Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pendakian Gunung Rakutak; Ngadem di Ketinggian Sembari Narkopian

1 Desember 2014   22:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_379696" align="aligncenter" width="504" caption="foto taken kiddie"]

1417422945191398404
1417422945191398404
[/caption]

Sekarang kami sudah tiba dibibir hutan, dan memasuki bibir hutan ini langsung kami di hadapkan pada track dengan tanjakan tiada henti dan nikmatilah, kami tetap ceria, bersuara, dan bernyanyi kawan. Bang Togi, orang medan ini, badan besar, nyanyinya, hadeuuuh..beserta Faisal sang fotografer dan editor vidio mumpuni di Tim Narkopian, nyanyinya dari hati kawan, hingga berasa ke jantung, apalahi jika berkaitan dengan hati. Ia begitu dahsyat. Mata hingga terpejam dan tangan menjuntai layaknya padi yang menguning, ku tuliskan baitnya kawan.


"Jujurlah sayang aku tak mengapa

Biar semua jelas telah berbeda

Jika nanti aku yang harus pergi

Ku terima walau sakit hati

Dan sepertinya lagu tersebut menjadi OST pendakian kami. Di manapun kami istirahat pasti yang keluar dendangannya adalah lagu ini..bhahaha..dan akupun terkontaminasi. seru kawan, dan cobalah..try this at your hiking.  Sakti kawan, dengan kita bernyanyi dengan kita riang, walau medan yang kita hadapi adalah tanjakan yang tanpa bonus bisa banyak membantu fisik kita, karena secara psikologi, bahwa bernynayi berjamaah dalam pendakian bisa mengurangi kurasan tenaga yang kita keluarkan, karena efek riang dan gembira membawa kekuatan penuh dalam batin kita. ya kita bernyanyi setiap ada kesempatan dan lagunya itu lho, bhahahah. setelah perjuangan panjang akhirnya kita jumpai juga  Tegal Alun. dan disini memang ada tulisan atau tanda panah bawha ada sumber air namun jauh kawan...

[caption id="attachment_379697" align="aligncenter" width="540" caption="foto taken Aymara"]

1417423156649042081
1417423156649042081
[/caption]

Jika di puncak Satu atau Puncak Dua belum ada yang ngecamp, kita bisa buka tenda di sini dan sangat tidak rekomended, karena kita tidak akan mendapatkan view yang ajieb. yang ada hanya pepohonan di sekeliling kita. yang lebih layak kita buka tenda di Puncak Dua atau Top Puncak. lebih baik ngecamp di puncak 2...hanya cukup untuk 3 atau 4 tenda...dan ini dia, jalur yang top dan familiar di gunung ini. Jembatan Shirotol Mustaqiem, demikian nama yg familiar digunung ini..dan sekali lagi nikmatilah sensasinya, di sarankan jika kita hendak menuju Top  Puncak, dari Puncak dua kita tidak terlalu sore, karena jalur yang kita lewati begitu tipis dengan kanan kiri kita langsung jurang menganga siap meluluh lantahkan tubuh kita jika kita terpleset, jatuh atau hilang keseimbangan.

[caption id="attachment_379698" align="aligncenter" width="540" caption="foto taken aymara"]

1417423575700361073
1417423575700361073
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun