Mohon tunggu...
Della Dwi Saputri
Della Dwi Saputri Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berburu Foto di Cirebon

20 Mei 2018   10:01 Diperbarui: 24 Mei 2018   23:10 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yup, Berburu Foto mungkin cocok untuk tema penulisan feature kali ini. Berhubungan dengan kegiatan Hunting Fotografi yang telah diadakan oleh ATVI (Akademi Televisi Indonesia) pada tanggal 3 -- 6 Mei 2018.  ATVI merupakan kampus broadcast yang berada di Jakarta Barat.

Kegiatan Hunting Fotografi bertujuan untuk mendapatkan nilai UAS terbaik sekaligus belajar mengenai fotografi di berbagai moment atau peristiwa yang nantinya akan ditemui, dengan didampingi oleh dosen fotografi ATVI tentunya, hasil dari kegiatan ini akan dipresentasikan dengan bentuk SlideShow di depan juri uji dan teman satu angkatan.

Hunting fotografi merupakan kegiatan rutin ATVI yang diadakan setiap satu tahun sekali, peserta dari kegiatan ini sendiri adalah Mahasiswa semester 2 ATVI.

Kebetulan untuk kesempatan kali ini, ATVI memilih Kota Cirebon dan Kuningan untuk ajang berburu foto para calon broadcaster handal. Tak lupa, Kedai Travel dipilih untuk menjadi Travel Guide selama kegiatan berburu foto ini. Akan ada 13 tempat yang dikunjungi, dimana 11 tempat terletak di Cirebon dan 2 tempat berada di Kuningan.

Kota Cirebon yang terletak di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa adalah kota yang terkenal dengan sebutan Kota Udang, penamaan kota udang sendiri terjadi karena di Cirebon mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar adalah nelayan yang suka mencari ikan dan rebon (udang).

Tepat tanggal 3 Mei 2018 kegiatan Hunting Fotografi dimulai. Semua mahasiswa berkumpul di Stasiun Gambir pukul 05.00 wib guna pembagian tiket kereta api dan briefing dari pihak kampus.

Terlihat Mahasiswa semester 2 ATVI senang dan sangat antusias untuk melaksanakan kegiatan ini. Tas ransel dan kamera dslr terlihat rapi berjejeran di bawah bangku tempat menunggu untuk memasuki kereta.

Selama menunggu kereta yang akan membawa para pemburu foto ini pergi ke Cirebon, mereka mengisinya dengan bercerita atau mengobrol dengan teman-teman yang lain. Pukul 07.00 wib Kereta Eksekutif Argo Muria tiba di Stasiun Gambir, seluruh penumpang pun bersiap memasuki peron kereta. Sama halnya dengan ATVI bersiap memasuki peron kereta sesuai dengan tiket kereta yang telah dibagikan dengan arahan Travel Guide. Pembagian peron kereta sesuai dengan kelas.

Selama kurang lebih 3 jam perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon diwarnai dengan keramaian dari gelak tawa para mahasiswa semester 2, ada juga yang sibuk memotret keindahan alam yang disuguhkan selama perjalanan dari balik jendela kereta, ada pula yang larut dalam tidur nyenyak, mungkin sedang menyelami lautan mimpi tentang indahnya Kota Cirebon hehe. Tak terasa Kereta Argo Muria telah menuntaskan tugasnya yaitu membawa para broadcaster handal ini sampai ke Stasiun Cirebon.

Selamat datang di Cirebon!

Sampai di Kota Udang, rombongan ATVI disambut dengan teriknya matahari yang sangat terasa menyengat di badan, tapi hal itu tak mengurangi semangat para calon broadcaster, di Stasiun Cirebon Travel Guide membagi mereka ke 4 bus yang nantinya akan menemani dalam perjalanan memburu foto di Kota Udang ini.

Tak menunggu lama, setelah semuanya mendapatkan bus dan telah rapi masuk ke bus, mereka langsung jalan ke tempat wisata yang pertama yaitu Taman Budaya Hati Tersuci, sekaligus untuk menyantap makan siang dengan makanan khas Cirebon yaitu Nasi Jamblang. Setelah menyantap makanan khas Cirebon, semuanya langsung berpencar untuk memburu foto di Taman Budaya Hati Tersuci.

Di sini bukan hanya mendapatkan foto yang bagus tetapi dapat menambah pengetahuan karena di Taman Budaya Hati Tersuci bisa tahu akan sejarah dari Agama Kristen, kerukunan yang terjalin antar masyarakat di sekitarnya walaupun berbeda agamanya, arsitektur bangunannya yang kebanyakan terbuat dari batu bata dan merupakan perpaduan yang mengambil corak dari keraton yang ada di Cirebon. Taman Budaya Hati Tersuci bisa disebut replika dari Keraton Kasepuhan.

Keraton Kasepuhan salah satu ikon Kota Cirebon yang sarat akan nilai sejarah. Keraton Kasepuhan adalah tujuan selanjutnya untuk berburu foto. Tak terlalu jauh dari wisata Taman Budaya Hati Tersuci sehingga tidak memakan waktu yang banyak.

Dalam Keraton Kasepuhan bangunannya masih terlihat kuno dengan halaman depan dikelilingi tembok dari bata merah yang sudah dihinggapi oleh lumut, walaupun sudah lama dibangun tetapi Keraton Kasepuhan masih terawat dan terjaga, dan di sana terdapat patung macan putih berjumlah 2 buah di depan pendopo.

Tampak depan Keraton Kasepuhan berupa bangunan yang dikelilingi bata merah sedangkan jika masuk lebih ke dalam akan nampak bangunan yang agak modern dengan warna putih yang mendominasinya dan tiang yang terbuat dari kayu berwarna hijau. Masih terdapat abdi dalem juga di Keraton Kasepuhan.

6-5b00e32bcaf7db4dfd215d23.jpg
6-5b00e32bcaf7db4dfd215d23.jpg
Cuaca pada saat itu memang sedang panas sekali tetapi tak menyurutkan semangat Mahasiswa ATVI untuk memburu foto, mereka mengakalinya dengan menggunakan topi. Karena waktu sudah sore, maka perjalanan dilanjutkan menuju Desa Gerabah Sitiwinangun. Sampai di Desa Sitiwinangun, rombongan ATVI disambut oleh perangkat desa di sana dengan hangat dan diberikan sedikit informasi mengenai desa tersebut sebelum melakukan pemburuan foto lagi.

Dari informasi yang didapat, ternyata Desa Sitiwinangun yang sebagian besar warganya merupakan pengrajin gerabah pernah masuk ke dalam salah satu channel televisi di Indonesia. Yups, seperti yang telah ditulis tadi bahwa Desa Sitiwinangun merupakan sebuah desa di Kota Cirebon yang warganya sebagian besar bekerja sebagai pengrajin gerabah.

Dilihat dari arti nama Desa Sitiwinangun, Siti berarti lemah dalam bahasa jawa atau tanah dalam bahasa indonesia dan Winangun yang berarti dibangun. Jika digabungkan maka berarti tanah yang dibangun atau dibentuk.

Di sini dapat melihat proses pembuatan gerabah, hasil-hasil gerabah yang telah jadi, pengukiran untuk desain gerabahnya dapat diperoleh di Desa Sitiwinangun. Sebenarnya dapat juga melihat proses pembakaran gerabah tapi sayang, karena waktu sudah sore saat berkunjung ke Desa Sitiwinangun alhasil rombongan ATVI tidak bisa melihat prosesnya karena terlambat. Jadi jika ingin melihat proses pembakaran gerabah disarankan jangan mengambil waktu sore untuk berkunjung ke Desa Gerabah Sitiwinangun.

Seharian sudah berjalan sekarang tiba waktunya untuk makan malam dan pembagian kamar. Setelah perut terisi, Bus Pariwisata mulai membawa rombongan ke hotel untuk istirahat. Kedai Travel memilih Ibis Budget untuk tempat menginap selama Kegiatan Hunting Fotografi di Cirebon.

Hari kedua, peserta harus bangun jam 04.00 wib untuk siap-siap mandi dan sarapan pagi di hotel. Karena peserta Hunting Fotografi mencakup kurang lebih 200 mahasiswa.

Setelah sarapan, peserta bergegas ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke pusat pembuatan batik yang terkenal di Cirebon yaitu Trusmi.  Di Trusmi peserta dapat memotret proses pembuatan batik dari kain yang masih polos hingga proses pencuciannya.

Jangan takut kehabisan tempat di Trusmi, karena di sana setiap rumah melakukan aktivitas membatik maka jika membawa rombongan untuk memotret tidak perlu berkutik di satu tempat yang sama.

Tak hanya batik konvensional yang dibuat di Trusmi menggunakan metode batik tulis tetapi disana juga sudah ada yang menggunakan metode modern yaitu dengan cara batik cap. Motif batik yang paling banyak dijumpai adalah motif mega mendung, memang motif ini adalah ciri khas dari batik daerah Cirebon.

1-5b00e269f133447be1644732.jpg
1-5b00e269f133447be1644732.jpg
2-5b00e4505e137363fe7f47a4.jpg
2-5b00e4505e137363fe7f47a4.jpg
Selanjutnya Bus Pariwisata melaju ke Balaikota dan Stasiun Cirebon untuk mencari foto seperti arsitektur, detail, dll. Menariknya di Balai Kota Cirebon terdapat ikon udang yang berlapis emas.

Tak kalah menarik dari Balai Kota, pada saat pertama kali masuk stasiun, kita akan disuguhi gapura yang kokoh berdiri di samping kanan dan kiri.

Terdapat juga ikon kereta model dahulu yang menambah keunikan di Stasiun Cirebon. Karena kebetulan hari jumat dan waktu sudah menunjukkan waktu sholat jumat maka peserta bergerak ke Masjid Mera dekat dengan Keraton Kasepuhan untuk menjalankan ibadah bagi Umat Islam.

4-5b00e3e916835f3b75088e72.jpg
4-5b00e3e916835f3b75088e72.jpg
Perjalanan belum usai, sekarang waktunya bertemu dengan ikan. Jangan salah sangka, di sini bukan bermaksud untuk makan ikan yaa, tetapi peserta akan melanjutkan berburu fotonya ke TPI Bondet sebuah tempat pelelangan ikan yang tertua dan masih ada sampai sekarang di Cirebon. TPI Bondet merupakan ladang untuk Mahasiswa Jurnalistik menggambil foto Human Interest. Butuh perjuangan untuk sampai ke TPI Bondet ini, peserta harus menempuh perjalanan kurang lebih 4 km dengan jalan kaki karena akses jalan yang tidak memungkinkan untuk bus masuk ke dalam dan belum tersedianya angkutan umum. Ditambah dengan jalanan yang masih berupa batuan yang kecil.

dokpri
dokpri
Mendekati pelelangan sudah mulai tercium bau ikan, dan akhirnya sampai juga di tempat pelelangan ikan. Tetapi peserta harus bersabar untuk menunggu perahu nelayan yang membawa ikan karena kebetulan ketika sampai di TPI, belum ada nelayan yang pulang berlayar. Tak sampai satu jam, akhirnya yang ditunggu pun datang.

Nelayan mulai menurunkan hasil tangkapannya ke tempat pelelangan, suara kamera mulai terdengar saling bersautan satu sama lainnya untuk mengabadikan moment tersebut.

Setelah ikan tangkapan nelayan dilelang dan laku terjual, tak terasa hari sudah senja. Waktunya pulang ke hotel, tenang tak seperti berangkat, pulang dari Bondet ATVI menyewa perahu nelayan untuk mengantarnya sampai ke dekat jalan raya agar menyingkat waktu. Sampai di hotel langsung bersih-bersih dan bersiap untuk makan malam di restoran dekat hotel. Time to sleep!

Hari ketiga, peserta harus bangun lebih pagi pukul 03.00 wib untuk mengejar sunrise di Pantai Kejawanan. Tak sempat mandi, mereka langsung bergegas melaju ke Pantai Kejawanan. Di sini peserta diajarkan kesabaran dalam menunggu, kepekaan dan kreatifitas dalam mengambil setiap moment. Peserta menunggu dari langit masih gelap sambil menentukan spot foto yang akan diambil sembari mengatur kamera agar bagus dalam menggambil gambar. Akhirnya matahari pun muncul, ada yang mengambil gambar siluet, matahari, dll. Sudah selesai mereka mengambil foto sunrise, sekarang waktunya balik ke hotel untuk mandi dan melanjutkan perjalanan ke Kuningan.

dokpri
dokpri
Sekitar 2 jam waktu yang ditempuh untuk sampai di Kuningan. Langsung saja ke situs purbakala yaitu Cipari yang terletak di bawah kaki Gunung Ciremai. Terdapat banyak peninggalan-peninggalan zaman megalitik berupa batu menhir, dolmen, peti kubur batu, alat-alat perkakas pada zaman purbakala juga ada di sini. Cipari tak hanya menyajikan keindahan pemandangan tetapi di sini peserta dapat berwisata sambil berburu foto sekaligus belajar mengenal peninggalan Bangsa Indonesia zaman purbakala.

dokpri
dokpri
Kemudian lanjut ke Museum Linggarjati, lokasinya tak jauh dari Cipari hanya turun saja. Seperti yang diketahui, Linggarjati merupakan perundingan antara pihak Belanda dan Indonesia untuk menghasilkan persetujuan status kemerdekaan Indonesia. Museum Linggarjati menyajikan replika tempat sidang perundingan, banyak foto-foto ketika perundingan tahun 1946 dengan ditambahi informasi di bawah foto tersebut. Tempatnya rindang karena banyak pohon besar di sekitar Linggarjati.

Tak lupa untuk membeli buah tangan khas Cirebon di pusat oleh-oleh, ada berbagai jenis makanan dan batik yang disulap menjadi baju, sandal, dan blangkon. Balik ke Cirebon untuk persiapan ke Keraton Kanoman pada malam hari untuk memotret Tari Topeng. Pukul 20.00 wib sudah berangkat ke Keraton Kanoman, di sana peserta ditantang untuk memotret Tari Topeng yang merupakan kesenian asli daerah Cirebon. Dengan panggung yang kecil dan alat penerangan berupa obor, peserta harus mampu menghasilkan foto yang bagus dengan gerakan Tari Topeng yang lincah.

Hari keempat, hari terakhir di Cirebon sebelum pulang ke Jakarta. Pukul 06.00 wib peserta berkemas untuk check out dari hotel. Setelah proses check out selesai, peserta mengikuti CFD di Cirebon yang dilaksanakan tepat di depan Hotel Ibis Budget. Memotret aktivitas masyarakat Cirebon yang sedang melakukan CFD seperti senam, mengajak main anak. Beranjak dari CFD sekarang rombongan ATVI menuju tempat wisata terakhir yaitu Gua Sunyaragi.

Sunyaragi yang dulunya tempat semedi Sultan sekarang sudah menjadi tempat wisata yang bersejarah. Sunya berarti sepi dan Ragi berarti raga atau jiwa. Terdapat 10 gua di Sunyaragi yaitu Gua Pengawal, Gua Simanyang, Gua Lawa, Gua Pawon, Gua Peteng, Gua Langse, Gua Arga Jumud, Gua Padang Ati, Gua Pandekemasang, dan Gua Kelanggengan. Sebelum ke Stasiun Cirebon, peserta diajak untuk menyantap makanan khas Cirebon yaitu Empal Gentong, makanan yang terbuat dari santan dan isinya jeroan sapi disuguhkan masih hangat, yummy enak sekali makanan penutup sebelum bertolak ke Jakarta.

Berakhir sudah Kegiatan Hunting Fotografi ATVI 2018 di Cirebon. Rombongan ATVI bersiap menaiki Kereta Eksekutif dari Stasiun Cirebon untuk kembali ke Jakarta. Sekitar jam 17.00 wib rombongan ATVI sampai di Stasiun Gambir.

Nah dari tulisan di atas dapat diketahui bahwa di Cirebon banyak sekali menyimpan wisata-wisata yang bagus untuk diabadikan dan ditelusuri. Bukan hanya berwisata tapi dapat juga menambah wawasan mengenai sejarah dari berbagai wisata yang dikunjungi. Terimakasih Cirebon untuk 4 hari 3 malam yang sungguh menawan dan penuh kenangan.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun