Kawan  tentu kenal dengan Bang Iwan Fals, sosok yang begitu kharismatik, sederhana dan mampu menciptakan sebuah perubahan setidaknya untuk dirinya sendiri maupun untuk anak-anak OI, dan masayakat kita umumnya. Bagaimana Bang Iwan Fals mampu berubah dari penampilannya yang berantakan, rambut gondrong dan kumis serta jengotnya yang liar kala muda dulu, kini klimis dan ada kalanya di suatu kesempatan rambutnya sudah memutih semua. Namun jangan disangsikan lagi tentang kharismanya, pancaran itu bukan diciptakan tapi anugrah dari Allah yang berproses dari sebuah perjuangan, peluh dan idealisme.
Bang Iwan tidak hanya total dalam menciptakan lirik sebuah lagu, syair-syair kritisnya terhadap penindasan, kedzaliman dan ketidak-adlian laksana muntahan lahar yang mampu meluluhlantahkan nurani kita. Jika bicara syair cinta, Bang Iwan begitu romantis, jantan dan ksatria. Jika berbicara tentang keluarga, penghayatan yang mendalam dapat kurasakan bagaimana keluarga bagi Bang Iwan adalah segalanya. Itulah menurut saya, begitu kuatnya syair-syair Bang Iwan. syair yang diciptakan bang Iwan adalah seperti membaca Indonesia, banyak realitasnya yang dirasakan, dan masih relevan hingga saat ini kawan.
Bang Iwan tidak hanya total dalam menciptakan Mahakaryanya dalam bidang musik. Bang Iwan pernah dua kali membintangi Film yang sangat menginspirasi buat kita semua. Peartama adalah film Damai Kami Sepanjang Hari dan kedua adalah Film Kantata Takwa. Coba kawan resapi syair dari lagu yang kemudian di sutradarai oleh Sophan Sophian, Damai Kami Sepanjang hari
Semoga akan tetap abadi
Pagi ini pagi esok
Esok hari hari nanti
Semoga takkan pernah berhanti
Canda hari canda pagi
Damai kami sepanjang hari.
Di samping membintangi dua buah film yang menurut saya sangat inspiratif itu, Bang Iwan juga terlibat dalam beberap penggarapan lagu untuk dijadikan sebuah theme song, Film Batas, serta Sabtu Bersama Bapak, dengan Lagu Cintanya yang bikin baper.
Nah ini point yang ingin aku sampaikan, di film Kantata Takwa yang di bintangi oleh para seniman sejati itu, mungkin akan sangat sulit sekali kita temui lagi karya-karya yang sama atau mungkin yang mendekati karya mereka oleh para artis/seniman sekarang ini dan mungkin hingga 20 tahun ke-depan kita tak akan mendapatkan sebuah moment itu lagi. Siapa tak kenal W.S Rendra, Lalu Sawung Jabo, kemudian Jockie Suryoprayogo, Setiawan Jodi dan Iwan Fals.
Ada sebuah dialog yang sangat mengisnpirasi menurut saya tentang arti sebuah kehidupan ini, dan ini membuat kita termotivasi dan bersemangat lagi dalam menjalankan kehidupan ini, yang terkadang kita merasakan sudah capek dan lelah sebagai manusia
Iwan Fals: "Bo.......
Sawung Jabo :"Kamu harus menjadi gunung yang merenung", "menjadi elang, melayang", Â "Menjadi air, mengalir"
Iwan Fals : "Bo, sudahlah jangan terlalu serius"