Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa Rindu #4

6 Agustus 2010   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:15 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pemuasan Lewat Surat Cinta

[caption id="attachment_218179" align="alignright" width="300" caption="Ilutrasi Dari Om Google Nih"][/caption] SEPERTIGA malam kini kujelang dengan segudang rasa rindu untukmu yang kembali muncul merasuki benakku. Ia seakan nyata menari-nari di dalamnya dan memaksaku menghadirkan bayangmu dalam kamar penuh ilusi tentangmu ini. Kuputar naluriku untuk menemukan sesuatu yang bisa memenuhi rasa ini beberapa menit. Hingga akhirnya kutemukan cara itu. Ya, sebuah kotak ditas lemariku yang berisikan puluhan surat cinta darimu. Lalu, kuambil kotak itu dan kubuka dengan perlahan. Sangat hati-hati. Aku tak ingin kotak ini rusak. Ia tak boleh cacat, bahkan aku tak mau kotak ini tergores sedikitpun seperti rasa rinduku padamu yang tak pernah mau kuhilangkan indahnya sampai kapan pun. Ada seratus tiga belas lembar kertas dwi-warna; putih merah jambu. Warna kertas kesukaanmu dan juga warna untuk semua barang pribadi yang kamu punya. Kuambil satu per satu lembaran itu dan kubaca semuanya. Tak satu huruf pun mau kulewatkan karena aku sangat senang membaca kata-katamu. Semuanya beriskan cinta lengkap dengan tetek bengeknya seperti sayang, ingin kunikahkan, dan tentunya rasa rindu akan cumbuan jantanku. Semua surat cintamu itu mampu memuaskan rasa rinduku padamu, setidaknya untuk malam ini. Biarlah pada malam-malam yang lain otakku bekerja lebih keras mencari bentuk pemuasan lainnya untuk rinduku akan bentukmu dan semua lekuk molek milikmu. Kini, aku hanya ingin ucapkan selama tidur untukmu. Berbahagialah disitu dengan semua rasa sentuhan yang memuaskanmu miliknya. Dan doakan aku sanggup setia menunggu saat yang pernah kuucapkan berulang-ulang padamu. "Sayang, kutunggu jandamu!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun