Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memulai Hidup Baru

21 Maret 2011   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13007157341087939461

Paginya, sebelum Bayu bangun tidur, aku sudah menyiapkan bekal untuk makan siangnya nanti. Kalau masih ada makanan sisa tadi malam, ya masakan itu yang aku siapkan. Kalau sudah habis, ya sebisa mungkin aku mencari alternatif. Kadang-kadang roti, kadang-kadang mie goreng, ya paling tidak nasi dengan telor ceplok.

Setelah semuanya siap, aku membangunkan Bayu dengan ciumanku yang dahsyat. Aku ingin aku adalah orang pertama yang dilihatnya pertama kali dia membuka mata. Aku juga ingin aku orang pertama yang membuat suasana hatinya senang. Kalau dia senang, akupun bahagia.

Selagi dia mandi, kusiapkan pakaian kerjanya. Mulai dari celana dalam, kaus dalam, celana panjang, kemeja, sapu tangan, dan juga kaus kakinya. Aku ingin dia selalu tampil istimewa. Paling tidak menurut pandanganku.

Kemudian dia berangkat kerja. Sebelumnya dia pasti pamitan. Dia pasti akan mencium keningku dan menyuruhku untuk berhati-hati, baru dia masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya. Tidak lupa dia melambaikan tangan dan melemparkan ciumannya. Pokoknya romantis banget, deh. Seperti yang ada film-film.

----

Begitulah kehidupanku sehari-hari dalam menjalani hidupku yang baru. Tidak ada complaint atau keluh kesah. Semuanya berlangsung dengan sangat mulus.

Terkadang aku tertawa sendiri. Kok, bisa, ya? Padahal semuanya berubah secara drastis.

Aku telah membuktikan kalau aku bisa. Entah pada siapa aku membuktikannya, tapi pembuktian itu sangat penting. Paling tidak untuk diriku sendiri.

Yang aku takutkan sekarang, sampai berapa lama?

Rasa penasaran setiap manusia untuk merasakan dan mencoba permainan baru ibarat seorang bayi tiga bulan yang baru bisa merasakan kenikamatan rasa sesendok kecil pisang ambon setelah berbulan-bulan sebelumnya bertahan hidup dengan air susu ibu yang harus diminumnya setiap tiga jam sekali sejak dia lahir. Tidak ada kepastian sampai kapan bayi itu bisa terus menikmati pisang yang baru saja dirasakan dan dinikmatinya untuk terus memakan dan menikmatinya hingga akhirnya memuntahkannya sendiri tanpa alasan yang harus dijelaskan secara logika dan ilmu pengetahuan.[arbimariska]

**duetdesah itu adalah Arbi dan Mariska Lubis..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun