Ketika tidak ada yang bisa kulakukan, aku akan melepaskan genggamannya. Ketika dia baik-baik saja tanpaku, aku akan melepaskan pelukannya. Ketika sudah tak ada keinginannya untuk mengingatku, kupastikan aku sudah benar-benar jauh. Dia hadir seperti jingga yang mewarnai senjaku meskipun hanya sesaat.
***
Walau baru seumur jagung bergabung dengan EO, namun aku tidak berangkat dari nol. Ketika segala yang kukerjakan dianggap salah dan semua yang kulakukan dinilai keliru tanpa solusi untuk memperbaikinya, maka tidak ada alasan lagi buatku untuk memaksakan diri bertahan. Juga sebagai bentuk tanggung jawabku karena tidak maksimal melaksanakan pekerjaan.
Sebagai konsekuensinya setelah semua laporan pertanggung jawaban selesai kuserahkan maka aku kirimkan pula surat pengunduran diri. Iya betul, aku harus resign dari event organizer dan memutuskan kembali ke Bandung, itu artinya aku tidak akan pernah bertemu lagi dengan Mirna, Bude juga Dhanan.
Sengaja kurahasiakan rencana resign sampai pak Tiesna terlihat menyesalkan keputusanku akhirnya menyetujui surat pengunduran diri meskipun harus menunggu sepekan lamanya.
"Berapa lama kamu di Bandung Nak, kapan kamu kembali ke Jakarta?" tanya Bu Asri.
"Aku sudah memutuskan untuk resign dari EO, mungkin aku tidak akan kembali ke Jakarta dalam waktu dekat ini."
"Kamu sudah yakin dengan keputusanmu, bagaimana dengan Dhanan?"
"Sangat yakin, maafkan aku yang sudah merepotkan dan mengusik ketenangan Bude dan Mirna."
"Bude juga yakin kamu bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dari Dhanan, lupakan dia!"
"Tidak Bude, aku tidak akan melupakan Dhanan, tapi aku akan menjauhi dia dan aku paham maksud Bude selama ini."