Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghabiskan Separuh Gaji untuk Perayaan Resign

12 November 2024   12:35 Diperbarui: 12 November 2024   12:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : unsplash.com/Nick Fewings

Di perusahaan tempat saya bekerja dulu  proses resign yang saya lalui cukup panjang, mulai dari pengajuan dari jauh-jauh bulan, menunggu pengganti sampai dapat (untuk transfer pekerjaan) hingga perayaan-perayaan kecil sebagai bentuk perpisahan.

Ya itu terjadi puluhan tahun lalu ketika saya masih bekerja di salah satu industri garmen. Sudah menjadi rahasia umum kalau perusahaan garmen punya turn over karyawan  yang sangat tinggi. Berdasar data yang beredar, di tempat kami angkanya bisa mencapai 200 karyawan per bulan.

Tak perlu heran, perusahaan kami termasuk garmen yang terbesar se Asia Tenggara dan punya banyak anak perusahaan. Jangan ditanya, HRD sudah pasti harus bekerja ekstra keras setiap hari untuk  menutupi kekosongan tersebut.

Saya sendiri tergabung di departemen accounting lebih tepatnya sebagai stock accounting.  Setelah kenyang menimba ilmu di garmen selama kurang lebih 3.5 tahun saya pun memutuskan untuk resign. Tak perlu diceritakan detail alasannya karena tulisan ini lebih membahas perayaannya.

Soal resign lain departemen lain perayaan tentunya tapi yang biasa terjadi di departemen accounting sedikit berbeda. Jumlah total karyawan di departemen akunting ada sekitar 45 karyawan terdiri dari tax, finance, stock accounting, dead stock, dll.

Ketika ada karyawan yang mau resign maka departemen akan menarik uang kas anggaplah sekitar Rp. 600 hingga 700 ribu untuk kenang-kenangan (nominal sekitar 10 tahun lalu). Kalau kondisi kas sedang tidak baik maka akan diminta kesediaan untuk iuran.

Tak ada aturan tertulis atau kewajiban untuk mentraktir tapi belajar dari teman-teman yang resign sebelumnya mereka biasanya akan mentraktir snack untuk satu departemen. 

Mereka memesan snack dengan isian sebanyak 4 atau 5 pcs di toko roti yang ada di dekat kantor pusat. Toko roti ini cukup terkenal di daerah Semarang dan sekitarnya. Rasanya enak dan harganya lumayan terjangkau. Satu paket snack di tahun itu mungkin sekitar Rp. 10 hingga 15 ribu rupiah.

Ketika saya resign saya harus memperhitungkan banyak hal. Kalau untuk traktir makan satu departemen tentunya sulit dilakukan mengingat saya bekerja di lokasi cabang dan cukup jauh dari kantor pusat.

Di kantor cabang sendiri saya di tempatkan di gudang sehingga secara kedekatan jarak, saya terhitung lebih dekat dengan orang-orang gudang ketimbang orang dari departemen accounting sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun