Sampah-sampah rumah tangga dipilah menjadi 2 kategori yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik inilah yang akan berperan aktif menghasilkan gas metane. Â
Pemanfaatan gas metane ini otomatis juga mengurangi pemakaian gas elpiji yang merupakan energi tidak terbarukan (suatu saat akan habis).
Pemerintah sendiri tengah berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang salah satunya adalah minyak bumi. Â Salah satu hal yang terus digencarkan adalah melalui transisi energi berkelanjutan.
Selain memilah sampah ibu rumah tangga juga berperan penting dalam melaksanakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai wujud komitmen mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari sampah rumah tangga.
Proses ini akan berhasil jika masing-masing pihak melakukan perannya dengan maksimal, baik itu pemerintah selaku pengampu kebijakan maupun ibu rumah tangga selaku ujung tombak pengolahan sampah rumah tangga.
Copy Paste TPA Talangagung untuk Seluruh Indonesia
Salah satu hal berat yang dalam upaya penyelamatan bumi adalah pelaksanaan yang tidak komprehensif atau menyeluruh. Upaya baik yang hanya berhenti di satu atau dua pihak saja tidak akan mampu menanggung beban masalah terkait sampah yang sudah terlanjur rumit.
Maka dari itu apa yang sudah dilakukan oleh TPA Talangagung harus di contoh dan diterapkan kepada seluruh TPA yang ada di Indonesia dengan begitu hasilnya akan jauh lebih terasa.
Upaya ini nantinya akan menjadi jawaban sekaligus pertanggungjawaban atas peringkat Indonesia sebagai penghasil gas metana terbesar ke 6 di dunia yakni sebanyak 14, 3 juta ton. Dengan kata lain Indonesia punya andil yang cukup besar terkait terjadinya pemanasan global.
Pemerintah sendiri melalui siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia tanggal 7 maret 2024 lalu menyatakan optimisme Indonesia mampu swasembada energi melalui upaya mendorong transisi energi berkelanjutan.
Di sisi lain data KLHK menyebut jumlah timbunan sampah di Indonesia tahun 2023 mencapai 24,477,789,08 ton dan 41,7% di antaranya adalah sisa makanan (sampah organik).Â
Jika apa yang dilakukan TPA Talangagung dicopy paste secara merata ke seluruh TPA yang ada di Indonesia maka 2 permasalahan akan berkurang; timbunan sampah, kebutuhan akan energi baru yang berkelanjutan serta dampak emisi Gas Rumah Kaca (GRK).