Islam mengajarkan kita untuk menjauhi penyakit hati yang diataranya iri, dengki, serakah, dan lain sebagainya, dan yang mana jika kita telusuri secara mendalam (fundamental) banyak sekali hikmah dari menjauhi sifat-sifat tersebut sehingga sangat cocok jika sifat-sifat itu dilabeli dengan penyakit hati.
Sebelum masuk ke pembahasan penulis ingin menjelaskan apa yang dimaksut dengan filsafat?, bagaimana cara mengaplikasikanya? , dan apa itu minimalisme?
Hemat penulis mengartikan filsafat yaitu bagaimana seseorang berpikir secara mendalam tentang sesuatu, mungkin sedikit sama dengan spiritual intelligence tapi sebenarnya berbeda, selanjutnya cara mengaplikasikan filsafat adalah untuk diri sendiri bukan untuk orang lain dengan maksud sadar ataupun tidak sadar menggiring opini atau memvalidasi argumen, dan terakhir minimalisme adalah salah satu gaya hidup yang berorientasi pada takaran wajar atau minimal.
Kesuksesan adalah sesuatu yang sangat diinginkan dan diharapkan oleh seluruh manusia di dunia ini diluar dia beragama apapun atau di benua manapun, tetapi ada juga yang memandang tidak ingin sukses karena untuk mendapatkannya membutuhkan usaha, pengorbanan, dan bersifat duniawi.
Penulis membatasi pembahasan pada taraf kesuksesan yang duniawi saja, karena sejatinya kesuksesan akhiroti memiliki hubungan yang vertikal terhadap tuhan, sehingga penulis menghubungkan kesuksesan dengan sifat-sifat duniawi secara umum banyak orang mengartikanya dengan harta, dan jabatan atau status sosial.
Dalam filsafat minimalisme rumus untuk hidup minimalis adalah kecukupan, mengendalikan keinginan, mengerti dan memahami manfaat atau kegunaan, dan tidak memperumit sesuatu yang simpel.
Scroates memiliki quote sebagai berikut "rahasia kebahagiaan tidak ditemukan dalam mencari lebih banyak, tetapi dalam mengembangkan kapasitas untuk menikmati lebih sedikit" dan penulis mengartikan ini dengan kecukupan. Orang yang merasa cukup tidak akan mengiginkan lebih, dan sebaliknya orang yang mengiginkan lebih berarti dia belum merasa cukup.
Selanjutnya mengendalikan keinginan adalah kunci kekayaan karena dengan mengendalikan keinginan untuk konsumsi maka kamu akan memiliki dana untuk tabungan, dan hal ini selaras dengan quote dari Diagones yaitu "sifat-sifat dewa adalah yang tidak membutuhkan apapun, dan manusia seperti dewa hanya dengan menginginkan sedikit hal".
Seseorang yang memahami makna manfaat atau kegunaan akan selalu mengiginkan sesuatu yang hanya bermanfaat baginya entah berbentuk materi atau moral. William Morris juga menyatakan quote yang selaras yaitu "jangan memiliki barang yang tidak kau ketahui gunanya dan tidak kau yakini keindahanya".
Rumus dari minimalis yang terakhir adalam tidak memperumit sesuatu yang sudah simple atau jelas, dimisalkan seperti jika seseorang melakukan kesalahan dan meminta maaf, akan menjadi lebih rumit jika harus mengetahui validasi seseorang memaafkan kesalahan dengan arti kamu menjadi penghibur agar seseorang lain memaafkanmu.
Keempat rumus minimalisme diatas (kecukupan, mengendalikan keinginan, memahami manfaat, dan tidak memperumit sesuatu yang jelas) jika dihubungkan dengan kesuksesan kekayaan maka sebenarnya kaya adalah keadaan bukan tujuan, dengan arti seseorang yang merasa cukup dengan hidup sederhana sejatinya dia telah menjadi kaya, dan begitu juga sebaliknya.
Dan dalam kasus kesuksesan adalah memiliki gerlar, jabatan, dan dihormati orang lain, diluar ini sifat terpuji atau tidak, hidup minimalis sudah menjawabnya salah satunya dengan rumus manfaat dan tidak memperumit, dengan penjelasan bahwa jika seorang guru ingin dihormati, cukup bermanfaat bagi murid atau sekolahnya, dan tidak perlu memperumit dengan menyenangkan wali murid dan pengurus sekolah atau lembaga akreditasi.
Referensi :
Lingkaran Mandala, (2023), Bahagia dengan Caramu Sendiri | Dr Fahrudin Faiz | Ngaji Filsafat, In Youtube: https://youtu.be/bVr3BK1e4W0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H