Mohon tunggu...
Arebyne.wordpress.com .wordpress.com
Arebyne.wordpress.com .wordpress.com Mohon Tunggu... profesional -

Belajar nulis, berekspresi, dan ingin berbagi melalui tulisan. walaupun tidak setiap hari menulis, namun semangat tak pernah patah... Blog : arebyne.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Semangat Rakyat Indonesia yang Hampir "Punah"

30 Januari 2012   14:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Pujangga tua berumur 80 tahun menerobos barisan pengaman sebuah gedung tempat berkumpul para wakil rakyat, memaksa masuk dan menaiki kubah gedung yang berwarna hijau, lalu dia berteriak dengan lantang :

Dulu aku sangat cinta Negeri ini...

Dulu aku sangat bangga dengan Negeri ini...

Dulu aku betah tinggal bersama masyarakat Negeri ini...

Sekarang, aku masih cinta Negeri ini, tapi aku sedih...

Sekarang, aku masih tetap bangga dengan Negeri ini, tapi aku malu...

Sekarang, aku masih betah tinggal bersama Masyarakat Negeri ini, tapi aku ragu dan was-was...

Diiiimaaanaaaa...

Belum sempat sang pujangga tua mengakhiri syairnya, ia berlutut sambil memegang dada lalu tersungkur jatuh dari kubah gedung, tak seorangpun penghuni dalam gedung yang peduli akan kejadian yang menimpa sang pujangga tua, bahkan untuk sekedar menoleh. Mereka asyik dengan tidurnya, mereka asyik dengan tontonan mesumnya, mereka asyik dengan HP-nya, dan kesibukan tetek bengek lainnya yang tak ada hubungannya dengan kemajuan negeri ini.

Sang pujangga meninggalkan Sepenggal puisi yang diuntai dari dalam hati, menggambarkan gejolak jiwa yang mungkin dirasakan oleh ribuan bahkan jutaan Rakyat Indonesia. Ingin mencintai negeri ini tapi keadaan negeri yang kacau balau oleh konflik-konflik di masyarakat, dunia politik, bahkan merambah dunia Orang Hutan.

Dulu bangsa kita memiliki persatuan yang kuat dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika" ("jadul" memang), menghayati dan mengamalkan Ketuhanan Yang Maha Esa, mempraktekkan Kemanusiaan Yang adil dan beradab, Mengagungkan persatuan Indonesia, Menghargai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dulu rakyat kita gemar bergotong royong, namun semangat itu sekarang hampir hilang ditelan badai keangkuhan dan egoisme pribadi, dulu rakyat kita saling menghargai pemeluk agama lain tanpa pernah mengusik ataupun tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain, dulu rakyat kita saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain,  cinta dan bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-tanah air Indonesia, mementingkan kepentingan negara dan masyarakat, suka memberi pertolongan kepada orang lain, dan masih banyak lagi hal-hal yang "berbau" kemanusiaan yang menjadi kebanggaan Negeri ini.

[caption id="attachment_167236" align="alignnone" width="300" caption="Hanya segelintir orang yang peduli dalam perbaikan selokan di salah satu RT daerah Bekasi"][/caption] [caption id="attachment_167237" align="aligncenter" width="300" caption="Inikah yang dinamakan Gotong Royong?"]

13279340412085546194
13279340412085546194
[/caption]

[caption id="attachment_167240" align="aligncenter" width="300" caption="Atau Ini yang disebut dengan peduli dengan sesama?"]

1327934291577998245
1327934291577998245
[/caption]

[caption id="attachment_167237" align="aligncenter" width="300" caption="Sungguh menyedihkan bila melihat semangat gotong royong bangsa ini harus "di-musiumkan""]

13279340412085546194
13279340412085546194
[/caption]

Sekarang, Negeri ini begitu hancur moralnya, maka tak pelak bila predikat "NEGERI SERIBU KONFLIK" dialamatkan ke negeri ini. Sang Pujangga hanya tinggal nama, tiada lagi yang berteriak lantang meratapi nasib negeri ini, yang tersisa hanya sebuah tongkat tua yang setia menemaninya hingga ajal menjemputnya, tongkat yang tak sempat ia wariskan kepada penerus cita-cita dan angan-angannya akan negeri yang aman, tentram dan damai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun