Anak Anakmu (Kahlil Gibran)
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki ikiran mereka sendiri...
Pendakian Gunung Gede-Pangrango kali ini adalah sebuah pendakian yang sangat dinantikan oleh tim kami (Narkopian). Rencana, persiapan dan koordinasi dengan semua elemen yang terlibat berjalan intens, agar semuanya berjalan dengan lancar. Semua siap, packing aman, walau sekarang sudah ada beberapa yang lupa cara packingnya. Berangkaaaat. Jam 21.30 adalah waktu yang ditentukan, dan meeting point kami di Stasiun Bogor untuk selanjutnya menuju basecamp pendakian Gunung Gede Pangrango via Jalur Putri. Ajaib kawan, Ajaib, ketika kita lewat puncak tetap tidak macet, its amazing. Kita bisa menikmati udara malam dan dinginnya udara serta city light di puncak dengan leluasa. Sekira jam 02.00 dini hari kami tiba di basecamp, lanjut ngopi dan gogoleran serta beristirahat untuk memulai pendakian esok paginya. Oh iya, ada baiknya, untuk kawan yang ingin mendaki, langsung saja ke pos pemeriksaan tekanan darah, yang letaknya di bawah agar esok paginya kita hanya langsung registrasi untuk mencek semua administrasi yang telah kita lakukan.
Saya tidur nyenyak malam itu. Begitu juga kawanku yang lain. Kuberitahu satu hal, pendakian kali ini aku bawa angelku dan juga kakak Tutu bawa angelnya yang masih berusia 6 tahun, wow. Yang lain? Mereka adalah temen-teman mendaki yang sudah lama aku kenal. Kebersamaan kami bersama mereka dari Curug Cilember hingga Gunung Rinjani, dari Gunung Pulo Sari hingga Gunung Semeru, dari Pulau Yu hingga pulau Pahawang. dari Teluk kiluan hingga Belitong, dari Merapi Merbabu Sumbing hingga Malioboro Dari Gunung Rakutak hingga gunung Batu, dari gunung Lembu hingga papandayan, dari Cikurai hingga gunung Guntur. aaaaaahhh sudahlah begitu banyak cerita yang telah kami lalui Bersama, dan kini kebersamaan kami terjaga dengan tegukan kopi sambil bicara tukar cerita.
Kembali ke atas tadi tulisanku tentang pendakian ini bersama angelku, ini adalah pendakian pertama yang lumayan akan menguras tenaga, emosi, fikiran dan juga fisik serta mentalnya. Ujian lainnya adalah medan yang terjal dengan jalur akar yang akan dilaluinya. Tapi aku berfikir positif. Aku yakin angelku mampu, itu sudah. Aku kenalkan kepadanya dunia tentang pendakian, walau sebelumnya sudah pernah ku ajak naik bareng ke  Gunung Prau dan beberapa kali kemping cantik (ceria). Tapi ini adalah pendakian Gunung Gede Via putri, kawan. Kita semua tahu jalurnya,. Akar, tanjakan curam dan aaaaah sudahlah. Heuheuheu.
Jam 08.10 kami melangkah untuk menuju pos registrasi. Jejak Langkah pertama angelku untuk meraih mimpinya ke Alun-alun Suryakencana Gunung Gede Pangrango. Kami menghadapi jalur pendakian masih berupa kebun-kebun masyarakat. Kebun kol, wortel, lobak dan daun bawang adalah hal yang biasa kami temui. Sukses, kami melewatinya. Langkah selanjutnya pendakian ini mulai menantang, kami break sebentar dan saya melihat jalur yang akam kami lalui begitu terjal, tanah merah pos pertama yang saya berhenti. Terlihat jelas begitu curamnya jalur itu. Huuuft, saya mengambil nafas. Falsa memesan es dulu di warung untuk sekadar menghilangkan dahaga di tenggorokoannya. Tetapi pemandangan alam yang mempesona membuat semangat saya kembali menyala, apalagi ini pendakian Bersama angelku. Kubiarkan angelku jalan duluan sementara aku dibelakang Bersama Gendok. Kang Tg, kang sob, paman togi, kk tutu, eko dan Arsya di depan. Saya dan gendok adalah tim paling belakang, karena setiap bebera langkah, mata saya tertuju pada batang pohon yang tertera tulisan Rest Area, whats, ya sudah kami break dulu. Hahaha
Melewati hutan lebat dengan aroma segar pepohonan, bersama-sama dengan suara riuh angin dengan gesekan daun di sepanjang perjalanan, membawa kedamaian yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Setelah melewati hutan, langit biru cerah mulai terlihat di antara dedaunan, memberikan semangat baru untuk melanjutkan perjalanan. Sinar matahari siang itu yang masuk diantara pepohonan membuat perjalanan semakin indah. Kami berdoa agar dalam pendakian ini kami tidak terkena hujan apalagi badai. Semangaaaaaaad, itu yang aku lakukan terhadap diriku sendiri. Tapi rupanya hujan dating juga di sekitar pos 3, untung aku sudah tiba di pos bayangan, dan ada warung disitu. Aku berteduh. Angelku sudah didepan, rupanya ia Bersama pendaki lain rombongan dari Cibinong. Stelah agak reda aku lanjutkan perjalanan. Masih berat Langkah ini, akibat terlalu lama break (istirahat) kaki ini mulai sedikit keram, begitu juga Gendok dan Indro. Sakti kawan, spray penghilang keram itu membuat betis dan sekitar lutut Indro yang keram langsung sembuh, dan dengan gaya khasnya Indro berguman, ah beli ah. Mau beli ah. Hahahah. Lanjuuuuuuut.
