Ia yang jiwanya erat memeluk Illahi. Mungkin sedang bersimpuh sujud. Ku hanya menunggu. Ketika Bulir ketakwaannya dengan bijak ia bagi. Ia yang begitu haus akan ilmu. Mungkin imajinya sedang mengembara. Dan akan kutunggu. Saat Jemarinya menari mengukir kata-kata indah . Ia yang tuturnya begitu terjaga. Mungkin kini bercengkrama dgn para belahan jiwanya Namun selalu kurindukan. Ketika senyumnya menghiasi canda-canda kami. Walaupun sampai kini tak kutemui. Hanya berharap pada hari esok. Ketika pipi kemerahannya menyapa. Tetes penyejuk hati yg lama sepi. @5yam_s 20-Des-2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H