mereka ingin ‘’bertahan dan menjual diri’’. maksdunya ketika mereka kontak fisik salah satu kurang memahami tujuan dari aktifasi pesan dari yang lain itu sebabnya banyak kita lihat terjadinya konflik etnik, lebih lanjut saya menyampaikan bahwa sampai detik ini batasan etika itu tidak nampak. ***Bersambung  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun