Pola tanam dibidang pertanian menjadi hal yang sering diperhatikan oleh petani dalam mengolah lahannya. Pola tanam digunakan untuk mengatur posisi tata letak atau mengurutkan tanaman disuatu lahan selama periode waktu tertentu atau selama musim taman tertentu. Pola tanam yang ideal pastinya memperhatikan kondisi lingkungan setempat.Â
Seperti memperhatikan pemilihan komoditas terhadap kondisi ketersediaan air yang ada, pengaruh iklim disuatu daerah, maupun curah hujan daerah tersebut. Petani tentu pastinya ingin memiliki hasil produksi yang meningkat dan menguntungkan untuk usahanya. Jenis pola penanaman yang digunakan petani ada 2 yaitu pola tanam monokultur dan polikultur.Â
Pola tanam monokultur adalah pola tanam yang digunakan petani dengan menanam tanaman sejenis dilahannya. Sedangkan pola tanam polikultur adalah pola tanam yang digunakan petani dengan menanam banyak jenis dilahannya.Â
Pola tanam jajar legowo ini menggunakan pola tanam monokulktur di lahannya dengan menggunakan jarak tertentu. Pada tulisan ini membahas pola tanam jejer legowo dengan komoditas padi didalamnya.
Penanaman padi di sawah dengan pola tanam legowo ini sangat mempermudah petani dalam mengoptimalkan produktivitasnya. Sistem pola tanam jejer legowo ini memili prinsip dengan memberikan jarak tanam yang berselang atau diselilingi dengan barisan kosong dengan ukuran setengah kali jarak tanam antar barisan penanaman.Â
Sistem ini dikenal dengan pola tanam yang berselang. Istilah legowo berasal dari bahasa Jawa, yang diserap dari kata "lego" yang berarti luas dan "dowo" yang berarti memanjang. Sehingga jika diartikan memiliki makna menaman tanaman berbaris memanjang dengan selingan barisan kosong didalamnya. Setiap dua baris tanaman dinuatnya 1 jalur parit atau jalur kosong. Misalnya dalam suatu sawah menerapkan sistem jejer legowo dengan perbandingan 2:1 dalam populasi penanamannya.
Formasi 2:1 yang dimaksud adalah pengaturan  jarak tanam padi. Penanaman bibit padi ini dilakukan dengan berselang-seling dengan 2 baris tanam dan 1 baris kosong, dan begitu seterusnya. Jarak baris antar tanaman misalnya 20 cm, sedangkan baris kosong 40 cm, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm - 15 cm tergantung dari kesuburan tanahnya.Â
Sehingga pengaturan jarak tanam ini sangat optimal, barisan kosong ini digunakan agar terjadi interaksi faktor biotik yang berkaitan. Â
Dengan terjadinya rantai makanan dan jaring makanan yang luas di ekosistem sawah memberikan dampak yang menguntungkan karena ada perpindahan energi dari prosuden, konsumen, dan dekomposer yang ada di sawah. Penyediaan barisan kosong salah satunya diperuntukan untuk pengaturan air. Penyediaan air irigasi yang tepat dan benar dapat menunjang peningkatan produksi padi.
Dalam lahan kosong tersebut dapat dimanfaatkan dengan melakukan mina padi. Mina padi merupakan bentuk usaha tani dengan memanfaatkan genangan air sawah ditanami padi sebagai kolam.Â
Barisan kosong itu dapat dilakukan budidaya sebagai kolam ikan. Dengan pemeliharaan ikan didalamnya dapat meningkatakan sistem hasil pertanian dan pendapatan petani, meningkatkan kesuburan tanah dan air, dan mengurangi hama penyakit yang ada. Lorong di swah juga dapat berfungsi sebagai tempat ikan berlindung ketika cuaca panas atau air surut.Â