Gunung Prau
“A journey to pursue a dream”
RIKA BANDARI
Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu,
-Andrea Hirata-
Berawal dari sebuah mimpi
Bahwa suatu hari nanti
Aku mampu mendaki
22 Agustus 2012 yang lalu, mimpi itu sempat akan menjadi nyata. Pendakianku yang pertama akan dimulai dari Gunung Prau di Dataran Tinggi Dieng, dengan ketinggian 2,565 mdpl. Belum banyak memang yang tahu mengenai Gunung Prau saat itu, tetapi setelah mendengar cerita dari seorang kawan yang pernah mendaki kesana, sepertinya Gunung Prau sangat indah, hamparan bukit teletubbies, padang daisy, sunrise indah dengan latar puncak Sindoro-Sumbing, dll, maka diiputuskanlah pendakian awalku ke Gunung Prau. Tetapi ternyata hawa dingin Dataran Tinggi Dieng tak mampu berdamai dengan tubuh ini, setelah sempat mengalami hipotermia malam sebelum pendakian, akhirnya kami (aku & Kay) memutuskan kembali ke Jakarta, setelah memaksakan diri tetap menyaksikan keindahan sunrise dari puncak Sikunir. ini linknya (2012) http://www.kompasiana.com/4ym4r4/dieng-dalam-bidikan-lensa-dan-guratan-tangan_551740c0813311cf669de386
Pulang ke Jakarta, belajar mengubur mimpi, mungkin mendaki memang hanya sebatas mimpi :’(.
6 Agustus 2016, sepulang dari Pameran seni : 17/71 GORESAN JUANG KEMERDEKAAN di Galeri Nasional,
Kay : Nda…masih punya sisa cuti gak ?
Nda : masih doong, memangnya kenapa Kay ?
Kay : Kita ke Prau yuk akhir bulan ini.
Nda : Prauuu ??? Seriusan Kay ???
Kay : Ya seriuslah kan 4 tahun yang lalu gagal, ajak Kaka & Ade juga yaaaa
Nda : #Love-love mode on, #Tabok-tabok pipi takutnya ini cuma halusinasi :D
Sepanjang jalan pulang, badan rasa melayang membayangkan sebuah mimpi akan jadi kenyataan. Dan satu lagi yang gak pernah disangka, ternyata Allah dan Kay masih mendekap mimpiku dan kini akan membuatnya menjadi nyata. Love you Kay :*, love you too Allah.
Hari Selasa, 9 Agustus 2016, aku mengajukan cuti dan Alhamdulillah di Acc. Sejak hari itu…perasaan gak sabar menunggu hari-H nya tiba. Walaupun beberapa kali aku sempat berpikir untuk membatalkan karena merasa gak mungkin mampu. Tapi…inikan cuma bukit teletubbies (php-nya Kay), Gunung Prau itu sangat cocok untuk pendaki pemula (itu kata beberapa tulisan setelah cari2 info ke Mbah Google), masa gak kuat sih?. Lain sama Kaka dan Ade…..mereka excited banget, berkali-kali bertanya, “Ma, aba jadikan ajak kita ke Prau ?”
Daaaannn……tibalah hari yang ditunggu-tunggu, Jum’at, 26 Agustus 2016, pagi tetap berangkat ke kantor, ijin pulang lebih cepat, karena janjian ketemu Kay dan anak-anak di Terminal Rambutan jam 17.30 (gak pake telat!), karena Bus ke Wonosobo terakhir berangkat jam 18.30.
Mulai menghitung waktu…jam ke jam, menit ke menit daaaannn akhirnya jam 15.50 pekerjaan selesai, email berikutnya minta tolong cencen bantu handle. Jam 16.00 teng, berangkat menuju ke Kp. Rambutan.
Sampai di Halte Pecenongan jam 16.10, tunggu Traja/Kopaja yang ke PGC lamaaaaa banget, sampai jam 16.35 belum juga datang, akhirnya memutuskan untuk naik traja yang ke Pasar Baru, sambung traja jurusan Bekasi Timur, turun di Halte Bidara Cina baru sambung yang kearah Kp. Rambutan berharap jam 17.30 atau paling lambat jam 18.30 bisa sampai di Kp. Rambutan.
Harapan tinggal harapan, karena kenyataan tak selancar yang dibayangkan. Sampai di Halte Pasar Baru 18.40, Alhamdulillah langsung ada traja Pasar Baru – Bekasi Timur, jam 17.00 berangkat dari Halte Pasar Baru, ternyata perjalanan agak tersendat terutama saat mau masuk Halte Central Senen, disana sudah ada tiga traja yang sedang menunggu lampu merah perempatan senen, mati deh, alamat gak bakalan sampai di Kp. Rambutan jam 18.00 nih. Mulai ketar-ketir, jam 17.30 baru bisa lepas dari lampu merah Senen. Jam 17.50 sampai di Halte Bidara Cina, langsung turun sambung Go-jek ke Terminal Kp. Rambutan. Berharap dapet driver yang beda tipis sama Rossi deh ya, biar bisa sampai di Terminal jam 18.30. Ups..lagi2 harus bersabar, karena harus menunggu driver yang putar balik, kurang lebih jam 18.00 dari Bidara Cina, bilang sama sang driver untuk agak cepat tapi selamat karena harus mengejar bis jam 18.30. Sementara Kay dan anak2 yang sudah nunggu dari jam 17.30 mulai gak berhenti2 wa, menanyakan udah sampai dimana. Hmmm…ternyata tak semudah yang dibayangkan ya untuk merealisasikan mimpi L. Sempat berpikir, mungkin memang gak rejeki ke Prau kali ye, kok susah banget kayaknya. Waktu terus berlalu, mencoba menembus keramaian lalu-lintas sore Jakarta, dengan driver Go-jek yang jauh panggang dari api jika dibandingkan the doctor, akhirnya plang Terminal Kp. Rambutan terlihat juga, lihat jam, ternyata sudah jam 18.20 masih punya sisa waktu 10 menit, berharap cukup untuk mengejar Bus, walaupun Kay bilang, sms-nya ke kernet bus agar ditunggu sebentar gak ada jawaban.Terus berdoa dalam hati, berharap ada keajaiban, sementara sang driver entah memang gak tau,atau entah keasikan, bukannya putar balik malah lurus terus kearah Bekasi, sampai di Hankam, dia baru sadar, hmmm…..ya mau diapain lagi, tanya sama Bapak2 dipinggir jalan, disuruh muter didepan (syukur gak jauh dari tempat bertanya), lurus aja Terminal disebelah kiri. Mengikuti instruksi Si Bapak, akhirnya sampai juga di depan masjid Nurul Amanah jam 18.40 (makasih ya pak J ). Bus Sinar Jaya jurusan Wonosobo-nya sudah berangkat L. Siap-siap menerima konsekuensi ketelambatan dari Kay, Kaka & Ade. Ade langsung lari sambil teriak, “Mama kemana aja?, Busnya udah berangkat loh Ma L”, kaka gak banyak ngomong, cuma komen, “mama payah”, tinggal menghadapi satu mahluk paling cool sedunia, yang selama 5 tahun kenal gak pernah lihat Kay marah, apa ini saatnya ya ? Deg-degan juga euy.
Kay-nya lagi ngobrol sama kenalan barunya, langsung aja nyamperin, eh…langsung dikenalin ke Kang Hendi dari Dago, Bandung. Setelah basa-basi sebentar, Kay pamit ke Kang Hendi karena harus cari Bus alternative ke Wonosobo, (belum kena marah, masih deg2an nih). Eng…ing…eeengggg, boro-boro dimarahin, malah ngetawain tampang pasrah ku yang habis2an diledekin kaka & Ade. Trus, dengan gaya cool-nya Kay bilang,”Tenang Nda….kita tetap bisa ke Prau Kok, mimpi Nda, mimpi kita berempat akan tetap menjadi nyata. So…enjoy the trip Nda J”. Hmmm…mungkin urat marahnya Kay tuh emang gak ada kali yeee. Makasih ya Kay udah gak marah J
Di Terminal Bus Antar Kota, akhirnya kita berempat Naik Bus jurusan Purwokerto, nanti sampai di Rumah Makan tempat Bus-bus Sinar Jaya berkumpul, baru pindah Bus tujuan Wonosobo. Bersyukur, akhirnya perjalanan meraih mimpi ini benar-benar sudah dimulai J. Bismillah…tepat jam 19.30 WIB Bus jurusan Purwokerto berangkat. Terima kasih Allah, terima kasih Kay :*.
Didalam Bus, kita berempat yang paling seru. Kaka & Ade ajak kita main dasar-dasaran (setiap kata yang terlihat ditambah dasar didepannya), snake (sambung kata berdasarkan huruf terakhir), harus fokus, kalau salah hukumannya nyanyi. Hahaha…ade 2x kena hukum nyanyi karena gak fokus malah menyebut kata dari huruf pertama kata sebelumnya. Hukumannya nyanyi BALONKU tapi semua huruf vokalnya diganti U. Bulunku udu lumuuuuuu….hahhaha, kita berempat ketawa geli denger ade nyanyi :P Trus lanjut lagi main sambung kata membentuk cerita dan segudang kehebohan lain, sampai akhirnya kita semua cape dan tertidur.
Selanjutnya, menuju tempat Mas Anir dan Ade yang daritadi sudah menunggu dilokasi terbaik untuk bisa menyaksikan sunrise besok pagi. Siap-siap mendirikan tenda deh. Gak berasa udah jam 7 malam. Hawa dingin sudah mulai berasa, jaket yang kami pakai agak lembab karena sempat kena hujan sore tadi. Semoga gak masuk angin. Karena kelelahan saat mendaki tadi, aku, kaka dan ade bersiap-siap untuk tidur. Karena udara tidak terlampau dingin jadi aku gak pakai jaket lembabnya, kita bertiga masuk ke sleeping bag masing-masing, walau masih terdengar suara-suara orang-orang bercengkrama dari tenda-tenda disekitar tenda kami. Btw, good night and have a pleasant dream all :*
Terima kasih karena telah memeluk erat mimpi Nda, Kay. Terima kasih juga karena telah bersedia membuatnya jadi nyata. Terima kasih untuk tangan yang selalu setia menggegam, untuk semangat yang tak henti terucap terima kasih untuk semuanya.
Bermimpilah, maka Tuhan dan Kay akan memeluk mimpi-mimpimu,
-Rika Bandari- :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H