Cacat fisik bukan halangan bagi orang-orang untuk bekerja . Kekurangan yang mereka miliki malah membuat mereka semakin kuat. Bahkan bisa dibilang, kita yang diberi tubuh sempurna saja kalah. Gak percaya? Ini buktinya!
Kisah inspiratif perjuangan tanpa lelah ditunjukkan oleh Dika Pratama, berusia sekitar 39 tahun, pria muda asal Purworejo yang merantau di Yogyakarta. Meski dalam kondisi lumpuh kakinya Dika bekerja dengan berjualan permen kapas atau yang sering kita sebut harum manis.
Awalnya dia berjualan bakpia dari tahun 2012. Tapi karena pandemi ahirnya dia beralih usaha menjadi penjual harum manis.
Dika belum pernah membuat harum manis sebelumnya. Dika belajar dengan menonton video di Youtube
“Karena Pabrik bakpia tempat saya bekerja sudah tidak produksi lagi. Saya harus putar otak agar bisa menghidupi keluarga saya”.
Karena alasan tersebut, Dika rela tiap hari berjalan menggunakan kursi roda dari rumahnya sampai malioboro yang memakan waktu kurang lebih 15 menit.
Dirumahnya, Dika memproduksi 75 buah harum manis, kecuali hari sabtu dan minggu ia memproduksi kurang lebih 100 buah. Ia membawa 20 buah untuk dijual sendiri dan sisanya di titipkan di toko-toko terdekat.
“Masa lalu kadang perlu diingat, tapi jangan larut dalam ingatan tersebut. Kalaupun hari ini cuma laku satu dua biji, saya tidak pernah sedih. Mungkin rezeki saya hari ini segitu, insyaallah besok lebih dari ini”. Ungkap Dika.
Dika tidak pernah menganggap hidupnya sulit, ia mengatakan bahwa “ngeluh itu wajar, tapi jangan sampai larut. Jalani aja, nikmati prosesnya”.
Dika berjualan dari jam 4 sore di sekitar malioboro. Harganya pun cukup terjangkau, hanya dengan 10.000 kalian sudah bisa menikmati harum manis sambil menikmati ramainya malioboro.