Mohon tunggu...
Irvan Sembiring
Irvan Sembiring Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

jangan pernah menilai dari kovernya, tapi percayalah kovernya itulah yang selalu dinilai orang!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bulutangkis, Jangan Seperti Sepakbola ya!

2 Desember 2012   07:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:19 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika semua mata, hati dan, sanubari bangsa tertuju pada kegamangan timnas sepakbolaIndonesia, saya mencoba menarik diri dari kegalauan mayoritas dan beralih kepada kegalauan yang lebih tragis, agaknya. Bukan apa-apa, walaupun menyangkut harga diri bangsa, sepakbola tidak atau belum memberikan sumbangsih bagi pengaharuman nama baik bangsa dan negara Indonesia. sepakbola masih sebatas pelampiasan candu nasionalisme yang belum tersalurkan.

Mari kita menelisik lebih jauh, cabang olahraga apa yang patut dibanggakan? Masih dan akan terus berlanjut jawabannya adalah Bulutangkis. Sudah tidak dapat dipungkiri, bulutangkis yang masih menyisakan kebanggaan terhadap negara ini. Indonesia kerap menelurkan bibit unggul sebagai penerus tradisi kejayaan olahraga tepok bulu ini.

Namun apa lacur, agaknya kebanggaan akan kejayaan perbulutangkisan ini semakin hari semakin mengecewakan. Prestasi pemain Indonesia terus mengalami degradasi. Kalau dulu para pemain Indonesia selalu mengisi kolom juara dalam kejuaraan bulutangkis tingkat superseries premier maupun superseries yang diikuti para pemain top dunia, kini untuk menjadi juara di tingkat grandprix gold, pemain kita terseok-seok.

Buktinya, Indonesia hanya meloloskan wakilnya di ganda campuran final Makau Open GPG. Baiknya, terjadi final sesama Indonesia. Ganda campuran terbaik tanah air yang kini menempati peringkat dua dunia, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, akan berhadapan dengan peringkat delapan dunia Muhammad Rijal/Debby Susanto. Tontowi/Natsirmelaju ke final setelah mengalahkan pemain tidak top dari China Tao Jiaming/Tang Jinhua 21-18 21-18. Sedangkan Rijal/Debby mengandaskan perlawanan juniornya, yang juga dari Indonesia, Riky Widianto/Puspita Richi 21-7 21-16.

Selebihnya tidak ada wakil Indonesia di sektor lain. Miris sekali, kawan. Setelah tak berdaya di Hongkong Terbuka dan China Open, kita hanya kebagian satu gelar di turnamen kelas tiga ini (setelah superseries premier dan superseries). Di saat kejayaan Peter Gade dari Denmark mulai pudar, juara dunia junior, Viktor Axelsen siap mengambil tongkat estafet. Jangan khawatir kalau Lee Chong Wei kehabisan energi pasca pernikahannya. Juara Perancis Open Superseries, Daren Liew akan menggantikan. Stok pemain China apalagi, pelapis maupun utama sama gilanya. Habis Lin Dan terbitlah Chen Long, Chen Jin, Du Peng Yu, Wang Zhengming. Jepang terus mnggelora dengan juara tunggal putri Perancis Open, Minatsu Mitani. India masih berjaya dengan Saina Nehwal, sang juara Indonesia Open Superseries Premier. Jangan lupa, diam-diam Thailand terus meningkatkan kapasitasnya sebagai saingan bulutangkis Asia Tenggara. Nama-nama seperti Ratchanok INTANON, Porntip BURANAPRASERTSUK, Bodin ISSARA/Maneepong JONGJIT akan menjadi lebih beken daripada Firdasari, Aprilia Yuswandari, Mohammad Ahsan, dan stok pemain Indonesia lainnya.

Salam bulu-bulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun