Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Jangan Jadi Orang Tua yang Malas, Masa Kanak-Kanak Hanya Sekelibat Mata

4 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 6 Januari 2025   08:02 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balon Doraemon raksasa di depan salah satu mall di kota Depok (Sumber: dokpri/irerosana))

Seperti halnya kata Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Pusat Andik Matulessy melalui antaranews.com bahwa anak yang mendapatkan asupan emosional yang positif akan menjadi pribadi yang sempurna di masa depan. Sedangkan cara terbaik untuk membuat anak baik adalah dengan membuat mereka bahagia.

Banyak orang tua menggunakan alasan pekerjaan dan kesibukan untuk menggugurkan kewajiban bermain dengan anak. Sementara mereka yang punya keterbatasan finansial menggunakan alasan dana untuk menggugurkannya. Padahal kalau mau kreatif banyak tempat bermain anak yang murah bahkan tidak dipungut biaya.

Beberapa contoh di antaranya ada RPTRA (Ruang Terbuka Publik Ramah Anak) yang besar kemungkinan jaraknya tak begitu jauh dari rumah.

Apalagi di Jakarta banyak ruang publik hijau yang sudah dilengkapi dengan playground seperti contohnya Tebet Eco Park di Jakarta Selatan, Taman Menteng Jakarta Pusat, Taman Joglo Jakarta Barat serta Taman Rawa Badak Jakarta Utara.

Kalau mau yang di dalam ruangan, beberapa perpustakaan juga menyediakan ruang anak yang sudah dilengkapi dengan mainan edukatif serta playground kecil-kecilan seperti contohnya Perpusnas dan perpus Kemendikbud. Lagi-lagi semua itu gratis tanpa pungutan biaya.

Kalau mau lebih eksploratif bisa juga mengajak anak eksplore Jakarta dengan bis tingkat yang juga gratis. Orang tua hanya perlu menyediakan waktu dan rasa mau.

Tak butuh waktu sampai 3 jam, sejam 2 jam saja sudah cukup untuk memberikan kenangan yang akan ia bawa sampai dewasa nanti. Terlebih bagi anak yang masih dalam masa emas di mana daya ingat sedang di tahap paling maksimal. Tak hanya dewasa, mereka akan mengingatnya hingga lanjut usia dan bahkan mungkin akan menerapkan ke anak-anaknya kelak.

Seperti halnya saat ini tak banyak hal yang bisa saya ingat, bahkan kejadian 3 hingga 4 tahun belakangan pun saya sudah lupa, tapi saat bapak mengajak saya ke taman Unyil sekitar 30 tahun lalu malah masih teringat jelas.

Bagaimana jika anak kita ketika dewasa yang mereka ingat hanyalah kesibukan orang tuanya atau janji-janji tak tertepati yang ujung-ujungnya membuat kecewa? Bagaimana jika anak tumbuh tanpa ingatan kedekatan dengan orang tua?

Jangan jadi orang tua yang malas karena sebenarnya membahagiakan anak itu mudah dan murah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun