Mohon tunggu...
Fawza Saniya Nur A
Fawza Saniya Nur A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Merkuri sang Serigala Berbulu Domba dalam Dunia Kosmetik dan Skincare di Indonesia

23 Juni 2024   16:33 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/tag/apa-itu-merkuri

Beberapa waktu silam, merkuri dalam skincare masih menjadi bahan perbincangan hangat oleh masyarakat. Banyak dari masyarakat yang awam terhadap dampak negatif penggunaan merkuri tersebut. Di satu sisi, ada masyarakat yang tergiur dengan efek instan memutihkan dan mencerahkan kulit yang ditawarkan produk-produk berbahan dasar merkuri. Di sisi lain, berbagai pihak terus mengedukasi tentang bahaya merkuri bagi kesehatan. Hal inilah yang menyebabkan pro dan kontra di masyarakat. Perdebatan pro dan kontra ini menunjukkan masih tingginya tingkat ketidaktahuan masyarakat terhadap bahaya merkuri. Dampak negatif merkuri, mulai dari kerusakan kulit permanen, gangguan kesehatan serius, hingga risiko kanker, seringkali diabaikan demi kecantikan instan. Era globalisasi yang modern ini sudah seharusnya menjadi salah satu wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan ilmu yang luas mengenai bahaya merkuri pada kosmetik dan skincare.

Merkuri merupakan suatu bahan kimia berbahaya yang sangat sering ditemukan dalam kandungan kosmetik dan skincare di Indonesia. Merkuri umumnya digunakan karena memiliki efek putih instan yang sangat diinginkan oleh banyak wanita di Indonesia. Merkuri termasuk ke dalam bahan kimia yang dilarang digunakan dalam produk kosmetik dan skincare oleh Pemerintah Indonesia. Merkuri mudah didapatkan dan memiliki harga yang relatif murah, sehingga banyak produsen kosmetik dan skincare yang menggunakannya secara ilegal.

Melansir dari laman jurnal penelitian berjudul 'Gangguan Kesehatan akibat Merkuri dalam Kosmetika'. Yang telah ditulis oleh Savilla Lamakarate, Yos Banne, Evelina Maria Nahor, Adeanne C Wullue, Djois Sugiayy dan Zulfiayu mengungkapkan:

"Paparan merkuri waktu singkat dengan kadar yang cukup tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Bahaya pemakaian merkuri dalam skincare dapat menimbulkan gejala keracunan berupa gangguan sistem saraf seperti kerusakan permanen otak, gerakan tangan”.

Walau sudah diketahui efek negatif bagi kesehatan yang dihasilkan oleh merkuri, pada tahun 2023, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 1.542 produk kosmetik ilegal di seluruh Indonesia. Sebanyak 13 produk di antaranya terbukti berbahan merkuri. Produk-produk tersebut ditemukan di berbagai daerah, seperti pulau Jawa dan Sumatera Utara. Penggunaan bahan merkuri dalam kosmetik dan skincare telah dilarang oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1998. Tetapi diketahui bahwa masih banyak produk ilegal yang beredar di pasaran. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam melindungi konsumen dari bahaya merkuri.

Minimnya pengetahuan mengenai bahaya merkuri dalam kosmetik dan skincare masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat sering tidak menyadari jika produk yang mereka gunakan mengandung bahan merkuri. Banyak yang terjebak dalam iming-iming kulit putih instan tanpa menyadari racun berbahaya yang mereka oleskan pada wajah. Kasus-kasus terkait merkuri sering kali terlambat terungkap. Hal ini dikarenakan minimnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang bahaya merkuri. Kebanyakan konsumen baru menyadari adanya merkuri ketika mereka sudah merasakan efek negatifnya, seperti iritasi kulit, kerusakan organ, bahkan kematian. Ironisnya, di era digital ini, informasi tentang bahaya merkuri mudah diakses. Namun, masih banyak masyarakat yang termakan oleh iklan dan janji kosmetik abal-abal yang menawarkan hasil instan tanpa memperdulikan kesehatan. 

Kurangnya pengawasan dan penegakan hukum pun menjadi celah bagi peredaran kosmetik merkuri. Produk-produk ilegal ini dengan mudah dapat lolos dan menjangkau konsumen yang tidak waspada. Pemerintah dan organisasi di Indonesia perlu bergerak lebih gencar dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya merkuri. Penegakan hukum pun harus diperkuat. Tindak tegas terhadap produsen dan penjual kosmetik merkuri harus dilakukan tanpa pandang bulu. 

CIRI UMUM MERKURI DALAM KOSMETIK DAN SKINCARE

Merkuri dapat diibaratkan sebagaik serigala berbulu domba yang bersembunyi di balik janji kecantikan instan dalam produk kosmetik dan skincare. Di balik efek memutihkan dan mencerahkan yang menggoda, racun berbahaya selalu mengintai serta siap merusak kesehatan dan masa depan. Sebagai masyarakat yang bijak dalam memilih kosmetik dan skincare yang digunakan, maka sangat penting diketahui beberapa ciri-ciri utama yang menjadi penanda bahwa produk kosmetik dan skincare yang digunakan memiliki campuran bahan merkuri. Beberapa ciri-ciri utama skincare yang mengandung bahan merkuri, yaitu

Efek Produk Instan dan Dramatis

Kosmetik dan skincare yang mengandung merkuri sering ditemukan sebagai produk yang dapat memberikan efek memutihkan, mencerahkan, dan menghaluskan kulit dengan sangat cepat. Proses tersebut dapat terjadi karena merkuri bekerja dengan cara menghambat produksi melanin kulit manusia. 

Tidak memiliki izin edar produk (BPOM)

Kosmetik dan skincare dengan bahan merkuri umumnya tidak memiliki izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan produksi produk tersebut dikemas dengan cara yang amatir.  Produk dengan bahan merkuri termasuk produk ilegal yang tidak memenuhi standar keamanan dan kesehatan.

Tekstur sangat lengket dan aroma logam

Kosmetik dan skincare yang mengandung bahan merkuri di dalamnya, mempunyai ciri berupa tekstur yang kasar dan lengket, serta alamat yang menyengat hingga aroma logam.  Aroma logam tersebut berasal dari bahan merkuri yang di mana bahan tersebut tidak mudah larut dalam air sehingga teksturnya terasa berat dan aromanya tidak larut.

Di era digital ini, media sosial bukan hanya platform hiburan dan komunikasi, tapi juga alat edukasi yang ampuh. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk melawan bahaya merkuri dalam kosmetik dan skincare. Masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan sosial media untuk menjaga dirinya dari campuran bahan merkuri yang ada di produk kosmetik dan skincare. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hadir online untuk memudahkan masyarakat dalam mengecek keaslian skincare dan kosmetik yang mereka gunakan. Melalui website dan aplikasi Cek BPOM, masyarakat bisa dengan mudah memastikan apakah produk yang dipilih telah aman dan terdaftar. 

Kecantikan sejati pada wanita pada dasarnya datang dari dalam diri, bukan dari luar. Rawatlah diri dengan bijak dan lindungi diri dari bahaya produk ilegal. Sayangi diri dan jauhkan diri dari merkuri sang serigala berbulu domba dalam kosmetik dan skincare. Mari wujudkan Indonesia bebas merkuri!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun