Grobogan (09/08/2020), tidak terasa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tim II Universitas Diponegoro sudah memasuki pekan kelima. Kondisi pandemi seperti saat ini membuat pelaksanaan KKN tahun ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Memulai era new normal, masyarakat diwajibkan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan program KKN pun harus disesuaikan dengan situasi yang ada.
Kehidupan desa yang erat akan budaya kumpul-kumpul terkadang membuat warga sulit untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana dengan warga Desa Jumo? Sudahkah semua warga mematuhi protokol kesehatan?
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat Desa Jumo, mahasiswa KKN Tim II UNDIP melaksakan program “Survei Kepatuhan Masyarakat terkait Protokol Kesehatan dalam Tatanan Hidup Baru (New Normal)” . Program survei ini dilaksanakan secara door to door selama 2 minggu. Dengan menggunakan rumus Solvin, jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar 58 warga.
Terdapat 9 indikator yang ditanyakan untuk mengetahui tingkat kepatuhan warga yaitu memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, menggunakan hand sanitizer, tidak keluar rumah, menghindari kerumunan, menghindari jabat tangan, menghindari menyentuh wajah, dan isolasi mandiri. Dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan persentase, hasil survei menunjukkan bahwa 83% warga Desa Jumo sudah mematuhi protokol kesehatan. Meskipun sudah dikategorikan sangat patuh, akan tetapi sebagian besar warga belum mengenal hand sanitizer.
Kesadaran dan pengetahuan warga menjadi faktor penting yang mempengaruhi tingkat kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan. Berdasarkan hasil survei diketahui sebesar 82% warga sudah sadar dan sebesar 91% warga sudah mengetahui tentang protokol kesehatan yang harus dipatuhi dalam masa new normal saat ini.
Lalu bagaimana dengan upaya yang telah dilakukan pemerintah Desa Jumo agar warga patuh? Pemerintah desa telah memberikan himbauan melalui tiga media yaitu sosial, cetak, dan langsung. Selain itu pemerintah desa juga sudah memberikan edukasi dan masker sebagai fasilitas penunjang. Dari hasil survei menunjukkan bahwa 47% warga Desa Jumo tidak mengetahui tentang adanya himbauan yang dilakukan melalui media sosial dikarenakan mayoritas warga desa Jumo bekerja sebagai petani sehingga jarang yang memiliki akun media sosial.
“Harapannya supaya ketua RT atau Ketua RW bisa memberikan contoh kepada warga untuk mematuhi protokol kesehatan karena mereka yang sering dilihat langsung oleh masyarakat” ujar Bu Sulipah salah satu warga Desa Jumo.
Kesadaran diri untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain sangatlah penting agar seluruh warga tetap bisa menjalankan aktivitas tanpa rasa khawatir dan takut tertular Covid-19.
Penulis : Nurul Khasanah (Departemen Statistika, FSM, UNDIP)
Editor : Ir. Wahju Krisna Hidajat., MT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H