Aku terus melangkah, rupanya angelku menunggu juga di pos bayangan Bersama kawannya tetapi bukan Tim #Narkopian. Â Akhirnya sejak saat itu aku Bersama angelku menikmati pendakian Bersama. Kami lewati jalur akar, tanjakan curam dan suara dedaunan yang bergesekan menambah syahdu suasana. Langkah demi Langkah kami paksakan untuk melangkah, Lelah, capek dan sebagainya menjadi satu. Simpang Maleber, ang merupakan pos terakhir sudah kami lalui, masih ada satu tanjakan lagi yang akan kami lalui. Hiyaaaaaaaaaaaaaaaaa, bonuuuuuuuuuuuuuuuuuus. Â Jalan mendatar sekarang sebelum nanti akan tiba di Alun-Alun Timur Suryakencana. Akhirnya kami tiba di sana, ku kecup manis kening dan pipi angelku yang dengan semangad baja mampu hingga alun-alun timur surya kencana. Disana rupanya sudah ada Paman Togo, Kang Sobar, kang TG, KK tutu, indro, Agan dan Gembok. Â Setibanya di alun-lun suryakencana kami disuguhu kabut tebal hanya berjarak 2 meter saja kawan penglihatan ini leluasa, kami melanjutkan perjalan untuk ngecamp di Alun-Alun Barat Suryakencana yang dekat dengan sumber air.
Akhirnya kami menemukan tempat untuk buka tenda, ngopi dan masak, makan makan. Tetapi hujan sebentar, membuat paman togi dan Kang Sob PW dengan tenpatn yang sudah di dapaitnya. Kami membuka flysheet di Tengah tenda kami untuk tempat masak. Eko masak air, untuk menyeruput kopi kami di Tengah susasan yang syahdu ini, angkat gelas kita bersulang. Seperti biaasa kami bercengkrama, indro, kk tutu Bersama keluarga cemaranya, kang tg, kang sob, agan, gembok,  dan paman togi. Kami berbicang tentang aapa saja dari tetnang war takjil hingga bahsan Onada dan Habib Ja'far,. Dari idealisme hingga koruptor, dari type2 tenda hingga Wanita, ups. Dan yang psti  dari semua itu, kami di persatuakan dalam frekwensi berfikirbahwa KEMANUSIAAN Adalah di Atas Kepentingan Apap pun. kami adalah manusia jangka panjang, karena membicarakan tentang CINTA dan kemanusiaan, sementara mereka yang membicarakan tentang politik adalah manusia jangka pendek
Akhirnya, setelah melalui perjuangan yang panjang, kami mencapai puncak yang dirindukan. Di sana, di atas langit-langit dunia, kami merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Pemandangan indah yang terbentang di bawah kami memenuhi hati kami dengan keajaiban alam.
Dalam momen itu, semua rasa lelah dan keraguan terbayar lunas. Kami memeluk satu sama lain dalam kebersamaan yang penuh arti, menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang mencapai puncak fisik, tetapi juga tentang mengatasi rintangan dalam diri kita sendiri.
Dengan keberanian dan tekad yang sama, kami turun dari puncak gunung dengan hati yang penuh kepuasan dan kenangan yang tak terlupakan. Perjalanan ini telah mengubah kami, mengukir cerita tentang keberanian, persahabatan, dan keindahan alam yang akan kami kenang seumur hidup.
Terima kasih kawan, angkat gelas kita bersulang.
Kang TG, Kang sofyan_sob, Indo endrani (yang berhati Nyaman) KK tutuapriliyanti dan keluarga cemaranya Agan (Prima Jo) Gembok (@otikul25 ) Paman Togi @togi_tambunan dan terakhir untuk angelku yang mampu menginjakkan kakinya di alun-alun surya kencan pertama kalinay Falsa Syina Ramdani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H