Mohon tunggu...
4leeda Alee
4leeda Alee Mohon Tunggu... -

sedang berjuang mengumpulkan modal di negara Saudi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Negerinya Sendiri Mereka (TKW) Tidak diupah Layak

26 Maret 2014   01:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ribut 2 lagi masalah TKW ,kali ini ibu Satinah tkw asal semarang yang akan di hukum mati. Semoga keluarganya di beri ketabahan menerima cobaan ini . ibu satinanh ini sudah di putus oleh pengadilan di Saudi dengan vonis mati karena membunuh dan merampok uang milik majikan.

Status hukumnya sebelum lobi pemerintah adalah mutlak ,yaitu tidak bisa di ganti dengan diyat atau uang darah.tetapi lobi2 pemerintah berhasil mengubah putusan mutlak tersebut.pemerintah Saudi memberi ampunan , tetapi itu juga tergantng pihak keluarga korban apa mengampuni atau tidak. akhirnya pihak keluarga korban mau mengampuni dengan syarat memberikan diyat atau uang darah sebesar kurang lebih 7 juta riyal Saudi atau kira2 21 milyar.

Kebiasaan kita biasanya heboh kalau sudah mendekati hari H , dan itu terulang lagi di kasus ibu satinah dan momennya pas menjelang pemilu makaberbondong-bondong orang memberikan pendapat miring atau bahkan kutukan kepada pemerintah RI juga kepada pemerintah Saudi.

Seharusnya kita melakukan cek dan ricek dulu , jangan termakan isu yg di hembuskan media mentah-mentah. Apakah pembelaan kita sudah tepat atau tidak, atau kita membela murni ikhlas atau di embel-embeli meraih simpati publik.kalau di embel-embeli meraih simpati publik karena menjelang pemilu sungguh sangat menjijikan !! .

Di Arab Saudi saat ini terdapat sembilan kasus dengan vonis tetap hukuman mati dan 33 kasus dalam proses. Untuk kasus pembunuhan ,bisa di bayangkan klo jumlahnya lebih dari 5 org butuh brp milyar pemerintah harus mengganti uang diyat? butuh berapa sumbangan lg yg harus kita bantu untuk menggalang dana untuk membayar diyat?.
Terlepas apakah itu tuduhan atau memang di lakukan oleh Ibu Satinah yang pasti putusan pengadilan sudah berlaku tetap. Tetapi jika setiap ada kasus tkw/tki kita ribut 2 saling tuding sana sini sungguh energi yang terbuang tidak sepadan dengan apa yang kita harapkan.
Jangan kita menyuruh bangsa lain menghargai hukum kita tetapi malah kita tidak menghargai hukum negara lain. ibu Satinah sudah di putus bersalah dan mengakui perbuatannya kita harus menghargai keputusan tersebut walaupun pahit.

Semua persoalan tentang TKW kita adalah berpangkal dari dalam negeri. kenapa orang ingin bekerja di Luar yang pasti adalah perbedaan gaji yang terlalu jauh ,bayangkan seorang pembantu di saudi di gaji 1000 riyal atau sekitar kurang lebih 3 jutaan dengan kurs sekarang sedang di negerinya sendiri seorang pembantu hanya di gaji 700 rb perbulan.karena hal tersebut hampir tidak mungkin melarang seseorang untuk bekerja di luar negeri yang ingin memperbaiki nasib, karena memang maaf mereka ini haya lulus SD atau SMP.

Faktanya di negeri sendiri seseorang yg lulus SD atau SMP hanya di hargai 700-1 juta perbulan. Tidak ada gunanya bicara nasib TKW tapi di negeri sendiri mereka tidah di gaji layak. Kalaulah orang2 kaya di Indonesia mau menggaji pembantunya 2 jt perbulan niscaya orang2 tidak tertarik bekerja di Luar negeri.

Bagi anda yang kaya raya dan ingin membantu mengurangi pengiriman tkw ke luar negeri cukup gaji pembantu anda dengan layak ,kemudian ajaklah saudara2 kalian yang juga kaya untuk membayar pembantunya dengan layak.jangan lagi kalian menyebut pembokat atau sejenisnya cukup sebut pembantu kalau kalian tidak mau menyebutnya asisten rumah tangga ,agar mereka2 yang hanya lulus SD ini tidak merasa rendah diri dan kemudian memilih bekerja di luar negeri karena di luar negeri tidak ada yang menyebut mereka pembokat.

Janganlah menjual penderitaan dan kesedihan saudara kita hanya untuk meraih simpati apalagi simpati untuk mengejar jabatan dan meraup suara partai ketahuilah itu sangat menjijikkan ...!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun