Hai, Kompasianers.
Hari Minggu paling asyik untuk dinikmati dengan jalan-jalan. Liburan memang saat yang tepat untuk menyegarkan pikiran setelah sepekan bersibuk diri dengan berbagai rutinitas. Kalau Anda berada di wilayah Semarang dan masih bingung mau jalan-jalan kemana, silakan datang ke Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) di Jl. Sriwijaya No. 29, Tegalsari, Candisari, Semarang.
Selama 3 hari ini, yaitu pada tanggal 13 hingga 15 September 2019, Dewan Kesenian Semarang (Dekase) menggelar acara Pazaarseni #6 2019.
Pazaarseni yang sudah menginjak tahun ke-6 sejak pertama kali digelar pada tahun 2014 ini dibuka Jumat lalu sekitar pukul 13.30 oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. Pembukaan Pazaarseni 2019 dimeriahkan dengan pertunjukan musik yang juga  menampilkan Roy Jeconiah (mantan vokalis grup musik rock Boomerang). Di hari pertama penyelenggaraannya ini pun digelar acara pemutaran film pendek dan performance art oleh seniman Semarang.
Di hari kedua, Pazaarseni semakin meriah dengan beberapa pementasan di area TBRS, antara lain: pertunjukan musik keroncong, pementasan teater dengan lakon Pinangan karya Anton Chekov oleh kelompok Teater Lingkar Semarang, panggung terbuka yang menampilkan pagelaran tari, ansambel musik, serta musikalisasi drama, juga pementasan rutin wayang orang di gedung Ki Narto Sabdo. Selain itu ada pula acara bedah buku dan diskusi seni dan budaya.
Ada pula stan yang mempromosikan wisata daerah. Di stan ini, Anda bisa mendapatkan informasi tentang beberapa paket wisata dan menjumpai berbagai macam suvenir dan kaos bertuliskan nama tempat wisata yang bisa Anda beli dengan harga mulai 30 ribuan. Â
Di acara Pazaarseni ini, para pengunjung bisa menikmati kopi dan teh gratis yang dipersembahkan oleh sponsor acara.Â
Saat berkunjung ke Pazaarseni kemarin, sorenya, saya masih kebagian kudapan berupa kue sus yang berisi fla, lumpia, dan kue nagasari. Penganan ini disajikan dalam tampah di atas meja yang diletakkan di tengah arena antara panggung pertunjukan keroncong dan bazar lukisan. Penganan ini disediakan gratis bagi para pengunjung.
Semakin malam, arena Pazaarseni semakin ramai pengunjung; dari yang mulai menonton pertunjukan, melihat-lihat pajangan di bazar seni rupa, hingga berfoto dengan latar lukisan para perupa.Â
Gemerlap lampu-lampu di arena bazar dan panggung semakin menghidupkan suasana. Belum lagi alunan musik dari panggung keroncong yang beradu dengan suara gamelan pertunjukan tari di panggung yang lain, menjadikan acara Pazaarseni semakin meriah.Â
Instalasi panggung yang berada di bawah pohon beringin raksasa dengan sulur-sulur menjuntai, tampak lebih eksotis di malam hari.
Mari hadir untuk ikut menikmati kemeriahan seni dan budaya Jawa Tengah.
Salam jalan-jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H