Rupanya kemacetan dan kepadatan terjadi di mana-mana. Tak hanya akses jalan dan transportasi, beberapa tempat wisata dikabarkan macet akibat jumlah wisatawan yang melebihi biasanya (over capacity).
Sebut saja rafting di Pangalengan. Puluhan perahu karet harus terkena macet dan sulit bergerak akibat jumlah wisatawan yang membludak.Â
Nah, yang lebih mengherankan, kemacetan juga terjadi di area pendakian gunung, contohnya di gunung Kelud. Gunung yang biasanya sepi tiba-tiba macet, tak beda dengan suasana konser-konser artis ternama.
Tak hanya Bernadya, konser Mahalini dan Rossa di Central Park dikabarkan juga tak kalah ramai, full penonton dari lantai atas hingga lantai bawah. Pengunjung yang mau keluar parkir terkena stuck selama berjam-jam akibat konser tersebut.
Libur panjang mulai dari sabtu hingga senin lalu menuai macet di mana-mana, tak hanya di jalan, alam, tempat wisata tapi juga pusat perbelanjaan? Pertanyaannya, mengapa orang masih saja rela keluar rumah untuk bermacet-macetan dan berdesak-desakan?
Salah satunya adalah karena adanya kesempatan. Semua orang butuh liburan dan sangat menantikannya.Â
Mereka butuh istirahat dari penatnya rutinitas harian sehingga ketika datang waktu libur yang bersebelahan dengan weekend (libur panjang) seperti menemukan oase di tengah gurun. Sebuah kesempatan yang jarang didapat dan sayang untuk dilewatkan.
Banyak orang sengaja menunggu momen-momen libur panjang untuk melancarkan sejumlah rencana yang selama ini mereka simpan. Sebuah momen libur di luar perayaan hari besar seperti lebaran dan Natalan.
Alasan berikutnya adalah FOMO (Fear of Missing Out) atau perasaan takut ketinggalan. FOMO bisa diartikan sebagai kondisi di mana seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara atau aktivitas yang sedang terjadi di sekitarnya.
Kemudahan seseorang untuk bisa melihat status hidup orang lain memicu terjadinya FOMO. Merasa tertinggal jika harus berdiam diri di rumah sementara teman, tetangga, keluarga yang lain terpantau tengah berlibur ke suatu tempat.Â
Rasanya hidup datar dan kurang up to date. Rasanya seperti hidup orang lain berwarna sementara hidup kita hanya hitam dan putih saja.