Mohon tunggu...
Kiki Rahmawati
Kiki Rahmawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Film Me Vs Mami dengan Pendekatan Penyelesaian Masalah Melalui Negosiasi

5 November 2021   13:32 Diperbarui: 22 November 2021   11:18 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Me VS Mami yang dirilis di Bioskop pada 20 Oktober 2016, yang ditulis oleh Vera Varidia dan Ody C. Harahap ini mendapatkan penghargaan Panasonic Gobel Awards 2017 kategori Film Bioskop Indonesia Terfavorit, yang disutradarai oleh Ody C. Harahap, dan diproduseri oleh Lukman Sardi dan Rista Ferina, menggaet pemeran utama Irish Bela sebagai Mira, dan Cut Mini Theo sebagai Maudy (Mami Mira). 

Mereka berdua berperan sebagai anak dan ibu yang memiliki hubungan yang kurang harmonis, dikarenakan Maudy bercerai dengan Adam, yaitu Papi Mira, yang kemudian Papi Adam dikabarkan meninggal dikarenakan kecelakaan, dan Maudy tidak dapat mengantarkan Mira untuk menemui Papinya untuk terahir kalinya. Oleh karena itu perasaan tidak senang dengan Maminya pun mulai muncul, karena Mira rasa Maminya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai Chef acara memasak di Televisi sehingga Papinya memutuskan untuk bercerai.

Dalam scene awal dimulainya film ini kita disuguhkan perdebatan antara anak dan ibu ini dengan ditengahi oleh Om Hengky, yang merupakan kakak dari Maudy. 

Dimana ia meminta Mira dan Maminya untuk menuliskan di kertas apa hal-hal yang tidak disukai satu sama lain. Mira pun langsung menjawab dengan lantang bahwa ia sangat tidak suka dengan sifat ibunya yang sangat suka mengaturnya itu, sehingga memancing perdebatan lagi diantara Mira dan Maminya. 

Karena Om Hengky mulai kebingungan dengan kedua orang dihadapannya ini, akhirnya memberikan kertas untuk mereka menulis surat untuk satu sama lain. Dengan terpaksa akhirnya mereka berdua pun mengiyakan perintah Om Hengky.

Mertua Maudy menelepon dan meminta cucunya Mira untuk menjenguknya di Padang, dikarenakan ia sedang sakit. Dikarenakan Maudy tidak memperbolehkan Mira pergi ke Padang sendirian, maka Maudy memutuskan untuk menemani Mira dan mengambil cuti di acara masaknya.

Saat sampai di Padang, Mira dan Maminya menggunakan mobil sewaan dan juga supir bayaran, kemudian mereka berhenti di salah satu tempat makan. Di tempat makan Mira bertemu dengan laki-laki bernama Rio, kemudian mereka berkenalan, sehabis itu merkea berpisah.

Dikarenakan sopir mobil yang disewa Mami Mira itu beralasan isterinya ketubannya pecah, jadi ia harus meninggalkan Mira dan Maminya. Akhirnya Mira dan Maminya pergi sendiri menggunakan mobil dengan Mudy yang menyetir, karena mereka tidak tahu jalan dan handphone Mira dibuang oleh Maminya karena selama perjalanan Mira asik teleponan dengan temannya. 

Jadi mereka tersesat, kemudian ban mobilnya bocor, untungnya ada Rio yang berada di tempat yang sama sehingga ia membantu menggantikan ban mobil Mira. Saat Mami Mira mulai menghidupkan mobil malah menabrak motor Rio yang akhirnya menjadi rusak. Oleh karena itu Rio pergi bersama Maudy dan Mira. Mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Nenek Mira.

Selama perjalanan menuju rumah nenek Mira, Maudy sangat cerewet kepada Rio dengan menanyakan asal usul dia dan sebagainya, hingga berusaha ingin melihat KTP dari Rio, sehingga membuat keributan di mobil dan mengakibatkan Rio menabrak seekor Kerbau yang sedang berada di jalan. 

Kerbau tersebut mati dan pemilik dari kerbau tersebut yaitu Pak Nurdin meminta untuk menyelesaikan permasalahan ini ke  Rumah Jorong.

 Pak Jorong menengahi permasalahan ini dan menanyakan keinginan Pak Nurdin, lalu keinginannya adalah untuk diantarkan  membeli kerbau ke pasar ternak Payakumbuh. Keinginan dari Pak Nurdin pun diikuti oleh Maudy, walaupun sempat terdapat negosiasi bahwa Maudy hanya akan menyewakan mobil dan supir untuk mengantarkan Pak Nurdin, namun Pak Nurdin tidak mau dan hanya ingin diantarkan oleh Maudy, Mira, dan Rio dikarenakan merekalah yang menabrak kerbaunya. Akhirnya pun terjadi kesepakatan untuk mengantarkan Pak Nurdin ke Pasar Ternak esok harinya.

Saat berada di Pasar Ternak pun, Pak Nurdin memilih kerbau yang diinginkan, kemudian terjadi negosiasi harga diantara Pak Nurdin dan penjual kerbau menggunakan adat mereka. 

Lalu Maudy menimpali ketika mereka sedang bernegosiasi dikarenakan mereka bernegosiasi dengan suara yang kecil sehingga Maudy bingung dengan apa yang mereka bicarakan. Akhirnya pun terjadi kesepakatan untuk harga kerbau tersebut.

Setelah permasalahan kerbau selesai, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke rumah neneknya Mira, dengan menumpang mobil bak terbuka, namun diperjalanan supir tiba tiba berhenti dan mengatakan mobilnya mogok sehingga mereka diharuskan turun dan mendorong mobil tersebut, namun saat mobil dapat berjalan kembali mereka malah ditinggal  dan seluruh barang-barang mereka masih terdapat di dalam mobil tersebut.

Singkat cerita Maudy, Mira, dan Rio akhirnya menumpang ke salah seorang yang melewati mereka dengan mengendarai Motor Tosa, namun si pengendara ini tengah hamil tua dan diperjalanan malah ketubannya pecah sehingga harus segera dilarikan ke bidan setempat. 

Setelah anak tersebut lahir, Maudy dan Mira akan melanjutkan perjalanannya namun saat Mira menanyakan dimana Rio, Maminya menjawab bahwa ia telah mengusir Rio, sehingga terjadi pertikaian diantara ibu dan anak tersebut sampai-sampai Maudy kelepasan menampar Mira, sehingga membuat Mira merasa kesal dan pergi meninggalkan Maminya menuju hutan, sampai disebuah sungai, Mira membaca kertas yang ia ambil karena ditinggalkan Maminya di motor Ibu yang melahirkan tadi, dan ternyata alasan dari cerainya kedua orang tua Mira bukanlah dikarenakan Maminya sibuk bekerja seperti yang selama ini dipikirkannya, namun dikarenakan Papinya pergi ke Canada untuk menemui selingkuhannya dan lebih memilih hidup bersama selingkuhannya. 

Dikarenakan rasa bersalah karena selama ini berfikir buruk tentang Maminya, Mira berusaha kembali untuk menemui maminya, namun ia terjatuh dan membuat kakinya terluka. 

Namun ia tetap berusaha untuk menemui ibunya dengan menyeret kakinya yang terluka, sampai Maminya menemukan Mira yang sudah terluka, merekapun saling berpelukan dan mengucapkan maaf satu sama lain. Di lain sisi Rio juga sedang mencari Mira dan Maminya, dalam perjalanan Maudy menggendong Mira yang sudah mulai lemas dan tidak dapat berjalan, sampai ia menemukan Rio yang sedang mencarinya.

Setelah kondisi Mira sudah lebih membaik mereka melanjutkan perjalanannya menuju rumah nenek Mira, namun ketika sudah berada di daerah tempat Nenek Mira, mereka mendengar berita yang mengejutkan, bahwa nenek Mira dan Adam yaitu Papi Mira telah meninggal setahun yang lalu, Maudy yang tidak percaya masih berdebat dengan penduduk itu, karena ia sendiri yang berbicara lewat telepon dengan mertuanya itu. 

Saat mereka masih berbincang, tiba-tiba dari arah belakang muncul beberapa orang yang membuat penduduk disitu berteriak "hantu" kemudian berlari berhamburan, saat Maudy, Mira, dan Rio berbalik, mereka melihat nenek Mira, dan Adam berdiri disitu dengan keadaan sehat. Maudy dan Mira pun sangat terkejut hingga jatuh pingsan.

