Mohon tunggu...
Hikmah lycium
Hikmah lycium Mohon Tunggu... Mahasiswa - Adriantara

Lihat amati & taklukkan

Selanjutnya

Tutup

Love

Neurolove

26 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 26 September 2024   16:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#Neurolove.

"Hubungan cinta dan sains dalam prespektif sosiologi"

(Pendalaman dalam sosiologi asmara cinta)

Hubungan cinta dan sains adalah dualisme memiliki sisi wilayah domain berbeda antara cinta dan sains, dan masing-masing memiliki status antologi yang berbeda terhadap keberadaan nya, namun disisi lain ia memiliki hubungan dua sisi di dalam dimensi epistemologi nya, bahwa kita mampu Mengobservasi cinta itu di dalam sains melalui metode fenomena sosiologi, yaitu melalui gejala gejala sosial, dengan melihat sikap manusia yang sedang mengalami asmara cinta.

   Biasanya hal ini mudah di teliliti dengan seseorang yang  mungkin baru pertama kali di dalam hidup nya ia mengenal cinta, khusus kepada anak remaja yang berusian 17 tahun, namun hal ini masih relatif sebab tergantung konteks pergaulan anak itu seperti apa, jika ia bergaul kepada anak-anak yang domain lebih dewasa darinya dan pergaulanya itu mayoritas telah pernah mengalami rasa asmara cinta , itu bisa sebagai pemicu anak itu akan  cepat mengenal rasa cinta itu sendiri, nah dari rasa penasaran itu, terhadap apa yang dia lihat di lingkunganya yang dia tempati bergaul dan itu sebagai pemicu ia untuk merasakan asmara cinta yang pertama kali nya.

   Sebab Cinta dan sains adalah dua hal yang berbeda di dalam wilayah antologi nya. Namun namun pada wilayah epistemologi nya, dapat digunakan untuk menganalisis dan observasi cinta terhadap seseorang yang  sedang dimabuk asmara. 

   Dan melalui kacamata sains dampak atau pengaruh rasa cinta dapat didentifikasi dengan  meningkatkan nya Dopamin dalam otak yang memicu kebahagiaan yang sulit terkendalikan dan berujung pada hasrat (id)

    dalam prespektif sain pula, bahwa cinta dapat mengaktifkan neurotransmitter dopamin yang dikenal dapat merangsang pusat kebahagiaan pada otak, Selain itu, cinta juga bisa membuat penurunan kadar serotonin yang sedikit meningkatkan rasa obsesi. Ini dapat terlihat karena bisa membuat seseorang merasa gila, senang, dan terpesona. Maka dari itu, dari sudut pandang sains, cinta memiliki fase-fasenya sendiri.

    Ini cukup kompleks, dan ada fase dan suasana cinta yang berbeda tergantung konteks cinta ia seperti apa, Fase awal cinta sangat berbeda dari fase-fase selanjutnya, tergantung dari subjek yang merasakan cinta, sebab cinta bersifat relatif dan menyesuaikan dengan fase-fase yang ia jalani pada hubungan asmaranya.

   Hubungan asmara ini merupakan salah satu bentuk hubungan, antarpribadi yang saling memberikan perasaan kasih dan sayang. Hubungan asmara ini terjadi atas dasar adanya rasa saling suka dan saling ingin memiliki. Ketika dua individu memiliki perasaan tersebut maka mulai terciptanya hubungan asmara dan memiliki perasaan saling bergantung dengan pasangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun