Mohon tunggu...
OKA PUTRA MITA PISSTAMA
OKA PUTRA MITA PISSTAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Berolahraga/Pecinta Alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengubah Paradigma Penjara: Meningkatkan Kualitas Hidup Narapidana untuk Mengatasi Isu Pemasyarakatan

17 Mei 2023   13:59 Diperbarui: 17 Mei 2023   14:04 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjara telah lama dianggap sebagai tempat yang mengerikan dan penuh dengan kekerasan. Narapidana dipenjara di sana sebagai hukuman atas kejahatan yang mereka lakukan, namun pengalaman hidup di dalam penjara dapat menjadi lebih buruk daripada keadaan bebas mereka sebelumnya. Isu pemasyarakatan seperti kemiskinan, pengangguran, dan stigmatisasi sosial seringkali menjadi masalah yang harus dihadapi oleh para mantan narapidana. Oleh karena itu, penjara harus diubah menjadi tempat yang lebih manusiawi untuk meningkatkan kualitas hidup narapidana dan membantu mereka untuk kembali ke masyarakat dengan sukses.

Transformasi penjara penting untuk meningkatkan kualitas hidup narapidana dan mengatasi isu pemasyarakatan dalam sistem peradilan pidana. Para narapidana seringkali tidak memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan layanan kesehatan mental di dalam penjara. Padahal, akses yang memadai terhadap layanan ini sangat penting bagi mereka untuk mempersiapkan diri mereka untuk kembali ke masyarakat dengan sukses. Oleh karena itu, penjara harus diubah menjadi pusat rehabilitasi yang efektif dengan memberikan akses yang memadai terhadap layanan ini.

Selain itu, program-program rehabilitasi yang efektif harus disediakan untuk para narapidana. Program-program ini harus dirancang untuk membantu para narapidana merubah perilaku mereka dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.

Program rehabilitasi meliputi pelatihan keterampilan, program pengobatan dan layanan kesehatan mental, dan program peningkatan pendidikan. Pelatihan keterampilan dapat membantu para narapidana memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mencari pekerjaan dan membangun karir yang sukses setelah keluar dari penjara. Program pengobatan dan layanan kesehatan mental juga sangat penting, karena banyak narapidana yang mengalami masalah kesehatan mental selama masa penjara mereka.

Selain program rehabilitasi, kerja sama dengan perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja bagi narapidana setelah keluar dari penjara juga harus didorong. Banyak perusahaan yang enggan merekrut mantan narapidana, karena mereka dianggap sebagai risiko yang lebih besar daripada karyawan biasa. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menghilangkan stigma ini dan mempromosikan inklusi sosial bagi para mantan narapidana.

Pendidikan dan pelatihan keterampilan juga sangat penting bagi para narapidana. Banyak narapidana yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan sebelum masuk penjara. Oleh karena itu, penjara harus menyediakan akses yang memadai terhadap layanan ini, sehingga para narapidana dapat mempersiapkan diri mereka untuk kembali ke masyarakat dengan sukses.

Selain itu, penjara harus membantu para narapidana dalam mempersiapkan diri mereka secara finansial untuk kembali ke masyarakat. Banyak narapidana yang kehilangan pekerjaan dan aset keuangan selama masa penjara mereka, sehingga mereka sulit untuk memulai kehidupan baru setelah keluar dari penjara. Penjara harus menyediakan program-program yang membantu para narapidana memperoleh pekerjaan dan memberikan akses yang memadai terhadap layanan keuangan, seperti kredit dan bantuan keuangan.

Di samping itu, penjara juga harus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem peradilan pidana. Hal ini akan membantu untuk mengatasi isu pemasyarakatan, seperti diskriminasi rasial dan sistem yang tidak adil dalam pengadilan. Penjara juga harus melibatkan masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup narapidana dan membantu mereka untuk kembali ke masyarakat dengan sukses.

Namun, perubahan paradigma penjara tidak bisa dilakukan sendirian oleh pihak penjara. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum. Pemerintah harus memberikan dukungan dan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan program-program rehabilitasi yang efektif dan meningkatkan kondisi penjara.

Lembaga swadaya masyarakat dapat memberikan dukungan dalam bentuk pengawasan terhadap program-program rehabilitasi dan memberikan pelatihan keterampilan yang diperlukan bagi narapidana. Sementara itu, masyarakat umum dapat memberikan dukungan moral dan kesempatan kerja bagi narapidana setelah mereka keluar dari penjara.

Di samping itu, perubahan paradigma penjara juga harus disertai dengan perubahan sikap dan pandangan masyarakat terhadap narapidana. Masyarakat harus mengubah pandangan mereka bahwa narapidana hanya pantas dijauhkan dari masyarakat dan tidak layak diberikan kesempatan kedua. Sebaliknya, masyarakat harus memandang narapidana sebagai manusia yang bisa memperbaiki diri dan pantas mendapat kesempatan kedua untuk memulai hidup yang baru setelah keluar dari penjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun