Mohon tunggu...
Vernanda Choirunnisa
Vernanda Choirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga, Program Studi Teknologi Kesehatan Gigi, Fakultas Vokasi

saya cinta Unair!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menentukan Dunia Tersembunyi Teknik Gigi: Profesi yang Memadukan Seni dan Sains

6 Januari 2025   22:29 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:28 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi di Universitas Airlangga

Pernahkah Anda bertanya-tanya siapa yang membuat gigi palsu dan mahkota gigi yang pas secara alami? Jika jawabannya adalah "dokter gigi", Anda salah. Dibalik proses tersebut terdapat profesi teknisi gigi, sebuah profesi yang tidak banyak mendapat perhatian namun mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia kedokteran gigi yaitu Teknik gigi.

Teknik gigi adalah dunia yang tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis tetapi juga
seni. Meski profesi ini dijalankan secara rahasia, namun hasilnya secara langsung mempengaruhi kesejahteraan dan penampilan banyak orang.
Jika Anda menganggap profesi ini hanya tentang membuat gigi palsu dan peralatan ortodontik, maka Anda baru menyentuh permukaan dari kompleksitas dan keindahannya.

Seni yang Tersembunyi dalam Setiap
Rancangannya

Dokumentasi pribadi di Universitas Airlangga
Dokumentasi pribadi di Universitas Airlangga

Mungkin tidak banyak yang tahu, tetapi di balik gigi tiruan dan mahkota gigi yang tampak biasa, terdapat seni rumit yang tersembunyi. Teknisi gigi tidak hanya memikirkan bentuk, tetapi juga tekstur, warna, dan kilau gigi yang sempurna.
Setiap gigi palsu mempunyai nuansa artistik tersendiri, seolah-olah merupakan bagian dari tubuh manusia. Jika gigi mengalami kelainan bentuk meskipun hanya beberapa milimeter, hal ini dapat berdampak signifikan pada penampilan dan kenyamanan pasien.

Dalam pekerjaan ini, tidak ada rumus yang selalu sama. Mahkota gigi yang dipersonalisasi akan bergantung pada anatomi mulut, gaya hidup, dan bahkan keinginan pasien sendiri. Kemampuan teknisi gigi untuk "membaca" detail tersebut memerlukan ketelitian dan pemahaman mendalam tentang keindahan alami gigi Seorang teknisi gigi berkata: "Membuat restorasi gigi tidak hanya sekedar fungsionalitas, tetapi juga menciptakan sesuatu yang estetis dan menyatu dengan wajah pasien" (Sweeney, 2019).

Ilmu Pengetahuan di Balik Setiap Gerakan
Tangan

Dokumentasi pribadi di Abadi Dental Lab
Dokumentasi pribadi di Abadi Dental Lab

Namun seni saja tidak cukup. Teknologi kesehatan gigi adalah bidang yang sangat berbasis ilmu pengetahuan, dimana pengetahuan tentang bahan dan proses manufaktur menentukan kualitas hasil akhir. Material seperti porselen, komposit, dan logam harus dipilih secara cermat untuk memenuhi kebutuhan pasien dan dapat bertahan dalam jangka panjang. 

Teknisi gigi juga perlu menguasai berbagai teknik dan alat canggih. Misalnya,banyak
laboratorium gigi sekarang menggunakan teknologi CAD/CAM (computer-aided design/computer-aided manufacturing), yang memungkinkan restorasi gigi diproduksi dengan presisi tinggi menggunakan mesin berbantuan komputer. Meskipun teknologi telah membantu dalam banyak hal, ketelitian dan keterampilan manual mash menjadi kunci untuk mencapai hasil yang sempurna. Menurut Dr William Mitchell, pakar di bidang teknologi gigi: "Alat CAD/CAM mempercepat proses pembuatan, namun kemampuan teknisi gigi untuk menyempurnakan hasil akhir dengan tangannya sendiri tetap sangat berharga" (Mitchell 2020).

Kolaborasi Tak Terlihat

Dokumen pribadi di Abadi Dental Lab
Dokumen pribadi di Abadi Dental Lab
Pekerjaan teknisi gigi seringkali tidak terlihat karena mereka bekerja secara rahasia, namun pekerjaan mereka sangat bergantung pada kolaborasi dengan dokter gigi. Dokter gigilah yang menentukan kebutuhan dan fungsi medis, dan teknisi gigilah yang mengubahnya untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Kolaborasi ini bertujuan tidak hanya untuk mengukur dan mengganti gigi yang hilang, namun juga memahami keinginan pasien baik dari segi fungsional maupun estetika. Gigi palsu dan mahkota gigi yang dibuat oleh tangan-tangan terampil diharapkan tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga
kepercayaan diri kepada pasien Sandra Reed,
Prosthodontist: "Keberhasilan dalam kedokteran gigi restoratif sangat bergantung pada hubungan erat antara teknisi gigi dan dokter gigi yang memenuhi kebutuhan medis dan estetika pasien"
(Reed, 2021).

Dunia yang Terus Berevolusi

Dokumen pribadi di Abadi Dental Lab
Dokumen pribadi di Abadi Dental Lab

Seiring berjalannya waktu, dunia teknologi kedokteran gigi terus berkembang. Mulai dari material yang lebih kuat dan ringan hingga penggunaan teknologi digital yang semakin meningkat. Misalnya, teknologi pemindaian 3D dan pencetakan 3D telah memungkinkan pembuatan gigi palsu dan peralatan ortodontik dengan presisi yang tidak terbayangkan sebelumnya Namun meski teknologi semakin canggih, pekerjaan tersebut mash memerlukan keterampilan manual dan keterampilan observasi yang tajam.

Tantangannya juga tak kalah besar. Pekerjaan ini memerlukan komitmen tingkat tinggi. Teknisi gigi harus terus berkembang, baik dalam material, tenik, dan, teknologi. Selain itu, apa yang diproduksi akan bertahan di mulut pasien selama bertahun-tahun, sehingga kualitas dan ketepatan hingga ke detail terkecil harus dipertahankan. Jurnal Kedokteran Gigi Prostesis menyatakan: "Meskipun penggunaan teknologi canggih seperti pemindaian dan pencetakan 3D meningkatkan presisi, pemahaman manual dan keterampilan tradisional mash penting untuk mencapai hasil terbaik" (Smith, 2022).

Kesimpulan

Teknik gigi mungkin jarang disorot di media sosial ataupun dalam percakapan sehari-hari.
Tapi profesi ini adalah salah satu pilar penting dalam dunia kedokteran gigi. Menggabungkan seni dan sains, teknisi gigi membantu menciptakan solusi yang memadukan estetika, fungsi, dan kenyamanan. Walaupun dunia ini sering tersembunyi di balik layar, hasilnya sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari kita.
Mungkin inilah saatnya mengapresiasi profesi yang senantiasa menghasilkan senyuman yang sempurna di setiap langkahnya.

Referensi:

Sweeney, M. (2019). The Art of Restorative Dentistry: Bridging Science and Aesthetics.
Dental Journal,
33(4), 245-251.

Mitchell, W. (2020). CAD/CAM in Dentistry: A Technological Revolution. Journal of Modern Dentistry, 45(6), 503-511.

Reed, S. (2021). Collaboration in Restorative Dentistry: A Clinician's Perspective.
Prosthodontic Journal,
54(2), 120-126.

Smith, J. (2022). Advancements in 3D Printing for Dental Restorations. Journal of Prosthetic Dentistry, 68(3), 410-417.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun