Sebab akibat adalah hukum alam yang sering kita jumpai di sekitar kita, mulai dari belajar untuk mendapatkan pengetahuan, ujian untuk memperoleh nilai, bekerja untuk memperoleh rezeki, healing untuk mengatasi tekanan kerja dan lain sebagainya.
Tapi tenyata menurut teologi Islam, Al-ghozali sebagai salah satu ulama pemikiran menyatan bahwa konsep kausalitas sejatinya tidak ada, yang ada adalah keterikatan-keterikatan manusia sebagai yang menjalankan dan tuhan sebagai pemiliki hasil.
Selanjutnya konsep Teologi Al-ghozali menurut penulis memiliki hubungan dengan Filosofi Stoik. Dalam buku Filosofi Teras karangan Henry Manampiring menjelaskan bahwa filosofi stoik mengajarkan manusia untuk tidak terikat dalam hal-hal negatif dengan tujuan untuk kebahagiaan yang hakiki, dan kosep teologi al-ghozali melengkapi sotoicisme dengan mempasrahkan tujuan akhir pada tuhan.
Misalnya jika dalam kasus mencari rezeki, stoicisme mengajarkan untuk tidak menghawatirkan sesuatu yang belum terjadi jika dalam bisnis tidak laku atau dalam pekerjaan tidak mencapai taget. Dan konsep teologi al-ghozali menyempurnakannya dengan manusia cukup untuk berusaha, kegagalan atau keberhasilan adalah keputusan dan ketetapan tuhan.
Manusia sebagai makhluk yang menerima pengatahuan dari panca indra pasti mempercayai hukum kausalitas dan hal ini memang eksis di sekitar kita, tetapi sebagai mayarakat beragama justru ketika meningkatkan iman kepada tuhan, al-hasil adalah semakin kita tidak mempercayai hukum kausalitas.
Menjelaskan maksud dari konsep teologi alghozali yang disampaikan dr fahrudin faiz dalam akun youtube Anm Channel Philosophy, bahwa sejatinya mengandalkan hukum kausalitas akan menjadikan manusia semakin kahwatir dan was-was akan kejadin yang belum terjadi, dan hal ini justru berdampak pada kesehatan metal.
Sedangkan dengan konsep teologi Al-ghozali manusia di tutut untuk cukuk ikhtiar dan bertawakal kepada tuhan. Justru hal tersebut memberikan ketenangan kepada manusia karena sejatinya hasil tidak dalam kendali manusia.
Dari tulisan diatas, penulis ingin menyampaikan bahwa kita sebagai masyarakat yang beragama hendaknya selalu berprasangka baik kepada tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada maha pemilik rezeki, bukan merasa sanggup dengan dalih hukum kausalitas.
Referensi:
Anm Channel Philosphy, (2023), Berprasangka Baiklah Kepada Allah, Maka Hidupmu Akan Terang | Ngaji Filsafat- Dr Fahruddin Faiz. In Youtube: https://youtu.be/Myh_6825a-4?si=x5y3xT0D04JSBSS1.
Manampiring, H., (2019), Filosofi Teras: Fisafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H