Sekelompok orang mengenakan pakaian adat Betawi seperti Sadaria, Kebaya Encim serta Pangsi berjejer di sepanjang jalan Boulevard Grand Depok City pada minggu pagi 19 Mei 2024.
Beberapa perempuan dalam barisan pawai juga terlihat menenteng rantang yang berisi makanan. Ada juga yang menenteng sepasang roti buaya layaknya rombongan pesta pernikahan.
Mereka adalah peserta pawai Lebaran Depok 2024 yang terdiri dari unsur perangkat daerah dan Kecamatan Kota Depok. Pawai sendiri dimulai pada pukul 07.00 WIB dan bertolak dari Gedung Pramuka menuju ke pusat perayaan yaitu alun-alun kota Depok.
Kami melewati rombongan pawai pada jam 7.30 WIB. 30 menit setelah rombongan pertama diberangkatkan. Tak bisa diburu-buru, setiap rombongan harus berhenti di pos kedatangan. Di sana mereka disambut oleh Elly Farida selaku ketua TP-PKK serta Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono.
Di pos kedatangan para peserta pawai memperlihatkan kepiawaiannya dalam berpantun. Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan melewati gerbang acara Lebaran Depok menuju ke panggung utama yang terletak di tengah alun-alun.
Sementara itu semakin siang jalanan terlihat semakin padat. Pengunjung pun mulai berdatangan. Lahan parkir yang berdaya tampung cukup besar sampai kewalahan hingga melebar ke bahu jalan. Kami yang terhitung datang pagi pun harus parkir sejauh 300 meter dari gerbang utama alun-alun.
Hari ini adalah hari ke 3 sekaligus hari terakhir dari rangkaian perayaan Lebaran Depok 2024 jadi wajar kalau masyarakat tumpah ruah di lokasi perayaan.
"Kak, boleh minta hotspotnya, nggak?" seorang perempuan muda mengalihkan perhatian saya di tengah kerumunan.
"Saya janjian ketemu teman di sini tapi nggak punya pulsa!" katanya lagi dengan muka penuh keputusasaan.
"Yah, Dek, saya juga nggak ada pulsa ini juga janjian dengan suami yang lagi parkir dan menunggu ditelfon," kata saya sembari dalam hati menyalahkan diri karena lupa mengisi pulsa.
Tak dapat bantuan si perempuan pun pamit dan menghilang dari pandangan saya. Rumit pastinya, janjian dengan kawan di tempat yang berisi ribuan bahkan mungkin puluhan ribu orang. Mungkin ia dan temannya pun tak mengira pengunjung akan sepadat itu.
Warga Depok dan sekitarnya pastinya ingin turut meramaikan hari terakhir lebarannya kota Depok dengan menikmati berbagai rangkaian acara seperti fashion show era 70an, pawai serta aneka kuliner baik tradisional maupun yang sedang hits. Tercatat ada 244 UMKM yang turut memeriahkan lebaran dengan tema "Warisan Tradisi Lokal buat Bocah Milenial Wujudin Depok Berbudaya" ini.
Kerak Telor, Dodol serta Es Selendang Mayang terlihat di beberapa booth stand. Selain itu ada juga booth stand yang menjual oleh-oleh khas kota Depok seperti Nastar Belimbing, Pie Belimbing, Bolu Gulung Belimbing, Lapis Legit Belimbing, Bombolini Belimbing dan Es Belimbing.
Belimbing sendiri bagi kota Depok merupakan komoditas holtikultura lokal yang dinilai unggul dan berdaya saing. Bahkan belimbing sejauh ini telah menjadi ikon kebanggaan kota Depok maka tak heranlah jika olahannya menjadi oleh-oleh khas kota ini.
Uniknya, ada salah satu rombongan pawai ada yang membawa arakan belimbing raksasa, seolah ingin menunjukkan Depok sebagai kota Belimbing.
Banyak kuliner serta budaya terangkat serta dikenal masyarakat melalui acara ini. Lebaran Depok sendiri merupakan upaya untuk melestarikan kebudayaan yang sudah ada sebelumnya.
Selain arak-arakan budaya dan pakaian adat, tradisi ini juga menggelar kegiatan seperti rantangan, ngubek empang, nyedengin baju, penyembelihan kebo andil dan sebagainya.
Dalam rangkaian acara di hari terakhir, ada pula penyerahan sarung dan golok kepada Kapolres Metro Depok Komisaris Besar (Kombes) Polisi Arya Perdana bersama Komandan Kodim (Dandim) 0508 Depok Kolonel Infanteri Imam  Widhiarto yang mendapat gelar kehormatan dari KOOD (Kumpulan Orang-Orang Depok) Berbudaya.
Selain mengangkat tradisi serta warisan budaya, Lebaran Depok juga diharapkan mampu mengangkat keberadaan UMKM di wilayah sekitar. Bahkan Dede Hidayat selaku ketua Lebaran Depok 2024, melalui antara.com, mengungkapkan bahwa tradisi ini sudah masuk dalam kegiatan budaya di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) karena melibatkan para pelaku UMKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H