Mohon tunggu...
Ervan Iksan p
Ervan Iksan p Mohon Tunggu... Freelancer - PENULIS

UKSW

Selanjutnya

Tutup

Money

Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Petani dalam Membudidayakan Tanaman Cabai Varietas Hibrida dengan Mulsa Plastik

12 April 2019   12:25 Diperbarui: 12 April 2019   12:27 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat membudaya di kalangan petani dan perdagangannya makin meluas antar negara di dunia. Tampaknya cabai akan menjadi salah satu komoditas alternatif di masa-masa mendatang untuk ditangani dan dikelola dalam skala agribisnis. Saat ini produksi dan produktivitas cabai di Indonesia umumnya masih rendah, sehingga perlu pemecahan secara berkesinambungan melalui percepatan ahli teknologi maju.

Teknologi perbenihan yang cukup menonjol adalah kehadiran varietas cabai unggul hibrida. Secara cepat ataupun lambat cabai hibrida makin dinikmati petani ataupun pengusaha tani seolah-olah menggeser varietas cabai yang bermutu rendah. Ciri khas pengembangan budidaya cabai hibrida ini antara lain di pandu dengan kultur teknik bercocok tanam secar intensif, terutama penggunaan mulsa plastik dan cara-cara khusus melalui perbaikan teknik budidaya. Di masa yang akan mendatang memumingkinkan berbagai varietas cabai hibrida silih berganti dan bertambah jenisnya sebagai alternatif pilihan petani.

pengembangan teknologi sistem mulsa plastik dirintis pertama kali oleh Jepang yaitu Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, sedangkan warna perak dimaksudkan sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.

Naik turunnya  harga dan semakin sempitnya lahan pertanian dapat di usahakan membuat petani berpikir untuk mengusahakan suatu budidaya yang tepat dan menghasilkan hasil produksi yang baik. Kondisi tersebut dapat memberikan motivasi tersendiri bagi petani untuk membudidayakan tanaman cabai hibria dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Penggunaan MPHP kini sudah mulai berkembang pula diindonesia termasuk pada bududaya tanaman cabai hibrida.

Keuntungan bertani MPHP ini antara lain pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam, warna hitam dari mulsa dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma, warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama dan secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus, menjaga tanah tetap gembur.

Cabai hibrida ini dihasilkan melalui proses persilangan 2 induk tanaman yang terpilih, sehingga turunannya berupa F1 yang mempunyai sifat lebih unggul daripada kedua indukannya. Keunggulan cabai hibrida adalah pada tingkat produksinya tinggi, daya penyesuaian terhadap berbagai keadaan lingkungan tumbuh cukup luas, memiliki ketahanan yang tinggi terhadap penyakit tertentu, pertumbuhan tanaman seragam, dan kualitas hasilnya sesuai dengan selera konsumen (pasar).

Kelemahan cabai hibrida antara lain turunan berikutnya sering terjadi pemecahan sifat dan hasilnya cenderung menurun sehingga kurang baik bila produksi benihnya oleh petani. Keberadaan cabai hibrida saat ini makin diminati petani sebab walaupun harga benihnya mahal dan membutuhkan modal (investasi) besar untuk membudidayakannya tetapi harga jual hasil panen (produiksi) dapat memberikan keuntungan yang tinggi. Prospek pengembangan cabai hibrida makin cerah serta daya beli masyarakat semakin baik terutama terhadap cabai yang memiliki kualitas yang baik.

Lama kelamaan tentu varietas cabai yang bermutu rendah akan semaki tergeser, sehingga secara tidak langsung konsumen (pasar) akan ikut mendorong pengembangan cabai varietas unggul dan bermutu. Hal inilah yang mendorong petani untuk mengkaji faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi motivasi petani untuk membudidayakan cabai hibrida.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun