Mohon tunggu...
5 Adja
5 Adja Mohon Tunggu... -

Berusaha menempatkan ALLAH diatas segalanya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ada Apa dengan Guru?

13 Mei 2013   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:39 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Lagu Hymne Guru

cipt: Sartono

"Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku

Sebagai prasasti terima kasihku

Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa

Tanpa tanda jasa"

coba nyanyikan lagu tersebut dengan hati, apa yang muncul dalam pikiran anda setelah selesai menyanyikannya?

Ya. semua pasti beda pendapatnya, beda juga di keseharian guru guru saat ini, tentang makna ketulusan dan pengabdian. memang tidak semuanya tapi mayoritas sudah jauh dari arti ketulusan yang sebenarnya. Lebih tepatnya Motto Guru yang ada di sekitar lingkungan daerah kita adalah 'Sertifikasi YES, meMINTARkan murid NO' jangan salah paham dulu ya, bagi pembaca yang berprofesi guru, karena saya yakin anda yang membaca ini tidak seperti yang saya maksudkan di atas. Amin

Dari hasil survei yang tidak sengaja saya kumpulkan di lapangan mulai dari angkot, tempat makan, bahkan acara acara seperti pernikahan, syukuran, banyak di temukan fakta yang membuat dahi mengrenyit karena apa? ya. karena mereka sangat antusias dalam obrolan yang bertemakan sertifikasi, honor, rapelan dan yang berkenaan dengan uang. akan tetapi ketika disinggung soal bagaimana perkembangan murid saat ini, tidak menunjukkan hal positif dalam menjawab pertanyaan tersebut, terkesan cuek terlihat dari mimiknya. Dulu kepentingan murid sangatlah di utamakan di lingkungan sekolah, sekarang pribadinya didahulukan baru murid, terlihat dari seringnya jam kosong di kelas, meninggalkan tugas yang akhirnya tugas tersebut tidak juga di periksa oleh sang oknum, kadang catatan yang bejibun, yang jauh dari kata manfaat.

Inilah sedikit gambaran pendidikan di sekitar kita.

Di sini muncul pertanyaan besar apakan karena UANG lah mereka sudah mengkesampingkan tugas pokoknya, atau profesi nya hanya untuk alibi mendapatkan apa yang menjadi keinginan mereka sang oknum? Wallahu a'lam.

Twitter @5adja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun