Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | Temui saya di tempat lain -> irerosana.com atau email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melambat di Cafe Buku dan Kedai Teh Jadul di Kota Bogor

20 Desember 2024   16:28 Diperbarui: 21 Desember 2024   08:03 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai macam teh tubruk dengan aneka merek mulai dari yang terkenal hingga yang langka dan jarang orang tahu juga dipamerkan di dekat area layanan. Jika berjalan lebih ke dalam ada sebuah mini warung berisi jajanan jadul bahkan saya juga menemukan permen YOSAN di sini. 

Iya itu, permen YOSAN zaman kita kecil, yang kalau kita bisa menemukan huruf dan membentuk kata YOSAN akan dapat hadiah tapi entah kenapa huruf "N" nya lebih sulit ditemukan ketibang huruf yang lain itu.

Sudah sudah... biarkan misteri huruf "N" di permen YOSAN hidup dalam kenangan masa kecil kita semua. Siapa sangka juga bisa bertemu lagi dengan permen itu di sebuah kedai teh. Sebuah kedai yang nuansanya jadul tapi sebenarnya baru dibuat tahun 2022 lalu. Pemiliknya adalah seorang dokter bedah yang tertarik dengan bisnis FnB. Kedai yang -kini selain di Bogor- juga sudah membuka cabang ke dua di daerah Cibinong.

Konsep vintage dan jadul belakangan memang menarik perhatian masyarakat khususnya kawula muda karena lebih instagramable. Nuansa jadul juga menghadirkan vibes baru yang berbeda dari kebanyakan cafe modern yang sudah ada.

Hiasan jadul di dalam Kedai Es Teh Jaya Abadi (Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Hiasan jadul di dalam Kedai Es Teh Jaya Abadi (Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Cafe ini tidak menjual makan besar, hanya minuman aneka macam teh serta kudapan dan camilan seperti roti, risoles, donat, sosil solo dan semacamnya. Harganya cukup terjangkau, minuman mulai dari 6 ribu rupiah hingga 15 ribu rupiah sementara kudapan dan camilan mulai dari 3 ribu hingga 8 ribu rupiah per pcs.

Menjelang sore kami pun bertolak dari kedai dan berjalan menuju ke stasiun. Lala mengantar saya benar-benar hingga ke dalam stasiun. Saya awalnya menolak karena bisa pulang sendiri dan tentunya akan merepotkan tapi ia benar-benar ingin memastikan agar saya tidak kesasar dan aman.  

Hari itu saya menemukan 2 tempat anak-anak Bogor biasa melambatkan waktu. Yah, maksud saya membaca buku dan meminum teh tidak bisa diburu-buru. Keduanya butuh waktu dan suasana yang mendukung. 

Kalau dipaksa cepat maka kenikmatannya akan berkurang. Ada lagi yang baru saya tau dan rasakan sendiri, rupanya melihat suatu kota dengan kacamata penduduk aslinya itu lebih menarik dan mengesankan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun