Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menghabiskan Separuh Gaji untuk Perayaan Resign

12 November 2024   12:35 Diperbarui: 13 November 2024   08:46 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : unsplash.com/Nick Fewings

Memikirkan perayaan artinya saya juga harus memperhitungkan keberadaan orang-orang gudang, teman satu profesi (stock accounting), teman-teman produksi yang terlibat langsung dengan pekerjaan saya setiap hari.

Ketika resign rupanya tak hanya teman-teman satu departemen, teman-teman dari gudang dan produksi pun memberi saya kenang-kenangan. Saking banyaknya, di hari terakhir kerja saya justru seperti orang yang sedang berulang tahun.

Sebagai ganti kebaikan mereka saya pun mengatur strategi perayaan. Pertama untuk karyawan gudang dan beberapa karyawan dari departemen lain yang kalau dijumlah mungkin sekitar 10-15 orang.

Saya ajak mereka makan di warung nasi padang yang terletak di depan pabrik. Pilihan ini saya rasa paling tepat mengingat kami hanya punya waktu saat makan siang dan sulit mengumpulkan mereka di luar jam kerja.

Untuk bestie-bestie terdekat dan sesama stock accounting sekitar 5-6 orang (saya lupa) saya ajak makan steak. Hal ini karena kami perlu tempat mengobrol yang lebih lama untuk meninggalkan kenangan manis. Terakhir untuk seluruh teman-teman di departemen accounting saya pesankan snack box sebanyak kurang lebih 45 box ke tetangga.

Memesan snack ke tetangga tentu harganya jauh lebih murah dibanding ke toko roti tapi soal rasa tentu tidak kalah enak. Isiannya saya sesuaikan dengan teman-teman yang resign lebih dulu. Agar lebih terjangkau saya juga mengantar sendiri box-box tersebut ke kantor pusat dengan membawa motor.

Kalau ditotal-total jumlahnya kurang lebih separuh gaji sendiri. Sebetulnya perayaan seperti ini tidak diwajibkan dan teman-teman pun tidak diminta traktir atau bagaimana hanya saja mungkin pertama sudah jadi kebiasaan yang berulang-ulang.

Kedua karena sudah menerima banyak kenang-kenangan dari teman-teman saya jadi merasa sungkan sendiri. Setidaknya perayaan itu dilakukan untuk menjaga hubungan baik kami meski sudah tidak bekerja di satu perusahaan yang sama.

Jadi sebenarnya perayaan itu faktor utamanya adalah kebiasaan. Jika satu orang membeli donat maka seterusnya akan ditiru. Mereka tidak berani berspekulasi untuk memberi jenis makanan yang berbeda. Daripada salah, daripada dinilai tidak bagus lebih baik disamakan saja, begitu pikirnya.

Apakah hal-hal seperti itu perlu? Menurut saya itu tergantung situasi dan kondisi masing-masing. Untuk masa kerja 3.5 tahun dengan 6 hari kerja seperti yang saya alami tentunya sudah banyak ikatan yang terbentuk. Ketika ikatan itu harus dilepas tentu harus dengan cara yang baik. 

Toh misal di luar pekerjaan masih ada kemungkinan untuk bertemu atau bahkan menjadi teman dekat. Tapi beberapa teman yang masa kerjanya cuma sebentar banyak juga yang tidak melakukan itu dan it's fine.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun