Mohon tunggu...
Alif Farhanudin
Alif Farhanudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Barista Kedai Mifeng Kopitiam Ijen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yakin Kita Sudah Tahu Makna Ikhlas yang Sebenarnya?

27 Juli 2023   14:14 Diperbarui: 27 Juli 2023   14:22 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata ikhlas menjadi kata yang sering di dengar oleh kita masyarakat indonesia khususnya umat islam. Penggunaan kata ikhlas biasanya merujuk pada merelakan apa yang kita miliki, seperti "udah ikhlaskan aja mungkin dia bukan jodohmu", udah ikhlaskan aja mungkin itu bukan rezekimu", dan lain sebagainya.

Tidak salah jika kita sebagai masyarakat indonesia memaknai hal tersebut karena perlu di pahami bahwa itu makna ikhlas yang banyak disepakati oleh kita masyarakat indonesia. Tapi sebenarnya makna dari kata ikhlas itu apa ? dan juga perlu diketahui ternyata ikhlas memikili komponen dan tingkatan.

Kata ikhlas berasal dari kata "akhlaso-yukhlisu" yang berarti bersih dan jernih setelah kotor, dan berbeda dengan kata "sofa" yang berarti bersih yang belum terkotori. Dan jika dimaknai dalam hubunganya dengan batin, maka memiliki arti bahwa ikhlas yaitu tidak ada sesuatu dalam batin atau hati selain tuhan

menurut imam ghozali ikhlas adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia dengan tujuan tuhanya saja. Dan dalam pengertian lain menurut imam al-qusyari, ikhlas adalah penunggalan al-haqq dalam mengarahkan semua orientasi ketaatan untuk mendekatkan diri hanya kepada tuhan.

Imam ghozali juga memberikan kata bijak dalam hubunganya dengan ikhlas yaitu " manusia tanpa ilmu akan hancur, manusia yang berilmu akan hancur jika tidak mengamalkan ilmunya, manusia juga akan hancur jika mengamalkan ilmunya tanpa keikhlasan". Dari kata bijak (quote) tersebut dapat diambil benang merah bahwa ikhlas menjadi kunci manusia untuk menghindari kuhancuranya di dunia ini.

Ikhlas juga memiliki komponen yang menyertainya yaitu terdiri dari:

  • Zuhud, yaitu kondisi manusia yang menjalankan kehidupanya tanpa tergoda dengan dunia.
  • Wara', yaitu kondisi manusia yang dapat mengendalikan dirinya untuk tidak terjatuh dalam maksiat.
  • Syukur, kondiri manusia yang mempercayai apaun yang dia dapatkan saat ini itu dari tuhanya.
  • Sabar, yaitu kondiri manusia yang mendapatkan musibah dan mempercayai bahwa musibah yang datang kepadanya itu adalah ketetapan tuhanya.
  • Tawakal, yaitu sikap batin manusia yang pasrah terhadap ketentuan tuhanya setelah melakukan usaha atau iktiar.

Dari beberapa komponen diatas dapat diambil benang merah bahwa untuk mendalami makna keikhlasan kita harus berada dalam tahap zuhud yang tidak tergoda dengan dunia, serta mendalami lagi makna sabar, tawakal dan syukur.

Selanjutnya yang dikutip oleh syekh as-syarqowi dalam al-minahul qudsiyyah 'alal hikam al-atha'riyyah bahwa ikhas memiliki tingkatan yaitu terdiri dari:

  • Awam, yaitu ikhlasnya ahli ibadah yang orientasinya adalah pahala atau surga dan neraka.
  • Khawas, yaitu ikhlasul muhibbin yang dalam kehidupanya mengagungkan tuhan atau segala yang dia lakukan atas cintanya kepada tuhan.
  • Khawas al-khawas, yaitu ikhlasul 'arifin yang mana dalam penerapan ikhlas memiliki makna yang mendalam dengan arti bahwa ikhlas yang dialakukan sebenarnya terjadi karena izin tuhanya.

Penjelasan diatas mengenai pengertian makna ikhlas, komponen ikhlas dan tingkatanya bukan menjadi pemberat bagi kita umat muslim dalam melaksanakan keikhlasan, adapun penjelasan tersebut dapat menjadi motivasi untuk kita atau bahan muhasabah diri untuk pemahaman dan praktek keikhlasan kita. Dan tentunya bagi yang masih sulit untuk ikhlas agar menjadi motivasi agar dapat ikhlas dalam dinamika kehidupanya.

Referensi:

Ngaji Bebrayan. (2023). Bersihkan Hatimu Untuk Bisa Menemukan Ikhlas. In You Tube. https://youtu.be/rhBgIm8UZVE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun