Mohon tunggu...
Ni Ketut Wiwin Toya Windari
Ni Ketut Wiwin Toya Windari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa STAHN MPU KUTURAN

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh KPOP di Kalangan Remaja Indonesia

17 April 2024   19:35 Diperbarui: 17 April 2024   19:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang dianugrahi kekayaan alam, keragaman suku, dan kebudayaan yang melimpah, menyebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku di Indonesia memiliki ciri khas yang membedakannya, serta setiap kebudayaan membawa nilai sosial dan seni yang luhur. Meskipun demikian, minat masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan lokal yang dianggap tradisional cenderung menurun. Perkembangan teknologi yang cepat dan pengaruh globalisasi seringkali berdampak negatif, seperti berkurangnya apresiasi terhadap produk lokal akibat dominasi produk asing. Hal ini sangat mempengaruhi terutama generasi muda yang lebih cenderung mengadopsi gaya hidup dan budaya asing. Sistem kebudayaan, yang merupakan bagian abstrak dari kebudayaan yang terdiri dari gagsan, berperan penting dalam membentuk adat istiadat dan norma-norma yang mengatur perilaku manusia.

     Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, masyarakat kini dapat dengan mudah mengakses berbagai hal yang mereka inginkan, termasuk trend terkini seperti budaya K-pop. Budaya K-pop sering dianggap sebagai sesuatu yang ringan, menyenangkan, dan populer, khususnya di kalangan remaja Indonesia. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memainkan peran penting dalam menyebarkan budaya K-pop, yang kini telah menjangkau seluruh dunia, termasuk Indonesia. Budaya K-pop seperti halnya budaya Barat atau budaya asing lainnya yang berkembang di Indonesia, memiliki dua sisi yang berbeda, baik dan buruk. Banyak remaja yang sangat te4robsesi dengan segala hal yang berkaitan dengan Korea, seperti musik K-pop, drama, dan produk-produk Korea, hingga rela mengeluarkan uang untuk membeli DVD konser atau bahkan bepergian ke Korea untuk membeli barang-barang asli, meskipun harus menabung terlebih dahulu untuk memenuhi keinginan mereka akan K-pop.

Pengaruh Budaya Korea Di Kalangan Remaja

    Di era modern ini kemajuan teknologi dan media sosial telah memudahkan masyarakat, termasuk anak-anak yang cakap dalam menggunakan internet, untuk mengakses berbagai informasi dan budaya global tanpa harus bepergian ke negara asalnya. Media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan generasi muda untuk mengeksplorasi gaya hidup, mode, dan budaya yang populer, termasuk budaya yang sedang trend saat ini. Budaya pop yang mencakup musik, film, dan fashion, sangat diminati oleh remaja dan seringkali berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Korea Selatan, khususnya telah menjadi pusat perhatian dengan budaya K-popnya yang mendunia, tidak hanya dalam musik tetapi juga dalam drama, fashion, dan kuliner, dengan banyak artis dan grup musik K-pop yang mendapatkan popularitas Internasional. Indonesia saat ini sedang dilanda gelombang kebudayaan Korea, yang terlihat dari banyaknya tayangan televisi, artikel majalah, dan konten internet yang berlomba-lomba menyajikan berita dari Korea.

     Keterlibatan dengan musik K-pop adalah bagian integral dari fenomena "Koreanh Wave" yang melanda berbagai negara. Musik pop Korea yang modern berakar pada tahun 1030-an, dipengaruhi oleh musik pop Jepang, dan sejak itu, berbgai aspek kebudayaan Korea seperti film, musik, fashion, dan gaya hidup telah mempengaruhi masyarakat global. Pertumbuhan dan penerimaan budaya Korea yang cepat ini telah menciptakan fenomena demam "Korean Wave". Fenomena ini telah mendorong pertumbuhan industri fashion Korea di Indonesia khususnya kota besar seperti Jakarta. Belakangan ini budaya Korea atau K-pop begitu mewabah di kalangan remaja saat ini. K-pop lebih dari sekedar genre musik, ia merupakan representasi luas dari budaya Korea yang telah menarik perhatiaqn remaja Indonesia, mirip dengan pengaruh budaya Barat dan J-pop sebelumnya. Pengaruh Korea terhadap remaja tidak hanya terbatas pada musik, tetapi juga meliputi aspek lain seperti drama Korea, trend fashion, dan masih banyak lagi. Fenomena ini tentu berpengaruh terhadap perkembangan psikologis remajan di Indonesia, banyak remaja yang tampaknya mulai mengabaikan identitas asli mereka dan menjadi kurang sadar akan warisan budaya mereka sendiri.

Kpop, yang tidak hanya terbatas pada musik tetapi juga mencakup keseluruhan budaya Korea, telah menjadi sangat populer di kalngan remaja Indonesia, hingga mereka menjadi sangat terobsesi dengan segala sesuatu yang betrhubungan dengan Korea dan cenderung kurang menyadari perkembangan industri hiburan dalam negeri.

     Antusiasme remaja Indonesia terhadap industri hiburan Korea sangat tinggi, yang tercermin dari9 pilihan gaya fashion mereka hingga keinginan belajar bahasa dan tulisan Korea, seringkali mengesampingkan bahasa daerah sendiri. Di media sosial, tidak jarang mereka mengidentifikasi diri dengan kota-kota di Korea Selatan, menggunakan nama-nama Korea, dan menganggap K-pop sebagai budaya yang menyenangkan dan trend saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mempercepat penyebaran K-pop, yang kini telah menjadi fenomena global, termasuk di Indonesia. Meskipun budaya K-pop membawa dampak positif dan negatif, banyak remaja yang terobsesi dengan segala hal yang berbau Korea, sampai-sampai rela mengeluarkan uang untuk membeli DVD atau bahkan bepergian ke Korea untuk membeli barang-barang asli, menunjukkan dedikasi mereka terhadap K-pop.  

      Korean Wave dalam bahasa Indonesia memiliki arti gelombang korea, itu adalah istilah yang menunjukkan bahwa gencarnya difusi budaya pop korea selatan secara global di berbagai negara termasuk Indonesia, sejak abad 21, terutama di kalangan generasi net, ini dapat disebut dengan hallyu (korean). Dinamika kebudayaan terus berkembang dan berlangsung sepanjang kehidupan manusia berkelompok, perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh banyaknya faktor. Salah satu faktor pendukungnya adalah adanya kontak langsung dengan kebudayaan dari negara lain, kebudayaan bersifat dinamis yang artinya manusia sebagai pendukung kebudayaan dan akalnya terus berkembang. Perkembangan budaya setidaknya dapat dilihat melalui perspektif, waktu, dan mekanisme kebudayaan itu sendiri. Indonesia dianggap sebagai salah satu negara penting untuk menjadi target penyebaran kebudayaan Korea. Gencarnya persebaran budaya Korea tersebut menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Lprea dan diikuti dengan terbentuknya akulturasi budaya Korea di Indonesia. Korean Wave ini menumbuhkan fenomena demam Korea yang disebarkan melalui Korean Pop Culture ke seluruh penjuru dunia bahkan         Indonesia melalui media massa dan yang terberat melalui jejaring sosial dan platform video online yang sangat memungkinkan industri hiburan Korea menjangkau khalayak dunia dengan cakupan yang besar.

     Dampak Yang Ditimbulkan Dari Kecanduan Pengaruh Luar

       Media sosial memiliki dampak signifikan dalam proses pembangunan dan penyebaran ide yang berdampak pada kemajuan masyarakat, terutama di kalangan pemuda Indonesia. Platform ini memfasilitasi pertukaran, diskusi, dan analisis opini yang menjadi pusat perbincangan. Selain itu, media sosial juga menjadi sarana hiburan melalui permainan atau mencari kenalan baru untuk berinteraksi dan bertukar informasi. Kemajuan teknologi dan komunikasi ini sangat mengagumkan dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan remaja Indonesia, yang sangat terpengaruh oleh media sosial dan juga budaya populer seperti K-pop dari Korea Selatan, yang turut mempengaruhi perpektif dan cara berpikir mereka.

     Pengaruh budaya luar terhadap kesadaran kalangan muda dapat dipandang sebagai sebuah fenomena sosial yang kompleks. Perkembangan teknologi dan media massa padea era globalisasi membuat budaya luar lebih mudah diakses dan dikonsumsi oleh masyarakat khususnya kalangan muda. Hal ini membawa implikasi terhadap perkembangan budaya lokal yang menjadi lebih terpengaruh oleh budaya luar. Sebagai contoh, dalam hal musik, industri musik global seperti pop, hip-hop, dan EDM semakin mudah diakses oleh kalngan muda di seluruh dunia melalui intermet dan platform media sosial. Kehadiran budaya luar dalam bentuk musik,film, fashion, dan gaya hidup dapat memengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku kalangan muda. Pengaruh budaya luar juga dapat memberikan dampak positif seperti peningkatan pengathuan, kreativitas, dan toleransi terhadap perbedaan budaya. Kalangan muda dapat memperoleh wawasan baru dan pengalaman yang berbeda dari budaya luar, yang dapat memperkaya pemahaman mereka tentang dunia dan meningkatkan kemampuan adaptasi mereka terhyadap lingkungan yang semakin heterogen. Pengaruh budaya luar juga dapat mendorong munculnya trend dan gaya hidup baru yang dapat memberikan inspirasi dan memberikan kesempatan bagi kalangan muda untuk mengekspresikan bdiri mereka dengan cara yang kreatif dan inovatif.

     Namun, di sisi lain, pengaruh budaya luar juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kesadaran kalangan muda. Salah satu contohnya adalah meningkatnya penggunaan narkoba, seks bebas, dan kekerasan yang di dorong oleh budaya luar yang mengeksploitasi nilai-nilai hedonisme dan konsumerisme. Pengaruh budaya luar yang negatif dapat membawa implikasi buruk bagi kesehtan fisik dan mental kalngan muda, sertab memicu terjadinya kerusakan sosial dan moral dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengkaji pengaruh budaya luar terhadap kesadran kalangan muda dengan lebih mendalam. Pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan pengaruh positif dan budaya luar. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan literasi digital dan media, mengembangkan kurikulum pendidikan yang inklusif dan multikultural, serta memberikan dukungan dan pembinaan yang tepat bagi kalangan muda dalam menghadapi tantangan dan kecenderungan budaya luar yang negatif.

     Saat ini insdustri K-pop atau Korean Pop sangat berkembang pesat, tidak hanya di Korea Selatan tapi juga menyebar secara luas ke banyak negara yang ada di dunia, termasuk Iindonesia. Perkembangan industri K-pop ini ditandai dengan banyaknya boy grup ataupun girlo grup yang bermunculan selama beberapa tahun belakangan ini. Tak hanya itu, hal ini juga dapat dilihat dengan banyaknya produk-produk yang memakai para artis K-pop tersebut untuk dapat membeli produk yang mereka jual. Teknologi tentunya memiliki peran penting dalam perkembangan budaya K-pop tersebut, dengan semakin canggihnya teknologi dan alat-alat komunikasi membuat para penggemar dapat dengan mudah untuk mengakses informasi mengenai artis atau idol favorit mereka. Perkembangan budaya K-pop ini juga lambat laun menghadirkan dampak negatif bagi para penggemarnya khususnya anak-anak remaja yang mengidolakan artis-artis K-pop tersebut, dampak negatif tersebut meliputi gaya berpakaian yang cenderung kurang pantas.

    Saat ini gaya berpakaian yang menyerupai artis atau idol Korea kerap menjadi trend baru y6ang tentunya sangat disukai oleh remaja-remaja yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan outfit-outfit yang merekia gunakan cenderung simple, unik, namun masih memberikan kesan mewah yang membuat remaja-remaja menjadi tertarik untuk memakai baju serupa yang dipakai oleh idola mereka. Namun terkadang mereka tidak menyadari bahwa ada beberapa outfit yang bertema Korean look yang terkadang tidak sesuai dengan adat istiadat dan norma-norma yang ada di Indonesia, hal ini karena beberapa outfit bertema Korean look cenderung terbuka dan memperlihatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Namun tetap saja banyak remaja-remaja yang cenderung senang mengikuti gaya berpakaian artis Korea tersebut, hal ini karena outfit dengan tema Kkorean look tersebut sangat mudah ditemukan baik itu di toko baju, e-comerence, ataupun lewat media sosial. Referensi outfit yang menyerupai artis Korea pun dapat dengan mudah diakses oleh parav penggemar lewat media sosial yang mereka punya seperti tiktok, instagram, dan twitter.

    Dampak negatif yang berikutnya adalah dapat membuat penggemarnya, khususnya kaum remaja menjadi pribadi yang memliki sikap atau perilaku konsumtif. Hal ini karena kecintaan mereka terhadap idola mereka yang membuat mereka rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli merchandise yang dikeluarkan oleh idol atau artis favorit mereka. Merchandise tersebut dapat berupa album, light stick, photo card, poster, dsn lsin-lain. Para penggemar juga rela mengeluarkan banyak uang untuk dapat memiliki barang yang sama dengan dengan barang yang digunakan oleh udola mereka yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Para fans K-pop juga tidak segan-segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengikuti konser atau fanmeeting yang digelar oleh idola mereka, yang terkadang memiliki harga tiket yang cukup fantastis. Tak hanya itu saja, mereika juga rela untuk mengeluarkan uang lebih hanya untuk membeli produk yang diiklankan oleh idola mereka  contohnya seperti BTS meal yang merupakan kolaborasi antara BTS dan Mcdonald's, tas 'hobo belted ITZY Gabine' yang merupakan kolaborasi antara Itzy dan Charles &Keith, dan Samsung A80 Blackpink edition yang merupakan kolaborasi antara Blackpink dan Samsung.

    Dampak negatif yang terakhir adalah munculnya rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan terhadap idola mereka. Rasa kiecintaan atau kesukaan yang berlebihan tersebut membuat penggemarnya khsuusnya anak-anak remaja menjadi fans yang cenderung fanatik dan selalu ingin meniru atau mengikuti hal ataupun kegiatan yang dilakukan oleh idola mereka, yang terkadang hal-hal tersebut tidak sesuai dengan norma ataupun adat-istiadat yang ada di Indonesia. Kecintaan atau kesukaan yang betrlebihan tersebut juga membuat para penggemarnya menjadi pribadi yang denial dan selalu membela idola mereka secara berlebihan sekalipun apa yang akan dilakukan oleh dola adalah hal yang salah, namun mereka sekan-akan selalu mewajarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan idola mereka. Mereka juga terkadang menganggap bahwa idola mereka adalah hak mereka sepenuhnya, hal ini membuat mereka cenderung suka apabila ada orang lain yang juga menyukai idola mereka. Dalam dunia K-pop mereka dapat disebut denganj pengaut "Bias is Mine".

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Aris, N., Setyaningrum, D., Aslam, M., Aslam, Putri, S., Wulan, T., et al. (2023). PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP KESADARAN KALANGAN MUDA. Jurnal Pelita Kota, 419-429.

Bayu, N. (2022, Juni 9). Pengaruh Budaya Korea (Korean Wave) Terhadap Remaja di Indonesia. Retrieved April 15, 2024, from kompasiana: www.kompasiana.com/amp/noviabayu7913/62a1abb62098ab36663899d5/pengaruh-budaya-korea-korean-wave-terhadap-remaja-di-indonesia

Rannaesa, G. P. (2023, Juli 26). Dampak Nnegatif K-pop Terhadap Kehidupan Remaja di Indonesia. Retrieved April 16osc.medcom.id/community/dampak-negatif-k-pop-terhadap-kehidupan-remaja-di-indoesia-5982, 2024, from osc.medcom.

Ri'aeni, I., Suci, M., & Sugiarti, T. (2019). PENGARUH BUDAYA KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJAN DI KOTA CIREBON. Jurnal Universitas Negeri Jakarta, 1-26.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun