Pemalang (24/07/2024) - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau UNNES GIAT 9 di desa Batursari, Kec. Pulosari, Kab. Pemalang mengadakan sosialisasi tentang Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja wajib bagi kelompok mahasiswa UNNES GIAT 9.
 Sosialisasi ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 24 Juli 2024 yang bertempat di balai desa Batursari. Kegiatan ini dihadiri oleh pak Tamat selaku kepala desa Batursari serta perangkat desa, kepala dusun setempat, dan kader posyandu.
 Kegiatan sosialisasi ini dibuka dengan sambutan dari kepala desa yang kemudian masuk kedalam penjelasan materi. Pihak UNNES dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DISPERAKIM) Jawa Tengah berkolaborasi untuk membuat materi yang diberi kepada seluruh mahasiswa GIAT 9. Dari kedua pihak memberikan Power Point Text (PPT), brosur, serta buku RTLH kepada kelompok UNNES GIAT 9 dengan tujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat.
 Kelompok UNNES GIAT 9 menjelaskan kepada peserta tentang kebijakan penanganan RTLH dari pihak disperakim. Kemudian terdapat jenis-jenis bantuan RTLH yang terdiri dari berbagai sumber, yaitu Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa (Bankeupemdes) RTLH, bantuan sosial RTLH, serta batuan RTLH melalui CSR. Setelah itu, para peserta dijelaskan tentang Sistem Informasi Manajemen Perumahan (SIMPERUM) yang digunakan untuk proses bankeupemdes RTLH. Lalu dijelaskan tentang kriteria penerima bankeupemdes RTLH, serta contoh rumah yang dapat diusulkan dan realisasi dari program RTLH sendiri.
Saat sesi tanya jawab terdapat peserta yakni salah satu kepala dusun yang bertanya tentang kekhawatiran masyarakat terkait batuan RTLH. Kepala dusun tersebut bertanya tentang proses bantuan RTLH yang ribet sehingga membuat bingung masyarakat. Kemudian beliau juga bertanya tentang kekhawatiran masyarakat yang justru cemas mendapat bantuan pemerintah. Masyarakat takut karena bantuan RTLH yang mereka dapat dari pemerintah tidak terealisasikan sepenuhnya, sehingga para penerima bingung untuk menyelesaikan realisasi program tersebut karena kebanyakan penerima bantuan memiliki masalah ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H