Ubi Jalar merupakan komoditas pertanian jenis umbi-umbian. Dengan banyak macam, contohnya  Ubi Jalar Ungu dan Ubi Jalar Kuning. Ubi juga sebagai sumber energy (khususnya karbohidrat), vitamin dan mineral. Karena Ubi memiliki kandungan yang sama dengan nasi. Sebagai sumber pangan alternative, pakan dan bahan industri. Jadi, meskipun kita hanya memakan Ubi, tubuh kita tidak akan terasa lemas.
Makanan dengan kandungan antioksidan tinggi sering disebut sebagai makanan fungsional atau superfood. Dari Indonesia, Ubi Ungu termasuk dalam makanan yang murah dan unggul dalam kandungan antioksidan. "Kandungan antosianin dalam Ubi Ungu sekitar 110 mg, sementara pada Ubi Putih 0,06 mg dan Ubi Kuning 4,56 mg. sementara itu betakaroten Ubi Ungu mencapai 9.900 mkg, Ubi Putih 260 mkg, dan Ubi Kuning 2.900," papar Ali dalam acara temu media di Jakarta.
(5/9/2016)
Di Indonesia Ubi Jalar sebenarnya memiliki prospek yang baik dalam bidang agribisnis. Karena Ubi Jalar sangat mudah untuk ditanam dan memiliki harga jual yang cukup baik. Tetapi sayangnya para petani belum memiliki wawasan yang cukup luas. Para petani hanya menanam ubi dan menjualnya begitu saja. Padahal dapat dimanfaatkan menjadi peluang usaha dari bahan baku tersebut. Dengan lahan pertanian yang cukup luas seharusnya kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Tidak hanya menjual Ubi Jalar tersebut di dalam negeri saja, kita bisa mengeksportnya ke luar negeri. Ada baiknya para petani di Indonesia memiliki relasi yang luas, sehingga dapat mempermudah pemasaran komoditas tersebut.
Upaya penyuluhan kepada petani tentang Ubi Jalar perlu dikembangkan dengan wawasan yang luas. Para petani dapat berfikir lebih creative untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada. Petani dapat mengolah Ubi menjadi bahan jadi maupun bahan setengah jadi. Tidak hanya petani, peran perusahaan berbasis agroindustry Ubi Jalar di Indonesia juga masih sangat sedikit. Seharusnya kita dapat memanfaatkan bahan baku tersebut sebagai olahan yang menarik dan berdaya jual tinggi, serta bermanfaat bagi banyak orang.
Contohnya olahan daging sintetis berbahan dasar Ubi Ungu. Sebelum di olah dulu menjadi daging sintesis, Ubi tersebut harus di olah dulu menjadi tepung. Pabrik industry dapat mengolah Ubi tersebut menjadi tepung, kemudian di pasarkan. Seperti yang kita ketahui prosentase penduduk lansia di Indonesia cukup besar.Â
Dengan begitu kita bisa memanfaatkan peluang usaha di bidang makanan. Para lansia di anjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging terlalu berlebihan, karena dapat menyebabkan kolesterol, asam urat dan penyakit lainnya. Ada baiknya kita mengolah daging sintetis berbahan dasar Ubi agar para lansia dapat menikmatinya tanpa terserang penyakit. Kita dapat mengolah daging sintetis tersebut menjadi lebih menarik dengan dimasak rawon, kare, soto dan lain-lain. Dan juga, karena harga bahan baku Ubi Jalar yang terbilang murah dapat menarik hati konsumen.
Sangat pentingnya kerjasama antara petani, perusahaan indutri, maupun industry rumah tangga. Kita harus bisa saling bahu membahu. Petani sebagai penanam dan supplier, perusahaan industry sebagai pengolahan bahan setengah jadi, dan industry rumah tangga sebagai pengolah bahan jadi. Tapi ada baiknya juga jika kita bisa menanam Ubi Jalar tersebut dan juga mengolahnya sendiri, karena itu semua akan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Dengan mengembangkan komoditas Ubi Jalar, diharapkan Indonesia dapat menyadarkan masyarakat untuk lebih berfikir creative dan inovatif dalam mengolah suatu hasil pertanian. Dengan demikian produksi Ubi Jalar tidak akan kalah dengan kentang.
Semoga penyuluhan Ubi Jalar di Indonesia dapat dikembangkan. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan lahan dengan baik, dan mengolah hasil pertanian yang awalnya diremehkan menjadi bernilai jual yang tinggi.
Salam,
Eirinetina eds
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H