Analisis Film Me VS Mami dengan Pendekatan Penyelesaian Masalah melalui Negosiasi

Dari film Me VS Mami ini terdapat berbagai masalah yang terjadi, mulai dari awal film ini dimulai, kita disuguhkan pemandangan perdebatan yang terjadi antara Mira dan Maminya yang ditengahi oleh Om Hengky, dimana Om Hengky menengahi ibu dan anak ini, dengan memberikan kertas untuk menulis hal-hal yang tidak disukai satu sama lain, dengan harapan mereka dapat mengetahui isi hati masing-masing dan dapat memperbaiki hubungan keduanya. 

Dari scene tersebut pun dapat kita lihat bahwa terdapat negosiasi antara Mira, Maudy, dan Om Hengky, ketika mereka diharuskan menuliskan apa yang tidak mereka sukai satu sama lain, karena di awal mereka masih memperbedatkan kenapa harus melakukan hal seperti itu, namun dengan bujukan Om Hengky akhirnya mereka menyepakati hal tersebut.

Beralih ke scene dimana Maudy meminta izin cuti kepada sutradara acara memasaknya  karena ingin menemani putrinya bertemu dengan neneknya yang sakit di Padang. 

Awalnya Doni sang produser tidak mengizinkan Maudy untuk pergi, sehingga terjadi perdebatan diantara mereka, namun dengan kepala dingin akhirnya Maudy meminta izin cuti hanya sehari saja, sehingga Doni pun akhirnya memperbolehkan. 

Hal ini berkaitan dengan teori negosiasi, dimana dalam melakukan negosiasi kita tidak bisa saling mengedepankan ego masing-masing, karena jika demikian, kita tidak akan menemukan titik terang dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Begitu juga dengan scene ini yang akhirnya Maudy menurunkan egonya untuk hanya mengambil cuti satu hari saja, sehingga Doni pun akhirnya membolehkannya untuk mengambil cuti.

Scene lain yang menggambarkan proses negosiasi adalah ketika Rio menabrak Kerbau Pak Nurdin, yang akhirnya mengharuskan mereka menyelesaikan permasalahan tersebut di Rumah Jorong, yang dimaksud Pak Jorong disini adalah ibaratkan di Kota itu sebagai Ketua RT/RW. Dalam permasalahan ini Pak Jorong berperan sebagai negosiator untuk permasalahan yang terjadi antara Pak Nurdin dengan Maudy, Mira dan Rio. 

Sebagai negosiator Pak Jorong menanyakan keinginan dari Pak Nurdin, dikarenakan disini pihak yang dirugikan adalah Pak Nurdin karena telah kehilangan kerbaunya, walaupun pihak Maudy pun dirugikan karena mobilnya yang rusak, namun itu terjadi dikarenakan kesalahan mereka yang menabrak kerbau Pak Nurdin. 

Sebagai negosiator Pak Jorong menyampaikan keinginan Pak Nurdin ke pihak Maudy  bahwa mereka diminta menemani Pak Nurdin untuk membeli kerbau di Pasar Ternak Payakumbuh. Maudy mencoba melakukan negosiasi dengan hanya menyewakan mobil serta supir untuk mengantarkan Pak Nurdin membeli kerbau, dikarenakan mereka diburu waktu untuk dapat segera sampai di rumah nenek Mira. 

Namun tawaran Maudy ditolak oleh Pak Nurdin dan tetap ingin merekalah yang mengantarkannya membeli kerbau. Akhirnya negosiasi tersebut pun mendapatkan hasil dengan Maudy mengalah untuk mengantarkan Pak Nurdin ke Pasar Ternak. Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa dalam melakukan negosiasi harus dapat menyesuaikan dan menurunkan egonya agar terjadi kesepakatan. 

Begitu juga dengan Pak Nurdin yang sudah menurunkan egonya, dikarenakan awal ia ingin diganti sampai ke cucu kerbau tersebut, dikarenakan kerbau tersebut jika tidak mati akan bisa beranak cucu, namun akhirnya ia menurunkan egonya dengan hanya menerima ganti satu kerbau saja. Begitulah dalam negosiasi, keduanya harus menurunkan ego masing-masing agat menemukan titik tengah yang mana tidak saling merugikan satu sama lain, namun tetap dengan win win solution.

Baca juga:

Proses Mediasi dalam Film The Outpost (2020)

Analisis Film Game Change (2012) dari Sudut Pandang Konsultasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun